Sana kaget saat mendengar jawaban yang dilontarkan oleh Mark. Itu bukan jawaban yang ia harapkan. Ia mengharapkan, Mark menyuruhnya untuk menolak Yuta. Dan memintanya untuk menjadi kekasihnya.
Tetapi? Kenyataannya beda.
Mark malah menyuruhnya menjadi kekasih dari sahabat masa kecilnya.
"Mark... lo bener-bener serius...?" Tanyanya untuk memastikan.
"Emang dari cara bicara gue gak serius?"
Sana merasa Mark sepertinya menjadi berbeda. Itu seperti bukan Mark yang ia kenal.
Dan tanpa Sana sadari, ia mengeluarkan air mata. Mark menyadarinya. Lelaki tersebut tidak menyangka.
Dan dengan spontan, Sana kabur dari hadapan lelaki yang dihadapannya. Mark kemudian menyusulnya.
Apa yang barusan gue lakuin..? Batin Mark.
Tetapi karena Sana larinya sangat kencang, Mark tidak dapat menemukan arah kemana gadis itu berlari.
Ia mengacak-acak rambutnya sendiri lalu memukul sebuah dinding yang berada disampingnya.
Sial.
Sementara itu, Sana terus-terusan berlari sampai ia sadari bahwa ia berlari ke arah rumahnya.
Untung saja, ada kunci cadangan yang keluarganya biasa simpan dibawah pot tanaman. Ia mengambilnya lalu setelah membuka pintu dan menutupnya, ia langsung lari ke kamarnya dan menerjang tempat tidurnya.
Ia lalu menangis lagi. Tidak tahu harus berbuat apa.
Sementara itu ditempat lain, Mark kembali ke restoran keluarga dan saat Mark memasukinya, keluarganya dan keluarga Sana menyadari bahwa Sana tidak ada.
"Mark, Sana kemana?" Tanya ibunya. Mark hanya diam. Ia merasa frustasi dengan semua ini.
"Kalian berdua berantem?" Tanya ibunya Sana.
Mark lalu perlahan mengangguk.
"Kak, boleh ngomong di luar gak?" Bisik Tzuyu ke Mark. Mark mengangguk lalu ia dan Tzuyu keluar.
"Kak Mark, kakak apain Kak Sana?" Tanya Tzuyu to the point.
"Um..." awalnya Mark tidak ingin menjawabnya tetapi karena ia tahu dengan karakter Tzuyu, ia berpikir untuk menjawabnya.
"Gue kan nanya, apa Sana nyembunyiin sesuatu dari gue. Terus dia jawab iya. Dan katanya, Yuta nyatain perasaanya ke dia. Dan gue dengan begonya ngejawab, gue malah nyuruh Sana pacaran sama dia,"
Tzuyu menggelengkan kepalanya sambil memijit pelipisnya. "Terus kak Sana nangis dan kabur kan?"
Mark mengangguk.
"Ya itu sih, salah kakak. Lagian kakak jawabnya gitu. Kakak tau gak sih kalo Kak Sana tuh pengennya kakak yang jadi cowoknya," jelas Tzuyu. Yah, dia memang tahu segala sesuatu tentang kakaknya.
"Jadi maksud lo..."
"Iya, kak Sana suka sama kakak. Dari lama. Dan Kak Sana tuh sama Kak Yuta cuman sebatas sahabat masa kecil. Kak Sana sayang ke Kak Yuta kayak sayang ke saudara. Emang Kak Sana deket sama Kak Yuta, tapi kak Sana nggak pernah punya perasaan suka yang 'itu' ke Kak Yuta." jelas Tzuyu panjang lebar.
Mark lalu berdecih. Ia menyesal dengan apa yang baru saja ia katakan.
"Gak ngerti aku sama kalian berdua," kata Tzuyu.
"Menurut lo gue mesti ngapain?" Tanya Mark.
"Itu sih, terserah kakak," jawab Tzuyu lalu ia masuk kembali ke dalam restoran.
![](https://img.wattpad.com/cover/109480514-288-k197247.jpg)