#43

4K 176 6
                                    

"Next time kita jalan lagi ya, gue kangen sama masa SMA kita dulu." Ucap Devran

Devran mengantar Diandra pulang ke rumahnya. Devran sangat senang karena bisa dekat dan sedikit demi sedikit bisa mengulang masa-masa SMA dulu.

"Bukannya udah punya pacar, lebih baik kamu fokus sama pacar kamu. Aku gak mau dibilang sebagai perusak hubungan orang." Jawab Diandra

"Tapi gue cuma nyaman sama lo, Ra." Ucap Devran

"Kamu udah pilih Sesil kan jadi kamu harus yakin dengan apa yang kamu pilih. Jangan sampai kamu membuat kesalahan seperti yang aku lakukan dulu. Kamu orang baik dan aku selalu percaya apapun yang kamu lakukan kamu selalu bertanggungjawab dengan semua itu." Jawab Diandra

"Tapi..." Belum sempat Devran berbicara Diandra sudah memotongnya

"Udah aku gak papa kok, sekali lagi makasih ya udah ngantar pulang. Aku mau masuk udah malam nih, maaf ya kamu gak bisa mampir karena udah kemalaman. Kamu hati-hati ya Dev nyetirnya." Ucap Diandra dengan tersenyum dan membuat Devran tidak bisa berkata-kata lagi

Devran hanya membalas dengan senyuman dan pergi meninggalkan Diandra. Diandra pun masuk ke dalam rumahnya. Ia sempat bertemu Mama dan Papanya yang sedang duduk di sofa ruang santai sembari melihat televisi.

"Kamu baru pulang sayang?" Tanya Mama Inneke

"Maaf ma soalnya ini baru aja selesai dari toko buku." Jawab Diandra

"Iya tapi lain kali ngabarin dulu soalnya dari tadi Mama kamu cemas nungguin kamu yang gak pulang-pulang." Sahut Papa Hanung

"Maaf Pa, lain kali Diandra akan kasih kabar dulu." Jawab Diandra yang merasa bersalah

"Yaudah gak papa sayang, kamu udah makan belum biar Mama siapin makanannya." Tanya Mama Inneke

"Udah kok ma tadi ditraktir sama Devran. Diandra mau ke kamar dulu ya Ma." Diandra langsung menuju ke kamarnya

Setelah membersihkan diri, Diandra memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk.

Tok..tok..tok..

"Sayang ini Mama, apa Mama boleh masuk?" Mama Inneke langsung me membuka kamar Diandra

"Ada apa Ma, ada yang perlu dibantu? Tanya Diandra yang langsung duduk di atas kasurnya

"Mama senang mendengar kamu dan Devran sudah baikan lagi." Ucap Mama Inneke dengan perlahan membelai rambut Diandra

"Mama kok tau kalau Diandra sama Devran hubungannya gak baik?" Tanya Diandra dengan penasaran

"Oxel udah cerita semuanya, Mama juga udah marahin Oxel karena sifat kekanak-kanakannya. Malah kamu yang jadi sasarannya, maafin kakak kamu ya karena dia itu selama ini kesepian. Sebenarnya Oxel itu sering diam-diam datang ke kamar kamu ketika sedang tidur. Sebenarnya dia sedih karena membuat kamu jadi terluka. Setiap kamu menangis diam-diam Oxel juga menangis maka dari itu Mama juga bingung bagaimana caranya untuk memberi tahu kakak mu itu. Tapi sepertinya sekarang sudah lebih baik jadi Mama tidak terlalu khawatir lagi." Ucap Mama Inneke dengan terus membelai rambut Diandra

"Makasih ya Ma udah ngasih tau Diandra, bagaimanapun juga Diandra gak bisa marah ke kak Oxel karena Diandra sayang banget sama kak Oxel. Sekarang Mama gak usah khawatir lagi karena semua udah baik-baik aja kok. Mulai sekarang Diandra berjanji akan hidup lebih baik lagi dari sebelumnya dan gak bakal bikin Mama Papa dan kak Oxel khawatir lagi." Diandra memeluk Mama Inneke dengan penuh kasih sayang dan dibalas Mama Inneke dengan pelukan dan kecupan manis di kening Diandra

Keesokan paginya Diandra kembali berangkat ke kampus dan bertemu dengan Merry dengan senang Merry menggoda Diandra karena kemarin jalan dengan Stevan.

"Ciyee yang kemarin habis ngedate?" Goda Merry dengan wajah yang sangat senang

"Lo ngomong sama siapa? Sama gue?" Tanya Diandra yang tidak menyadarinya

"Gak.. tuh gue ngomong sama tukang kebun tuh?" Ucap Merry dengan kesal dan menunjuk tukang kebun yang sedang asyik menyapu

"Emang siapa yang ngedate sih?" Tanya Diandra dengan santai

"Bukannya kemarin lo ke toko buku sama Stevan, gitu ya kalian sekarang udah sering jalan bareng gak ajak-ajak. Tapi ya udahlah gue juga gak mau jadi obat nyamuk diantara kalian hehehe." Jawab Merry dengan tersenyum

Perasaan kemarin gue jalan sama Devran. Eh... Ya ampun kenapa gue bodoh banget bukannya kemarin gue ke toko buku sama Stevan. Kenapa bisa lupa kayak gini sih?

Tanpa sadar raut wajah Diandra berubah menjadi cemas dan memukul kepalanya sendiri.

"Eh lo kenapa? Kepala lo sakit, apa lo perlu obat?" Tanya Merry yang melihat reaksi Diandra yang tidak biasa

"Eh.. gak kok Mer, gue gak papa kok. Yaudah kita ke kelas yuk?" Diandra bergegas menuju ruang kelasnya dan langsung diikuti Merry dengan sedikit bingung

Selama pelajaran berlangsung Diandra tampal tidak tenang, ia sangat ingin menghubungi Stevan tapi ia juga ada kelas yang gak bisa ditinggalkan. Diandra berpikir pasti Stevan sangat marah karena meninggalkannya begitu saja di toko buku tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.

Setelah dosen keluar kelas dengan segera Diandra menghubungi Stevan berulang kali kerena hp nya tampak sibuk dan raut wajah Diandra semakin berubah menjadi sedih.

"Lo kenapa sih Ra, kok semakin lama muka lo semakin sedih?" Tanya Merry yang menghampiri Diandra

"Gak papa kok Mer?" Jawab Diandra seadanya

"Kita kan temenan udah lama dan gue juga bisa jaga rahasia kan, masa lo gak percaya sama gue Ra?" Tanya Merry yang mulai ikut sedih

"Kok lo jadi ikut sedih sih Mer, sebenarnya.. gue udah bikin salah sama Stevan." Jawab Diandra dengan terbata-bata

"Emang lo bikin salah apa, mungkin gue bisa bantu lo. Yang gue tau Stevan bukan tipe orang yang suka marah kok?" Jawab Merry yang mulai membuat Diandra sedikit tenang

"Sebenarnya kemarin gue emang jalan sama Stevan ke toko buku, saat asyik cari buku tiba-tiba gue ketemu sama Devran dan dia mantan gue. Dia ngajak gue makan dan jalan-jalan sampe akhirnya dia nganterin gue pulang. Gue benar-benar lupa kalau gue lagi jalan sama Stevan, dan bodohnya gue juga baru tau setelah tadi pagi lo ngasih tau ke gue. Dan sekarang gue juga gak bisa hubungi dia." Jawab Diandra dengan sedih

"Tunggu.. Devran sahabatnya Stevan itu mantan lo Ra?" Tanya Merry dengan sedikit terkejut

"Iya." Jawab Diandra

"Wah.. kalau gue tau dari awal ternyata lo mantanya Devran ya gak bakalan lo gue jodohin sama Stevan." Ucap Merry

"Emangnya kenapa?" Tanya Diandra yang masih sedih

*****

DiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang