"Jadi,, udah sejauh mana persiapan buat seminar??", tanya ketua OSIS saat membuka forum pembicaraan.
"Persiapan sudah 75%,, hanya tinggal beberapa penyelesaian dana dan logistik pada saat acara...", jawab Alysa tenang tanpa menutupi kegugupannya.
"Bisa liat laporannya??"
Alysa mengumpulkan laporan dari Prilly, Ali, Al, Citra dan terakhir Yuki. Lalu dia memberikannya pada sang ketua.
Ketika menerima tumpukan laporan dari tim panitia seminar, ketua OSIS mengambil satu laporan dan menaruh yang lainnya di atas meja. Dia membacanya beberapa saat dan berunding dengan pengurus lain serta guru pembimbing. Di seberang mereka, Citra terlihat girang. Dirinya membayangkan saat pengurus OSIS dan guru pembimbing membaca laporan dari Yuki dan ditemukan bahwa dia tak mampu mendapatkan satu pembicara yang mengisi kegiatan seminar, Yuki pasti akan di depak dari kepanitiaan ini.
Akhirnya pengurus OSIS dan guru pembimbing telah selesai memeriksa semua laporan, mereka masih bungkam. Sang ketua mengangguk pelan, "semua laporan sepertinya bagus. Berjalan lancar,, persiapannya juga matang. Seluruh kebutuhan sudah dipersiapkan dengan baik...", wakil OSIS tersenyum puas.
"Tapi khusus buat Yuki....", ketua OSIS langsung melirik Yuki. Yuki seketika menegang.
"Gue selaku ketua OSIS sangat bangga kalo Yuki bisa mendatangkan Raditya Dika sebagai pembicara dengan budget yang bisa dibilang minim. Pasti loe udah berusaha keras,, kita seneng banget pas baca laporan loe. Di jamin seminarnya bakal rame...", ujar sang ketua sambil tersenyum pada Yuki, begitupun para pengurus dan guru pembimbing.
"Makasih kak...", ucap Yuki salah tingkah.
Alysa, Prilly dan Citra sontak menoleh ke arah Yuki. Mereka kaget sekaligus geram, sekali lagi kepintaran Yuki telah menghancurkan integritas mereka.
"Okee,, keliatannya kalian sudah bekerja sama dengan baik. Jadi pertemuan kita usai sampai disini. Terima kasih dan selamat bekerja!!", tutup ketua OSIS. Mereka pun bangkit dari tempat duduk dan sempat menyalami Yuki sebelum keluar ruangan. Tinggalah tim seminar yang ada disana. Alysa, Citra, Prilly, Ali dan Al juga ikut bangkit dan berjalan keluar ruangan. Saat mereka berpapasan dengan Yuki, mereka menatapnya tajam penuh dendam.
"Awas loe!! Liat aja...", bisik Citra saat berhadapan dengan Yuki. Al lah yang keluar paling akhir, namun dia tak mengatakan apapun. Wajahnya masih terlihat tenang tanpa ada api amarah di matanya.
***
"Loe turun duluan aja,, gue cari parkir bentar. Nanti gue susul di resto...", ujar Ali yang masih di dalam mobil.
"Yaudah,, jangan lama-lama yah...", balas Prilly seraya melambaikan tangannya.
Mobil Ali langsung melesat ke lorong menuju kawasan parkir mall. Cukup lama dia mencari tempat akhirnya menemukan yang kosong.
"Rame bener malming...", gerutunya saat turun dari mobil.
Ali berjalan cepat memasuki mall, dirinya sesekali melirik jam di pergelangan tangannya.
"Si Ily pasti bete' nih nunggu'in gue..."
Setelah sampai di restoran, Ali mengedarkan pandangannya dan melihat Prilly tengah cemberut sembari menyeruput Ice Blended Cappucino yang sempat dia pesan beberapa menit yang lalu. Ali hanya tersenyum tipis dan berjalan menuju meja gadis tersebut.
"Lama amat sih loe??", ketus Prilly.
"Maafin...tadi nyari tempat parkir penuh semua,, jadi susah...", Ali kemudian memanggil pelayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
~ DEPRESI ~
HorrorNB : Cerdaslah dalam bersosial media!!!! Bismillahirrohmanirrohim.....