Lanjutan 1

29 6 0
                                    

Zafa terduduk di bangkunya, kini mereka bertiga sudah sampai di kelas, dan kelas terlihat sepi. Mungkin sebagian anak anak kelas pergi ke kantin atau lapangan sekolah untuk bermain basket.

"Lo seriusan pernah pacaran sama kak Ando?" tanya Meysa masih tidak percaya, Zafa mengangguk meyakinkan

"Halu kali lo Fa" bantak Manda yang masih mengelak akan hal itu

"Jadi gue cuma jadian sama kak Ando sekitar 3 hari, makannya nggak ada yang tahu" jelas Zafa

"Kenapa kalian putus coba?" tanya Meysa, benar apa alasan sebenarnya Zafa memutuskan hubungan dengan Ando. Kini gadis itu terdiam dan kembali mengingat kejadian itu

Flashback

Ando menarik tangan Zafa dengan keras, ia menarik paksa gadis itu ke atap sekolah dengan wajah yang marah. Matanya merah dan deru nafasnya memburu, menahan amarah yang kini dirasakannya.

"Lepasin kak, sakit" zafa menghempaskan tangan pria itu, ada yang ia tahan agar tidak tumpah. Tubuhnya bergetar menahan rasa takut.

"Gue udah nggak tahan Fa"

"Maksudnya?" tanya Zafa bingung, ia sungguh tak mengerti

"Jauhin Niko, demi gue" jawab Ando meminta, Zafa terdiam. Jadi ini titik masalah hubungan mereka berdua, memasuki hari ke 3 dan ini masalahnya.

"Nggak" tolak Zafa mantap, gadis itu mundur 2 langkah dari hadapan Ando

"Lo sayang sama gue kan?" tanya Ando, Zafa terdiam. Gadis itu juga tidak tahu apa yang sedang dirasakannya

"Fa JAWAB!" bentak Ando keras, buliran air bening keluar dari mata Zafa perlahan, gadis itu tak mampu menahannya lagi

"Maaf kak, aku ga bisa jauhin Niko. Kita temenan udah dari kecil"

"Tapi gue pacar lo Fa, gue cemburu"

"Kalo kakak nggak percaya, kita udahan aja. Buat apa kita kaya gini? Kalo ujungnya kakak tetep nggak percaya sama aku"

"Jadi lo lebih milih Niko dari pada gue?" tanya Ando memperjelas, Zafa mengangguk tanpa ragu

"Maaf kak, aku duluan" Zafa hendak berbalik, tapi ucapan Ando membuatnya mengurungkan niatnya

"Niko aja tega ninggalin lo demi Mega, kenapa lo engga? Apa yang lo harepin dari dia?"

Zafa tersenyum pahit, "gue nggak ngeharepin apapun dari dia. Yang gue tahu gue tulus temenan sama dia, karena gue .. Gue perduli sama dia. Menurut gue temen itu bukan seseorang yang selalu hadir dimanapun kita berada. Temen itu adalah seseorang yang tau menempatkan dirinya. Ia selalu menyediakan telinganya untuk mendengar semua keluh kesah kita, merelakan pundaknya sebagai sandaran saat kita tergugu dalam isak tangis. Dan ia adalah orang pertama yang ikut merasakan kebahagian saat melihat ataupun mendengar kebahagian kita. Walau kadang kita lupa berbagi kebahagian dengannya" jawab Zafa dengan lugas. Dimatanya tak terpancar rasa ragu sedikitpun.

"Dan mungkin sekarang Niko lagi bahagia dan dia lupa buat berbagi kebahagiaan sama gue, gue nggak masalah. Dia boleh pergi sesuka dia ketika jenuh ngeliat gue, tapi karna gue udah milih buat jadi temen dia dari dulu, gue bakalan tetep disini, menempatkan diri dimana seharusnya gue berada. Gue nggak bakalan pernah maksa seseorang buat tetep di samping gue dan ngerusak kebahagiaan dia" lanjuta Zafa lantang, gadis itupun berbalik dan meninggalkan Ando yang masih dibuatnya diam karena ucapanya. Dan semuanya berakhir begitu saja dan ditempat yang sama mereka memulai semuanya.

Flashback End

Zafa menghela nafas berat, jika mengingat hal ini membuatnya sedikit merasa sakit. Apalagi hal ini sudah susah payah untuk ia tutupi.

"What? Jadi kalian pacaran pas Mega pacaran juga sama Niko?" tanya Meysa terkejut, Zafa mengangguk.

"Kok lo kadang bego si Fa? Lo nggak pengalaman masalah begituan deh kayanya" ujar Manda yang gemas sejak tadi mendengar cerita Zafa, bagaimana tidak selama ini Zafa menyembunyikan berita besar sendirian.

"Kok gitu sih Man, gue kan udah susah payah buat cerita ke kalian"

"Alah lo tuh ya suka gitu deh sok polos, lo udah tau Niko pergi ngejauhin lo buat Mega, dan lo malah ninggalin Ando buat Niko yang nggak tau diri?" tanya Manda benar benar heran dengan Zafa saat ini

"Terserah ya, tapi gue nggak pernah nyesel buat keputusan kaya gitu. Ya menurut gue itu bener, kalo dia beneran suka sama gue seharusnya dia mau nerima segala yang ada dihidup gue terutama soal Niko"

"Yaudah sih ya udah, itukan juga masalalu. Nggak usah dibahas lagi. Lagian kak Ando juga udah punya Mega, kenapa di debatin lagi, dia aja move on cepet banget" bela Meysa, ia tidak ingin jika Zafa terus dipojokan. Menurutnya juga, keputusan yang di ambil Zafa sudah benar. Pas pada porsinya.

"yaudah sih, gue bangga punya temen kaya lo. Dibalik wajah polos lo, otak lo yang pinter ternyata lo nggak kalah bego sama kita Fa" ujar Manda terbahak bahak kemudian. Zafa menautkan alisnya heran.

Mereka bertiga kini kembali seperti biasa, membicarakan masalah lain dan tidak ingin mengorek lebih dalam masalah percintaam Zafa di masalalu, yang sudah susah payah ia kubur.

***



4 jam berlalu, 2 mata pelajaran terakhir selesai. Zafa dan kedua temannya keluar dari kelas dan menuju arah gerbang sekolah, dari jauh Zafa dapat melihat mobil ibunya yang sudah menunggunya di depan. Terpakir tidak jauh dari mobil mobil lain yang sedang menunggu siswa siswi SMA Pancasila.

"Gue duluan ya nyokap udah nungguin" pamit Zafa, kedua temannya mengangguk paham.

Gadis itu segera berjalan menuju mobil silver yang ada di depan gerbang. Ia segera masuk dan memasang sabuk pengaman dengan baik dan benar

"Mah? Zafa boleh bolos les nggak hari ini?" Tanya Zafa ragu, namun ia tetap melontarkan pertanyaan itu. Ibunya meliriknya tajam, membuat Zafa menundukan kepala kemudian

"Kenapa bolos? Mau nilainya turun?"

"Mamahnya Niko masuk rumah sakit, Zafa pengen jenguk" jawab gadis itu menjelaskan

"Nanti pulang leskan bisa, mamah temenin jenguk"

"Mamah yakin?"

"Zafa ngeraguin mamah? Mamah pernah bohong sama kamu kalau ngejanjiin sesuatu?" Tanya ibunya dengan tatapan mematikan, Zafa hanya menggeleng

"Sekarang kamu mamah anterin les, nanti mamah jemput lagi buat jenguk tante Elma" sambung ibunya, Zafa mengangguk paham

Wanita paruh baya itu segera menghidupkan mobilnya, dan mengindak pedal gas untuk membelah kota Jakarta yang ramai dan panas ini, mengantarkan putri kesayangannya untuk melakukan aktivitas selanjutnya seusai sekolah. Yaitu mendapatkan pelajaran tambahan dari bimbingan belajar

***
Holaaaaaaa

Sampe part 10
Jangan bosen buat baca yaa
Thanks for reading and happy ready again💕💕💕💕

Of Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang