"Mark!"
Panggil Sana tetapi cowok tersebut tidak memperdulikannya.
"Mark!"
Mark dengan malasnya, ia menoleh ke Sana.
"Gue... mau ngejelasin yang tadi.."
Mark lalu mengambil napas dan membuangnya. "Nggak ada yang perlu dijelasin," cowok tersebut lalu pergi meninggalkannya.
"Tunggu−"
"Sana,"
Sana menengok ke belakang dan yang memanggilnya adalah Jihyo.
"Jihyo..."
"Gue udah tau semuanya..."
Dan jantung Sana langsung berdebar dengan kencang.
"Gue... cukup kecewa sama lo.."
Bener kan.
"Iya, gue tau kok.." Sana mendekati Jihyo dan memeluknya. Jihyo lalu mengelus-elus rambut Sana.
"Gue mesti gimana, Hyo..."
Jihyo memegang kedua pundak sahabatnya. Matanya menatap mata milik Sana.
"San, pertama lo harus minta maaf ke Yuta. Selesain hal itu dengan baik-baik, terus lo ke Mark dan lakuin hal yang sama,"
Sana mengangguk mengerti dan ia memutuskan untuk pergi ke rumah Yuta.
🌸🌸🌸
"Yuta! Ada temennya nih!"
"Siapa−"
Yuta membulatkan kedua bola matanya saat melihat sosok Sana berada di depan pintu rumahnya.
Ia lalu langsung keluar dan mereka berdua berada di luar.
"Yut..."
Yuta yakin bahwa Sana ke rumahnya pasti untuk meminta maaf.
"Gue mau minta maaf..."
"Iya, gue tau kok..."
Sana kaget mendengar jawaban yang dikeluarkan oleh Yuta. Ia pikir, Yuta tidak akan memaafkannya.
"Lo... maafin gue..?"
Yuta mengangguk. "Kalo gue gak maafin lo, keadaan kita berdua pasti canggung dan lo taulah anak-anak kelas gimana,"
Sana bisa merasa lega untuk sekarang.
"Tapi..." Yuta memberikan jeda sebentar, "gue emang beneran mau putus sama lo,"
Ya, dan soal ini, Sana sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Yang gue mau, cewek gue bener-bener suka sama gue. Kalo misalkan cewek gue malah sukanya sama yang lain, buat apa gue pertahanin?"
Sana mengangguk perlahan. "Gue ngerti..."
"Dan Sana, jangan kayak gitu lagi ya. Cowok juga punya hati dan terkadang cowok pengen dimengerti juga kayak cewek,"