"APA ITU???"

736 139 53
                                    

Perlahan sebuah mobil range rover hitam berhenti tak jauh dari jarak rumah Yuki. Dengan banyaknya mobil para pelayat yang sudah terjejer rapi di samping kanan-kiri, 5 remaja yang masih duduk anteng dalam kursi penumpang tetap diam termenung. Antara siap dan tak siap mereka berusaha memantapkan hati untuk keluar dari mobil.

"Tunggu apa lagi?? Ayo turun..", Al mulai memecah keheningan setelah di rasa dia sudah mulai tenang saat sebelumnya dalam perjalanan lelaki itu tampak gusar dan tak nyaman.

Tak ada sahutan. Hal tersebut lantas membuat Al menoleh ke belakang menatap tajam 4 sahabatnya yang masih menunduk, "apa loe semua cuma duduk manis disini kayak orang bego',, atau ikut gue turun buat ngucapin bela sungkawa sama keluarga Yuki yang udah loe kerjain SAMPE BUNUH DIRI,, CITRA??", tekan Al di akhir kalimat.

Citra terkesiap. Akhirnya dia pun mulai bersuara lirih, " gu...gue ikut loe,, Al..."

Mereka mulai keluar dari mobil dan berjalan beriringan menuju rumah Yuki. Sekilas Prilly melihat seorang kakek sedang duduk dengan jemarinya yang tengah menulis di atas papan kayu, gadis itu sontak berhenti melangkah. Dia memperhatikan beliau dari jarak hanya beberapa meter saja. Si kakek membuat sebuah tulisan yang mirip dengan rangkaian huruf serta angka menggunakan tinta hitam. Huruf-huruf itu membentuk sebuah nama, dan angka-angka itu membentuk tanggal kelahiran juga kematian. Sang kakek menyiapkan papan nisan untuk Yuki.

Bukan.

Bukan itu yang membuat gadis mungil tersebut merasa penasaran, melainkan dia mendengar sang kakek tengah bersyair disela-sela menulisnya. Syair misterius yang seperti mengandung pesan tersembunyi...

"Dengar sumpah serapah dari sampah
Mengalun indah bernada fitnah
Semut berubah menjadi gajah...

Lihat air mata yang tertumpah
Jatuh ketanah menjadi darah
Lalu membengkak dan bernanah...

Pasti nanti semua akan berbuah
Dari lidah yg berulah tak berarah
Pasti nanti kan kau tuai buah...

Darah di bayar darah
Sebab luka adalah derita
Biarpun abu menjadi debu
Asal ilalang pun hilang...."

Tenggorokan Prilly tercekat saat mendengar syair dari kakek itu. Dia merasakan pusing yang berdenyut di belakang kepalanya,

'Gak!! Gue pasti salah denger. Kakek tua itu gak mungkin bisa tau segalanya. Sial!!! Udah mulai gila gue...'

"Prill???"

Prilly terperanjat kaget kala sang kekasih menepuk bahunya pelan, "kamu kenapa, beb??"

Sang gadis tak menjawab, lalu dia menoleh ke belakang berniat ingin melihat kakek itu lagi. Tapi anehnya, beliau menghilang.

'Lho,, kemana tuh kakek??'

"Kamu nyari siapa sih??", Ali mengernyit bingung sambil ikut mengedarkan pandangannya.

Prilly hanya menggeleng lemah, "gak ada kok. Cuma,, hanyut dalam pikiran aja..."

~ DEPRESI ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang