Part 05 - Misconception

4.2K 414 0
                                    

Seorang gadis cantik tengah menatapku tanpa henti sejak aku tiba di kantin sekolah. Bukan hanya dia tapi kedua temannya juga ikut melihatku dengan tatapan tidak suka.

Sebenarnya aku sudah biasa menerima perlakuan seperti ini. Namun aku bingung, memang apa yang aku perbuat sampai mereka bersikap seperti ini? Apa keberadaanku disini merusak pemandangan kantin? Tidak kan? Entahlah, aku tidak peduli.

Kulihat orang-orang di kantin bersikap biasa saja dengan kehadiranku disini. Aku tahu aku tidak pernah berada di kantin sebelumnya, jika saja Taehyung tidak memaksaku untuk menemaninya makan siang.

Oh, atau mungkin itu karena mereka tidak suka melihat kedekatanku dengan Taehyung? Tapi bukannya hampir satu sekolah telah mengetahuinya.

Aku baru mengetahui bahwa Taehyung ternyata siswa yang cukup terkenal. Tidak heran, dia dijuluki sebagai salah satu the most wanted di sekolah.

Ia tampan, cerdas dan juga termasuk dalam golongan orang kaya. Anehnya Taehyung memiliki masalah yang sama denganku. Ia terlihat dingin dan sulit bergaul walau aku sendiri tahu jika itu bukan karakter aslinya. Taehyung memiliki kepribadian yang berbeda jauh dari pikiran orang-orang tentangnya.

"Jiae, kau tidak mau makan?" Taehyung bertanya.

Aku menggeleng cepat. "Tidak,"

"Kau tidak biasa ya makan di tempat seperti ini?" tanya Taehyung lagi tapi aku memilih diam saja.

Taehyung mengernyitkan dahi menatapku. Pasti dia berpikir seleraku terlalu tinggi untuk menikmati makanan ala kadarnya di kantin sekolah.

"Tae, bisakah kau segera menghabiskan makananmu? Jujur, aku tidak mau berlama disini."

Taehyung menghentikan pergerakannya yang sibuk menyantap makan siang dan beralih melihatku dengan bingung.

"Kenapa? Apa ada yang menganggumu?" Taehyung balik bertanya.

Haruskah aku memberitahu Taehyung soal gadis-gadis itu? Tidak. Ini bukan hal yang penting untuk diceritakan.

Dengan cepat aku menggelengkan kepala. "Tidak ada apa-apa. Hanya saja ada tugas yang harus segera aku selesaikan." kilahku, lalu tersenyum.

Taehyung menghentikan makannya, kemudian beranjak dari kursinya. Ia menyeret tanganku untuk langsung meninggalkan kantin. Kulihat sekilas ke arah para gadis itu. Tatapan mereka masih sama seperti sebelumnya. Mengerikan. Semoga aku tidak bertemu dengan mereka lagi.

Bel penanda jam pulang berbunyi. Semua siswa berhambur keluar kelas, berlainan denganku yang memilih untuk santai sambil memasukkan barang-barangku dengan rapi ke dalam tas. Kulihat kepala Taehyung menyembul dari luar pintu. Aku tersenyum ke arahnya dan langsung mendekatinya.

"Sepertinya hari ini kita tidak bisa pulang bersama." ujar Taehyung tiba-tiba.

Aku kecewa mendengar ucapan Taehyung. Tumben sekali dia tidak ingin pulang bersamaku, padahal semenjak kami saling mengenal dan menjadi teman dekat seperti sekarang, kedua orangtuaku telah mempercayakan Taehyung sepenuhnya.

Ayah dan Ibu sangat menyukai Taehyung, mereka bilang hanya orang seperti Taehyung lah yang layak menjadi temanku. Bahkan mereka sering mengolokku sebagai kekasihnya. Sampai aku lelah tiap kali Ibu menanyakan apa saja yang aku lakukan bersama Taehyung setiap harinya.

Sejujurnya kedekatanku dengan Taehyung hanya sebatas teman. Awalnya aku memang menyukainya sebagai seorang laki-laki, namun setelah menjadi dekat satu sama lain, aku merasa lebih nyaman menganggap Taehyung sebagai teman dan tidak lebih dari itu. Aku rasa dia juga berpikiran hal yang sama denganku.

PSYCHO [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang