Chapter 8

2.2K 187 4
                                    


Ivan melangkah terburu-buru menuju fakultas Akuntansi tempat Raina berkuliah yang tak jauh dari fakultasnya. Ivan terus mencari keberadaan Raina, dan langkahnya terhenti saat melihat wanita itu sedang berdiri menatap mading.

"Kenapa dibabak penyisihan gue bisa ketemu sama Emilio? Rencana gue itu ketemu Emil di final. Kalo babak awal bokap gue nggak bakalan nonton." Ivan yang baru saja datang menghampiri Raina langsung menghujaminya dengan omelan.

Raina menatap Ivan dengan tatapan tak kalah menakutkan dari Ivan. "Kesepakatan kita cuma sampai lo masuk tim basket fakultas gue. Lagian gue bukan panitia acara ini yang bisa ngatur lo tanding sama siapa. Gue udah nggak ada urusan lagi sama lo. Perjanjian kita udah selesai waktu lo berhasil masuk tim basket fakultas gue. Nggak usah ganggu gue lagi." jawab Raina menggebu-gebu dan kemudian berjalan meninggalkan Ivan sendiri.

****

Hari yang ditunggu-tunggu oleh Emilio dan Ivan pun tiba. Ini adalah hari pertandingan basket antara tim Ivan dan Emilio.

Ivan sudah menyiapkan mental sejak jauh hari. Ia sudah siap mendapat hujatan dari anak fakultasnya bahkan dari saudara kembarnya. Yang ia fikirkan sekarang adalah mengalahkan Emilio dan bicara dengannya ayahnya kalau ia berhasil mengalahkan Emilio dalam basket dan ia akan mengalahkan Emilio diakhir semester nanti.

Ivan memutuskan untuk berangkat lebih awal karna tak ingin bertemu Emilio dan berangkat bersama. Jujur sekarang ia sedikit merasa bersalah kepada kembarannya itu karna menyembunyikan masalah besar kepadanya.

Tapi nasi sudah menjadi bubur. Ivan tak mungkin mundur saat ini. Ia tak mungkin mengkhianati timnya. Yang bisa ia lakukan saat ini adalah melakukan yang terbaik untuk tim yang ia bela saat ini.

"Kenapa lo?" tanya Ivan yang mendapati Raina melamun ditribun lapangan basket.

Raina yang tersadar dari lamunannya langsung menatap Ivan dengan dingin dan sorot kebencian. Jujur saat ini Raina sengaja menjauhi lelaki disampingnya itu. Kalau ditanya, siapa sosok yang paling dibenci Raina saat ini? Jawabannya adalah Ivan Martinez.

Kejadian kemarin dan kejadian yang ia bayangkan kedepannya akan memburuk menjadi alasan utama kenapa Raina membenci Ivan.

Bukannya menjawab, Raina memilih bangkit dari duduknya dan melangkah meninggalkan Ivan.

"Aneh." gumam Ivan menatap kepergian Raina.

****

Pertandingan basket antara sebentar lagi akan dimulai dilapangan utama Universitas Nusa Harapan.

Tim Emilio sudah berkumpul di pinggir lapangan untuk bersiap-siap memulai sesi latihan, sedangkan Tim Ivan masih berada diruang ganti.

"Gue kasian deh sama Emilio, berasa dikhianatin banget." Gumam salah seorang mahasiswi yang sedang bergosip ria dengan mahasiswi lainnya, namun gumaman mereka dapat terdengar jelas oleh telinga Emilio.

'Khianatin gue?' Batin Emilio bingung.

"Iya, gue juga nggak ngira banget mereka kaya gitu." Jawab mahasiswi yang lain.

"Gue sering banget mergokin Ivan sama Raina main basket bareng di lapangan indoor Akuntansi. Dan sekarang Ivan gabung di tim Raina."

Telinga Emilio mulai panas mendengar orang lain membicarakan hal buruk tentang saudara kembarnya dibelakang.

Emilio berjalan menghampiri ketiga gadis yang sedang asik bergosip itu.

"Tolong ya kalian kalau ngomong dijaga. Raina sama Ivan nggak mungkin kaya gitu. Gue kenal mereka berdua. Kalian siapa?" Ucap Emilio memperingati.

PRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang