Chapter 8

781 62 8
                                    

Happy Reading Guys
Maaf udah lama gak update😄
Diusahin secepatnya kok😚😚

***SHK POV***

"Minumlah, sebelum kau mati kedinginan" ucap suara yang sudah mulai kukenal. Dengan perlahan aku mendongakkan kepala dan melihat pria tadi mengulurkan segelas kopi panas.

Aku hanya menatapnya tanpa melakukan apa-apa, aku tidak mengerti jalan pikiran pria dihadapanku ini, bukankah ia tadi sudah pergi?

"Wae? Kenapa kau memandangku seperti itu? Dan apa kau menangis?" tanyanya.

Aku menggeleng pelan dan kembali menundukkan kepalaku rasanya sangat lelah untuk beradu argument dengannya.
Aku tidak menangis, hanya saja perasaanku saat ini sangat buruk dan jujur saat aku tahu aku akan sendiri kembali di sini sedikit membuatku takut.

"Hm.. kurasa kau takut kutinggalkan disini hmm??" ujarnya dengan angkuh. Dam kali ini aku tidak bisa diam.

"Jangan asal mengatakan sesuatu tanpa berpikir!" kataku singkat yang ingin menyindirnya.

Kali ini aku mendengar suara tawanya yang cukup nyaring
"Aku tahu kau pasti sangat ketakutan. Apakah dalam keadaan seperti ini pun kau masih angkuh aghassi?"

"Diam kau!!" bentakku dengan tatapan tajam kearahnya. Lihatlah, bagaimana dia tersenyum kecil seperti itu saat aku sudah sangat ingin memukulnya kembali.

Memang dia adalah pria aneh.

"Dasar keras kepala! Ini! apa kau ingin aku membuangnya saja" kembali ia mengulurkan gelas kopi tersebut kearahku.

Dinginnya malam memang sudah seperti menusuk sampai ketulangku dan minum kopi sepertinya adalah ide terbaik tetapi pria tersebut membuatku takut meminumnya.

"Aku tak memberinya racun, jika itu menjadi pikiran kepala batumu!" ujarnya kembali yang membuatku langsug mengambil gelas ditangannya.

Dia terlalu banyak bicara dan memancing emosiku. Kalau saja aku mati, satu hal pasti aku akan menghantui hidupnya.

Gelas kopi yang mengepulkan asapnya terasa hangat dalam genggaman tanganku. Dengan pelan aku menyeruputnya dan kehangatan seperti menjalar dalam tubuhku.

Aromanya juga khas, menghirup aroma kopi seperti ini membuatku merindukan Han Hyo Joo. Dia tidak akan pernah lupa menghirup aroma kopinya sebelum meminumnya.

Huah... sekarang saja aku sudah merindukan mereka.

"Aneh!!" komentarnya pelan tetapi sangat jelas ditelingaku.

"Kau mengataiku?"

"Kau merasa aneh? Baguslah jika kau sadar!!" ucapnya sarkatis yang membuat khayalan manisku hilang begitu saja.

"Tidak bisakah kau diam dan tenang sebelum aku menyirammu dengan kopi ini!" ujarku kembali tanpa mentapnya.

Malam semakin sepi dan kali ini suara kendaraan yang berlalu lalang pun semakin sedikit. Aku juga tidak tahu harus kemana di malam seperti ini.

Hanya pria ini yang kukenal, aku menatapnya sebentar. Dia bahkan tak bersahabat sama sekali.
Kembali ke Bandara? Kalau bertemu dengan mereka mungkin nanti aku akan dikubur hidup-hidup.

"Kau ingin kemana??" suara itu kembali bergema di heningnya malam ini.

Aku mendongakkan kepalaku memastikan bahwa dialah yang berbicara. Aku mendengus pelan
"Entahlah! Tidak ada satupun orang bisa dipercaya!!" ucapku asal.

"Kau menyindirku?" tanyanya kemabli dengan tajam.

"Kau merasa?"

Kali ini ia tersenyum kembali dan berjongkok tepat dihadapanku "Kau seharusnya lebih berhati-hati ditempat asing seperti ini. dan kurasa kau juga terlalu berani" komentarya dengan sinispadaku.

My Precious WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang