"Mark, istirahat yuk!" ajak Sana ke Mark yang sedang tertidur dengan wajah yang terhalang oleh buku pelajaran dan telinganya yang ditutup oleh earphone.
Sana mendengus. "Pasti dia gak denger!"
Sana kemudian menarik earphone yang berada di telinga Mark. "BANGUN, MARK TUAN!"
Mark seketika terbangun dari tidurnya, dan mengacak-acak rambutnya. "Apaan sih, gak jelas banget lo."
"Ayo, istirahat~" ajak Sana, memohon-mohon ke Mark.
"Tapi jajanin gue, oke?" Balas Mark.
"Dih, nggak mau gue." Sana menyilangkan tangannya.
"Ya udah, nggak gue temenin~"
Sana mendengus. Lalu ia menarik lengan Mark dan Mark terbangun dari duduknya. Setelah itu mereka berdua keluar dari kelas mereka.
"Gak usah pake narik lengan gue, woy." gerutu Mark.
"Bodo. Terserah gue. Kalo gue lepas, lo pasti balik lagi ke kelas." balas Sana.
"Nggak elah, lepasin dah."
Sana menghela napas, kemudian dia melepaskan tangannya dari lengan Mark. Mark seketika kabur, tetapi untung saja Sana gesit. Sehingga ia bisa menangkap Mark kembali.
"Kok lo cepet banget dah?"
"Gue udah tau, kalo lo bakal kabur. Lo kira gue bego, apa?"
"Iya, lo bego. Pake banget."
Sana kemudian menjitak Mark.
Mark pun meringis.
Dan Sana kemudian menyeret Mark untuk ikut bersamanya ke kantin, membeli makanan.
🌸🌸🌸
Keadaan kantin sekarang penuh dengan murid-murid yang membeli makanan. Bahkan banyak yang berdesak-desakan.
Karena Sana malas berdesak-desakan, ia pun menyuruh Mark untuk membelikannya sesuatu.
"Mark, lo yang beli gih. Rame banget soalnya."
"Dih, kok gue? Kan lo yang mau."
Sana kemudian menarik tangan Mark, lalu memberinya uang. "Lo beliin gue roti melon sama jus jeruk. Sisanya buat lo, beli apa aja terserah."
Mark nyengir. "Bener, yak? Kalo gini mah, oke~"
"Iya, iya. Yaudah, sana gih."
"Siap, tuan putri!" Mark memberi hormat ke Sana lalu dia pun segera membelikan pesanan untuk Sana dan dirinya.
Sana cuman terdiam ketika Mark memanggilnya tuan putri. Kedua pipinya berubah menjadi merah. Aduh. Mark Tuan, kenapa lo ganteng banget sih? Batinnya.
Dan tak lama kemudian, Mark muncul dengan pesanan Sana. "Nih," Mark memberikan Sana roti melon dan jus jeruk dalam kemasan dan juga uang Sana yang masih tersisa.
"Lah, lo gak beli makanan?" Tanya Sana saat menerimanya.
"Gak. Nanti aja gue makannya. Dan lagian kan itu duit lo."
"Ih, gak papa lagi. Pake aja, gue juga dikasihnya kelebihan sama ibu gue," Sana menyodorkan uangnya ke Mark.
"Gak usah, San. Gue bisa beli sendiri, kok," tolak Mark. "Dan ya kali, gue belinya pake duit lo."