👀Happy Reading👀
Setelah mencuci piring kotor, Dhea duduk di halaman belakang. Dia menggenggam ponselnya dengan erat. Lalu dia mencari kontak nama line adiknya. Dia langsung menyambungkannya ke telpon line.
Di Korea masih pukul 9, pasti di Indonesia pukul 7. Semoga saja adik Dhea belum tidur begitu pun dengan kedua orang tuanya. Karena Dhea merindukan mereka.
Merindukan berbicara dengan keluarganya, merindukan bercanda dengan mereka, mereka yang selalu ada saat ia masih kecil.
Belum menelpon, air mata Dhea sudah mengalir menembus bola matanya yang indah. Dhea segera menghapus air matanya dan menetralkan suaranya yang serak khas suara setelah menangis. Dhea pun langsung menelpon adiknya.
Tak butuh waktu lama, Shasa, adik Dhea, sudah menjawab telponnya.
"Mbak Dhea?!" pekik Shasa dengan girang. Dhea tersenyum walau ia tau jika Shasa tidak akan melihat senyumnya.
"Shasa, ibu ada?" tanya Dhea.
"Ada. Sebentar ya mbak, Shasa ke ibu." ucap Shasa. Terdengar suara halus Shasa dan suara lembut ibu Dhea.
"Halo, Dhea?" sapa ibu Dhea. Dhea langsung menangis mendengar suara yang begitu ia rindukan sosoknya.
"Ibu, hiks... Ibu apa kabar?" tanya Dhea. Terdengar isakan tangis yang ditahan oleh ibu Dhea.
"Ibu baik, kamu gimana disana?" tanya ibu Dhea.
"Dhea baik, bu." jawab Dhea.
"Syukurlah.."
"Ibu kenapa gak ngasih tau Dhea kalau ayah masuk rumah sakit?" tanya Dhea.
"Ibu bukannya gak mau ngasih tau kamu. Tapi ibu takut kamu cemas dan khawatir sama kami disini." ucap ibu Dhea.
"Bu, kalau ibu kayak gini, ibu malah bikin Dhea khawatir. Dhea cuman mau denger kabar kalian." ucap.Dhea dengan sedih.
"Iya-iya ibu minta maaf. Lain kali, ibu akan cerita sama Dhea." ucap ibu Dhea.
"Tidak usah minta maaf. Ibu sudah makan? Bagaimana dengan ayah?" tanya Dhea.
"Ibu sudah makan. Ayah kemarin darah tingginya hanya naik, namun sekarang sudah stabil. Ayah mu itu memang punya darah tinggi." ucap ibu Dhea.
"Ya, bu. Ibu sama Shasa jadi ngurusin bapak. Maaf bu, Dhea gak bisa bantu. Tapi Dhea pastinya bakal bantu doa." ucap Dhea.
"Ya, tidak apa-apa. Kamu belajar saja yang benar. Kamu berdoa saja untuk kesehatan ayah sama ibu juga sudah cukup." ucap ibu Dhea.
"Yaudah, ibu istirahat ya, udah malam gak baik buat kesehatan. Dhea mau bicara sama Shasa. Dah, bu.." ucap Dhea.
"Ya, dah.." balas ibu Dhea. Telpon beralih ke kakak dan adik yang sudah lama tak berbincang itu.
"Halo, mbak." sapa Shasa dengan riang. Dhea tersenyum mendengar keriang Shasa yang memang gadis itu tumbuh menjadi gadis periang.
"Kamu gak belajar?" tanya Dhea.
"Ini Shasa lagi belajar, mbak." jawab Shasa.
"Mbak ganggu dong?" tanya Dhea.
"Nggak, kok. Lebih enak belajar sambil ngobrol. Biar gak tegang. Hehehe..." kekeh Shasa.
"Kamu memang seperti itu. Belajar lah yang benar.." ucap Dhea.
"Ne, arasoyo." jawab Shasa meledek kakaknya.
"Dasar." kekeh Dhea.
"Mbak, Shasa denger, mbak pacaran sama Chanyeol EXO ya?" tanya Shasa.
"Kamu tau dari mana?" tanya Dhea.
"Kata ka Fera, mbak. Wah... Mbak hebat!" ucap Shasa.
"Dasar. Kamu jangan bilang ayah sama ibu ya, apalagi sama temen-temen kamu." pinta Dhea.
"Tenang aja, mbak." ucap Shasa.
"Yaudah, kamu lanjutin ya belajarnya. Belajar yang rajin, jangan mikirin cowok apalagi pacaran." ucap Dhea menasehati. Padahal saat dia seumuran dengan Shasa dia mikirin Chanyeol terus.
"Ya, kakakku tercinta. Mbak juga jaga kesehatan. Titip salam buat pacarnya, mbak. Hehehe... Dah.." ucap Shasa. Dhea terkekeh.
"Ya, dah..."
Sambungan telpon terputus. Dhea semakin rindu dengan kampung halamannya. Inilah mengapa jarang dia menelpon keluarganya. Karena itu akan menambah rindu selama 4 tahun ini.
Dhea tertunduk lesu. Jika saja dia punya uang dan waktu, mungkin Dhea akan menyempatkan diri pulang ke Indonesia.
Demi mengenyam pendidik yang ia idamkan, Dhea harus berpisah dengan keluarganya. Bahkan saat 1 tahun awal, Dhea meraung menangis didalam kamarnya sendirian. Tapi tahun selanjutnya dia mulai terbiasa.
Chanyeol yang sedari tadi berada dibelakang Dhea, sedari tadi memperhatikan Dhea, berjalan menghampiri kekasihnya. Lalu dengan senyumnya, memeluk Dhea. Dhea membalas pelukan Chanyeol. Air matanya kembali tumpah.
Chanyeol mengelus-elus punggung Dhea mencoba menenangkan gadis itu. Chanyeol juga pernah merasakan apa yang Dhea rasakan, saat tur konser EXO hingga beberapa bulan berada di negara orang, Chanyeol juga merasa rindu dengan keluarganya.
Chanyeol beberapa bulan mungkin hanya hitungan minggu, sedangkan Dhea hampir 4 tahun tidak bertemu dengan keluarganya. Bisa dibayangkan betapa tebal dinding rindu itu melekat didiri Dhea.
"Sudah, kau malah menyiksa dirimu sendiri. Jika kau rindu dengan keluargamu, sering-seringlah telpon mereka." ucap Chanyeol.
"Tapi itu hanya menambah rasa rindu ku pada mereka." ucap Dhea.
"Dhe, saat kau jauh dari keluargamu, dan kau tak pernah menelpon mereka, bagaimana bisa kau tau kabar mereka? Jika saja teman mu tidak memberitahumu jika ayahmu sakit, apa kau akan tau dan menelpon mereka? Tidak kan? Itu sebab kurangnya komunikasi. Hasilnya apa? Adikmu malah memberitahu pada Fera agar menyampaikannya padamu. Padahal dia sendiri juga rindu padamu." ucap Chanyeol.
"Tidak hanya kau yang sepertu itu, merasa khawatir pada keluargamu. Tapi, keluargamu juga mengkhawatirkanmu saat dalam waktu lama kau tidak menelpon mereka. Kau kesal karena ibumu tidak memberitahu jika ayahmu sakit, itu sebab kau jarang menelponnya, mungkin mereka pikir kau sibuk. Tidak seperti itu, Dhe. Janganlah jadi gadis egois." ucap Chanyeol dengan mengelus rambut sebahu Dhea.
Dhea mengangguk sambil menangis terisak. Chanyeol membiarkan bajunya basah oleh air mata Dhea. Toh, baju kering dengan cepat, tapi rasa rindu datangnya saja yang cepat, tapi pergi dengan lama dan selalu betah.
Chanyeol tersenyum setidaknya dia bisa memberitahukan pada kekasihnya. Karena ia tau sendiri apa yang dirasakan Dhea.
Chanyeol mengapit kedua pipi Dhea dan menghapus sisa air mata Dhea dengan ibu jarinya. Chanyeol menatap mata Dhea.
"Jangan lagi menangis, aku ada disampingmu, ikut sertakan aku jika kau senang maupun sedih." ucap Chanyeol.
Dhea senang memiliki kekasih seperti Chanyeol. Dia sadar, apa yang dikatakan Chanyeol benar, jika dia tidak akan egois.
👤XOXO👤
EXO member fact's :
"Lay selalu melarang penggemar wanitanya untuk diet ketat, karena menurutnya, semua wanita itu cantik."
- Zhang Yi Xing (Lay)⭕⭕⭕
KAMU SEDANG MEMBACA
Fandom » PCY (✔)
Fanfikce-; [complited✔] Kisah seorang 'Lucky Fans' asal Indonesia yang ditolong oleh seorang member Boyband asal Korea Selatan. Hingga ia menjadi seorang pembantu di dorm boyband tersebut. siapakah member yang dimaksud? bagaimana kisahnya? Baca aja, hanya...