"SEBUAH PENGAKUAN"

776 151 41
                                    

Garis polisi dibentangkan untuk mengamankan TKP dari masyarakat yang berdatangan setelah tragedi seorang siswi bunuh diri dengan cara melompat ke kereta yang sedang melaju. Belum ada yang mengetahui bahwa siswi tersebut adalah Yuki dari SMA Mahardhika.

Beberapa polisi mulai datang untuk mengumpulkan barang bukti milik korban, disusul para petugas medis yang membawa kantung mayat untuk menggantikan kain yang menutupi jenazah Yuki. Mobil ambulance juga telah siap membawa jenazah ke rumah sakit.

Petugas polisi menemukan barang-barang milik korban, yakni sebuah tas ungu bertali soft pink. Tas tersebut sudah tak berbentuk, namun polisi mendapatkan identitas siswi malang itu dari dompetnya, bernama Yuki Deandra. Polisi juga menemukan catatan kecil berisi beberapa nomor telepon yang diduga keluarga dari korban.

Saat para petugas medis membawa jenazah Yuki ke rumah sakit terdekat, barulah polisi menemukan satu nomor telepon yang dapat dihubungi.

Saat para petugas medis membawa jenazah Yuki ke rumah sakit terdekat, barulah polisi menemukan satu nomor telepon yang dapat dihubungi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salah satu oknum mencoba untuk menghubungi nomor tersebut dan beberapa menit kemudian terdengar sambungan di seberang.

"Halo...", sapa seorang wanita.

"Halo selamat pagi,, nama saya Bima Putra. Benar ini dengan saudari Kimberly??"

"Iya,, saya Kimberly. Maaf,, ada apa yah pak??"

"Saya petugas kepolisian. Sebelumnya saya ingin menanyakan apakah anda kenal dengan Yuki Deandra??"

"Yuki itu adik saya. Memangnya kenapa dengan dia?? Ap...apa dia melakukan hal buruk di sekolah?? Dan..bagaimana bisa polisi ikut turun tangan segala??", nada Kimberly seolah panik. Firasatnya mulai tidak enak. "Yuki melakukan tindakan kriminal??? Apa yang udah dilakukan sama adik...-"

"Tenang..mohon tenanglah nona Kimberly. Adik anda tidak melakukan kejahatan. Saya mau memberitahukan perihal kondisi adik anda..."

"Adik saya kenapa,, pak??"

Polisi yang bernama Bima tersebut berusaha menghela nafas panjang untuk menetralkan detak jantungnya, "sekitar 3 jam yang lalu terjadi sebuah kecelakaan,, yang menewaskan seorang siswi akibat tertabrak kereta..", dia berhenti sejenak lalu melanjutkan, "dari dalam tas korban saya menemukan nomor telfon ini, dan siswi itu bernama...Yuki Deandra.."

PYAAARRRRR!!!!

Terdengar suara pecahan yang cukup keras di seberang telepon kemudian di susul dengan teriakan isak tangis. Bima hanya mampu memejamkan mata, ikut merasakan pilu seperti yang dirasakan oleh kerabat korban.

Sementara di tempat lain, jarak yang cukup jauh dari lokasi kejadian, terlihat seorang gadis dengan posisi jatuh terduduk di lantai sembari menangis sesunggukan. Kimberly mengepalkan tangannya seolah menahan sakit akan berita yang diterimanya, tanpa peduli pecahan dari gelas tersebut menggoreskan lutut gadis itu yang sedang mengenakan rok mini. Perasaannya seakan berkecamuk ; marah, sedih, kaget, bingung, bahkan hancur, semua bercampur jadi satu.

~ DEPRESI ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang