Ji Hansol (Spell)

428 43 4
                                    


"AVADA KEDAVRA !!"



"Ppftt, Bwahahahaha, apa yang kau lakukan ?"

Suara tawa yang tak bisa dibilang tak mengganggu telinga itu memecah keheningan malam di atap gedung asrama

Gadis yang baru saja berteriak mengucap mantra yang jika saja dia hidup di dunia sihir maka mantra itu dapat merenggut nyawa seseorang kini tengah tertunduk malu, sangat malu hingga daun telinga gadis itu memerah semerah tomat di kebun belakang asrama

'Sial sekali !! Kenapa dia selalu muncul saat aku tengah melakukan hal memalukan !!'

Rutuk gadis itu dengan tangan mengepal, ia menyesali kebodohannya karena meluapkan emosi ditempat terbuka seperti atap

Bodohnya lagi ia tidak melihat situasi sebelum berteriak sembari menunjuk foto yang menampakkan wajah seorang pria di layar ponselnya, yang membuatnya nampak semakin bodoh adalah dia yang menunjuk foto dengan sebatang lidi seolah lidi itu adalah tongkat sihir dari kayu oak seperti milik Harry

"Kau baru saja menyumpahiku ? hahaha" tawa yang tadinya berjarak beberapa puluh meter kini terdengar hanya dari jarak kisaran dua meter dari tempat gadis itu berdiri

Pria tinggi itu baru saja dengan tenang melompat masuk ke area atap asrama putri, padahal ia harus bertaruh nyawa saat melewati tembok  yang hanya setebal dua bata yang bisa dijadikan jembatan untuk melewati jarak antara dua gedung asrama itu

Pria itu menatap layar ponsel yang sebelumnya ia rampas dari Haerin, adik tingkat yang selalu ditindasnya baik disekolah maupun asrama

"Kau ingin membunuhku ?" Sahut Hansol setelah mengubah wajah tertawanya menjadi wajah dingin yang tentunya ia buat-buat

"Bukankah mantra itu untuk membunuh seseorang" Hansol mati-matian menahan letupan tawanya yang kapan saja bisa lepas saat menatap wajah memerah Haerin

Wajah gadis itu saat malu menjadi hiburan tersendiri bagi Hansol

"Jangan menertawakanku ! Ya aku sangat ingin membunuhmu ! Aku sangat ingin menghilangkanmu dari dunia ini karena kau sangat menyebalkan !!"

Pekik Haerin hingga membuat Hansol mundur beberapa langkah, Hansol takut jika air liur gadis itu terbang dan mengenai wajahnya

"Daebak !" Hansol menepuk tangannya heboh, mengabaikan tatapan tajam yang Haerin berikan

"Lihat rambut ditanganku berdiri saat kau berteriak" Hansol menyampirkan lengan panjang hoodienya

"Kau berani berteriak padaku hmm ?" Ujar pria itu dengan nada bicara yang berubah serius, terdengar dingin dan mengancam

Haerin menelan ludah gugup, bodoh sekali ia ingin melawan Sunbaenya yang terkenal ketus dan tanpa ampun pada adik tingkatnya, apalagi jika adik tingkatnya itu sudah masuk list incarannya

Tentu saja incaran dalam artian objek bullyan, dan Haerin adalah satu-satunya Hoobaenim yang masuk dalam list itu

"A-a-aku tak bermaksud meneriakimu Sunbae" Haerin menunduk dalam, enggan menatap Hansol yang ia yakin tengah menatapnya seolah Haerin adalah anak ayam dan Hansol adalah seekor elang

"Sudah kubilang berapa kali untuk menatapku saat kau bicara padaku gadis bodoh"

Hansol menarik dagu Haerin hingga wajah gadis itu mendongak dan mata mereka bertemu

"Dengar, ponselmu akan kusimpan malam ini, dan jika kau ingin mengambilnya.." Hansol menggantung kalimatnya lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Haerin

NCT Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang