Sedikit Luka kembali terbuka

30 8 0
                                    

Kini Niko sudah berada tepat di depan rumah Zafa, pria itu membukan pintu mobil dengan segera dan mengantar Zafa sampai depan pintu rumahnya, mereka saling bertatap untuk sejenak. Sesekali Zafa mengalihkan pandangannya dengan kikuk, ia benci saat saat bersama Niko menciptakan atmosfer keheningan di antara mereka, seperti seolah olah memberi ruang untuk perasaan yang lain di keduanya

"Ng.. Yaudah lo masuk gih istirahat, gue harus buru buru cabut karena ada janji" ujar Niko mendadak sedikit gagu

Zafa hanya mengangguk paham dan melambaikan tangannya, ia segera masuk kedalam tanpa mengatakan apapun lagi, lidahnya terasa kelu walau hanya sekedar untuk memanggil nama Niko sekalipun.
Niko yang sedari tadi memastikan Zafa masuk kini segera beralih, menuju sebuah mobil di depan rumah Zafa, ia segera masuk dan menyalakan mobilnya, menginjak pedal gas dan kembali membelah jalanan padat penduduk di kota Jakarta
Niko membelokan stir mobilnya menuju sebuah kedai kopi yang cukup ramai, ada berbagai kalangan yang ada didalam sana, dari pelajar sepertinya hingga mahasiswa ataupun para pebisnis kantoran, ini padahal hari weekend, masih ada saja orang kantor bekerja di hari minggu, seperti ibunya. Dan itu sedikit menyisakan luka

"Hei" Niko menangkap arah suara itu, ia menemukan seorang pria yang mungkin bisa dikatakan 7 tahun lebih tua darinya. Ya sedikit lebih tua.

"Bang, udah lama nunggu? Maaf ya lama, tadi nganterin Zafa pulang dulu" ujar Niko sembari duduk didepan pria itu

"Gimana? Dia baik baik ajakan?" Tanya pria itu kemudian, mimik wajahnya seketika berubah menjadi lebih sedikit serius

"Nggak ada yang berubah bang" jawab Niko sedikit menyesal, entah apa yang mereka bicarakan, namun sepertinya arah pembicaraan ini menuju Zafa Sagita

"Kenapa nggak langsung kerumah aja? Tante pasti seneng abang pulang" tambah Niko, pria itu menggeleng tidak tahu

"Papah pasti nggak ngijinin, gue udah nyoba buat pulang beberapa kali" jawab pria itu menghela nafas berat, kini Niko bingung harus melakukan apa

"Sebenernya papah nggak sekeras itu dulu, tapi nggak tau kenapa dia jadi ngebatasin gue buat ketemu Zafa" sambung pria itu berat, Niko hanya terdiam menunggu lebih lanjut cerita pria itu

"Pasti Zafa mikirnya gue udah nggak perduli lagikan sama dia? Padahal diem diem gue ngawasin dia dari jauh, gue nggak mau kalo sampe mamah sama Zafa kena masalah karna gue ngebantah kemauan papah" lanjutnya

"Bang, tapi asal abang tahu Zafa itu kangen sama abang, yaudah gausah ketemu deh. Gimana kalo abang chat dia aja dulu. Bilang kalo semua ini salah paham. Jangan biarin dia berasumsi sejauh mungkin" Niko mencoba menyampaikan idenya, ia hanya tidak ingin melihat Zafa terlalu larut dalam lukanya, melihat Zafa sesekali murung saja itu menyakiti hati Niko. Memang jika diawal Zafa terlihat kuat dan ceria, seolah olah tak ada masalah di hidupnya. Tapi asal kalian tahu, gadis itu lebih rapuh dari pada yang kita lihat

"Makasih Nik, lo udah mau dengerin gue selama ini. Dan lo udah jagain Zafa sebaik mungkin. Jangan buat dia ngerasa sendiri ya, gue takut dia tumbuh nggak baik di umurnya yang masih remaja ini" ujar pria itu menepuk pundak Niko pelan

"Gue bakalan bantuin bang Dava buat ngembaliin semuanya kok, demi Zafa" ucap Niko kemudian. Tentu saja, Dava. Dava Yeriko, anak pertama dari keluarga David Brotoasmoro, yang juga dikenal sebagai kakak Zafa Sagita. Mereka berdua hidup terpisah sejak entah kapan hal itu dimulai. Dimana keluarga mereka runtuh seruntuh runtuhnya menyisakan kepedihan dan luka, terutama untuk Zafa. Dan saat ini Dava sedang berusaha untuk mengembalikan semuanya, demi Zafa adik satu satunya.
***

"Persetan dengan tugas! Gue tu pengen libur yang indah bukan yang begini"

Zafa memutar bola matanya, ia meletakan pulpennya dan menatap kedua teman sekelasnya yang kini sudah berada di dalam kamarnya. Memang mereka berdua datang setelah selang beberapa menit Niko pergi, dengan berbekal embel embel tugas. Mereka memaksa masuk kedalam rumah Zafa mengingat Zafa cukup pintar dalam semua mata pelajaran

Of Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang