Chapter 4

2.2K 189 6
                                    

"Lo telat 5 menit 24 detik." ucap Ivan saat mendapati Raina berjalan malas kearah Ivan dengan bola basket ditangannya.

"Untung gue mau dateng, lo tuh ganggu gue tidur!" balas Raina dengan ketusnya kemudian melemparkan bola basket kepada Ivan dan dengan sigap ditangkap oleh Ivan.

Ivan sudah berada dilapangan ini sejak 15 menit yang lalu, maka dari itu Ivan langsung mengomel saat Raina datang telat, karna 1. Ivan anti dengan yang namanya telat, 2. Ivan tidak suka menunggu, dan yang ke-3. Ivan ingin cepat-cepat menunjukan trik terbaru yang ia pelajari dari youtube.

Hari ini Ivan dan Raina sama-sama memiliki kelas pagi, yaitu jam 10. Dan itulah alasan mengapa Raina sangat malas datang sepagi ini hanya untuk mengajari cowok paling menyebalkan dimuka bumi dihadapannya ini bermain basket.

"Gue mau tunjukin beberapa trik yang gue pelajarin kemarin." Ivan terlihat begitu bersemangat pagi ini.

Ivan langsung mengdrible bola ditangannya, melangkah mendekati ring, dan kemudian melompat memasukan bola kedalam ring.

"Yes! Percobaan pertama gue berhasil. Keren nggak tuh!" Ivan bersorak membanggakan dirinya karna berhasil dengan sempurna mempraktekan video yang ia tonton semalam.

Sedangkan Raina, dia hanya menatap Ivan dengan tatapan biasa. Tidak ada ekspresi wow karna Ivan berhasil mempelajari trik baru tanpa bantuannya.

"Kalo youtube aja bisa ngajarin lo, ngapain lo nyuruh gue cape-cape ngelatih lo." Raina sebenarnya sedikit kesal dengan Ivan yang mengganggu waktu istirahatnya, tapi dalam hatinya ada sedikit kebanggaan karna bisa melatih seorang Ivan Martinez melakukan hal yang sama sekali tidak ia sukai hanya karna ingin mengalahkan saudara kembarnya.

"Bisa nggak sih lo sehari aja ikhlas ngajarin gue!" Ivan mendengus kesal melihat wanita dihadapannya masih berdiri menatapnya dengan tatapan tidak suka. "Sekarang coba rebut bola dari gue." Ivan pun kembali memainkan bola ditangannya dan memantulkannya ketanah didepannya.

"Seberapa jauh lo belajar dari youtube nyampe lo nantangin gue?" Raina berucap meremehkan Ivan.

Dengan gerakan cepat Raina berlari kearah Ivan dan langsung merebut bola ditangan Ivan dengan gampangnya dan memasukan bola itu kedalam ring dengan sedikit berlompat.

Setelah berhasil mengalahkan Ivan, Raina menatap Ivan dengan senyuman kemenangan yang membuat Ivan mendengus kesal.

"Lo nantangin gue kalo kemampuan lo udah sehebat Emil." cibir Raina yang membuat Ivan berang.

Ivan memantulkan bola basket ditangannya dengan keras kearah tanah dan membuat bola itu melambung tinggi keudara.

"Bisa nggak selama lo lagi sama gue ngga usah mbahas tentang Emil! Gue muak selalu dibanding-bandingin sama Emil! Semuanya Emil, dan nggak ada yang pernah anggap keberadaan gue!" bentak Ivan tepat didepan wajah Raina.

Bukannya takut, Raina malah menatap Ivan dengan tatapan meremehkan. Ini memang pertama kalinya Ivan semarah dan semeledak ini kepada Raina. Tapi Raina begitu mengenal Ivan, dan dia sudah memperkirakan suatu saat hal seperti ini pasti akan terjadi. Dan sekaranglah waktunya tiba, sialnya target tumpahan emosi Ivan adalah Raina.

"GUE AKAN BUKTIIN SAMA SEMUANYA, KALO GUE BISA JAUH LEBIH BAIK DARI EMIL!" Tambah Ivan dengan tegas sambil menujuk wajah Raina dengan telunjuknya. Sedangkan wajah Ivan sudah memerah setelah menumpahkan semua emosinya.

"Kalo gitu tunjukin sama gue." jawab Raina dengan santainya kemudian berjalan meninggalkan Ivan.

Sebelum benar-benar meninggalkan Ivan, Raina berjalan mengambil bola basket miliknya yang tergeletak dipinggir lapangan dan kemudian melemparkan kearah ring basket, dan bola itu memasuki ring basket dengan mulus. 3 point for Raina.

PRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang