Part 17 - A Friend is Alive

2.8K 277 7
                                    

Malam sebelumnya Taehyung mengatakan bahwa mulai hari ini dia akan kembali masuk sekolah, meskipun kondisinya belum sepenuhnya pulih tapi tidak mungkin untuknya berlama membolos seperti ini, jika tidak ingin mendapat peringatan dari pihak sekolah.

Aku menghela nafas lelah setelah hampir seharian menghabiskan waktu membersihkan rumah sebesar ini. Tubuhku begitu lemas hanya karena melakukan satu pekerjaan. Lebih baik aku disuruh memasak berlama daripada harus membersihkan tempat ini terus-menerus.

Setelah semuanya menjadi rapi dan bersih, aku mulai mendekat pada ruang makan. Waktunya untuk mengisi perutku yang sedari tadi tidak berhenti meraung minta diisi.

Aku langsung mengambil beberapa lembar roti dan mengolesinya dengan selai cokelat, serta tidak lupa mencomot sebotol susu dari lemari pendingin. Aku telah terbiasa hidup seperti ini. Kesendirian dan kebosanan adalah makananku setiap hari.

Aku hendak beringsut meninggalkan ruangan itu, namun mataku menangkap selembar kertas yang terselip di bawah pot bunga kecil di atas meja makan. Saking laparnya aku tidak menyadari ada benda itu. Aku menarik kertas itu dan mulai membaca tulisan yang tertera disana.

Hari ini aku pulang telat, jadi tidak usah menungguku. Selain itu, aku sudah menyiapkan gaun untukmu di atas meja rias jadi persiapkan dirimu sebelum jam 7 malam. Aku akan menjemputmu.

Jangan banyak tanya... turuti saja apa kataku.

Taehyung.

Aku mendesis setelah membaca kalimat panjang itu. Taehyung benar-benar penuh dengan rahasia. Sejak kapan dia merencanakan ini semua?

Kalau dipikir bukannya ini hal yang baik. Itu artinya Taehyung akan kembali mengajakku pergi berkencan dan aku dapat kembali melihat dunia luar. Aku bersorak dalam hati. Aku sangat senang.

Aku segera berlari menuju kamar untuk melihat gaun yang dimaksud oleh Taehyung. Aku lantas menemukan sebuah kotak putih yang tertaruh di atas meja rias dan tidak menunggu lama untukku membuka benda itu. Sebuah gaun floral elegan berwarna pink peach berhasil membuatku terpanah sesaat. Ini benar-benar cantik. Ternyata Taehyung memiliki selera yang baik.

Masih banyak waktu tersisa sebelum Taehyung menjemputku. Lebih baik aku mempersiapkan hal yang lain. Haruskah aku berlulur terlebih dahulu? Atau mungkin aku harus berendam di bathtub sambil membersihkan diri?

Aku rasa itu bukan ide yang buruk, karena jika dilihat kulitku ini sangat putih tapi terlihat kusam. Aku harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya sebelum waktu yang ditentukan. Aku tidak ingin mengecewakan Taehyung.

Setelah puas merawat diri, aku lantas mendudukkan diri di kursi berhadapan dengan meja rias. Aku langsung memoles wajahku dengan sentuhan alat makeup. Ternyata aku memiliki bakat dalam merias diri. Terbukti hasilnya pun tidak mengecewakan sama sekali.

Aku yakin Taehyung pasti akan terpesona dengan penampilanku malam ini. Baiklah, aku akan menuruni sedikit rasa percaya diriku. Aku memalukan, aku tahu.

Aku melihat pantulan diriku di cermin dan mataku membulat setelah menyadari bahwa gaun yang aku kenakan ini sedikit terbuka. Gaunnya cantik tapi kenapa bagian di tengahnya harus menonjolkan benda kembarku. Taehyung benar-benar licik. Aku tarik kembali ucapan manisku padanya tadi. Dasar otak mesum.

Aku menoleh pada jam di atas nakas, sudah hampir pukul 7 malam. Tidak ada waktu untuk memilih pakaian lain, dan juga Taehyung pasti akan marah besar jika aku menolak untuk mengenakan gaun sialan ini. Tidak ada pilihan lain, aku harus menerimanya.

"Jiae... Yoo Jiae...."

Aku mendengar suara Taehyung yang memanggil namaku. Aku segera mengambil langkah untuk mendekatinya. Aku merutuk dalam hati, kenapa dia harus datang lebih awal.

PSYCHO [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang