Rain

49 6 1
                                    

Langit tumpahkan keluh kesahnya—membuat semua orang ketar-ketir mencari tempat untuk amankan diri.

Gadis itu berlari lawan rintik hujan yang mulai turun basahi kota Seoul. Tidak perdulikan dirinya yang telah basah seluruhnya.

Tidak sadar ia telah menabrak seseorang—membuatnya jatuh tersungkur, kesalahan apa lagi yang ia buat saat ini?

"Omo! Mianhae-jeongmal mianhae—aku tidak sengaja" (Maaf-sungguh minta maaf)

Ia ulurkan tangan guna membantunya, sekedar hapus sedikit kesalahan setelah ia menabraknya tadi.

"Ya! Apa kau tidak punya mata? Kau hampir membunuhku"

Gadis itu membelalakkan mata, berfikir dengan reaksinya yang berlebihan—hanya terjatuh dengan lutut sebagai tumpuan tidak akan membunuhnya, ini berlebihan.

"Kau berlebihan tuan! Itu tidak akan membunuhmu!"

Di tengah hujan—dua insan berbeda jenis kelamin mulai beradu argumen, keduanya merasa benar satu sama lain.

Ia kembali berlari–mengingat hujan mulai turun lebih deras, meninggalkan pemuda tadi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Aish! Paboya!" (Bodoh)

.

"Aku benci mengetahui ini—semuanya berantakan. Aku gagal"

"Masih ada hari lain Sooyung-ah! Semoga kau besok akan lulus tes wawancara percayalah"

Satu hari penuh dia gagal dengan semua tes wawancaranya untuk masuk ke beberapa universitas terkenal seperti Seoul National University.

Kecewa? Tentu saja! Ia yang tidak dapat lulus dalam tes wawancara dan juga beberapa tawaran beasiswa sangat jarang—membuatnya alami kendala.

Jika dia mendapat beasiswa—ia pasti akan dengan mudah masuk ke Universitas terkenal.

"Sooyung-ah! Mungkin dengan ini kau akan sedikit terhibur"

Sahabatnya, Yoo Inha—mengeluarkan selebaran dengan informasi beasiswa yang menggiurkan.

Ia tertarik untuk membacanya, namun tidak semudah itu dia mengambilnya dari Inha.

"Ya! Berikan padaku Inha-ah!"

"Ani, Aegyeo–berikan aku aegyeo andalanmu"

Pasrah harus menuruti permintaan sahabatnya demi selebaran penting yang esok akan menjamin masa depannya.

"Yoo Inha—Juseyo!" (Please)

"Aw, So Cute honey! Ambillah—aku tidak tahan dengan aegyo-mu"

Ia segera menyambar kertas itu—gadis cantik itu memang selalu berhasil membuat Inha luluh hanya dengan aegyo andalanmu.

"Eoh, kau dapatkan ini darimana?"

"Tidak penting ku mendapatkannya darimana—terpenting besok kita akan mendaftar bersama-sama, arasseo?" (Oke?)

Dia tersenyum lembut seraya dirinya mendekat untuk memeluk sahabatnya itu—memeluknya erat.

"Mari berjuang sama-sama Inha-ah"

"Tentu!!"

.

Hujan kembali turun basahi kota Seoul—tapi saat ini ia tidak lupakan lagi payung yang akan melindunginya dari rintik hujan.

"2 hari terakhir hujan selalu turun—kau tidak melupakan payungmu kan Inha?"

"Aniya—payung selalu di tanganku"

Youre My Destiny [Exo Baekhyun FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang