9- Memulai

34 2 0
                                    

"Pagi Lala" ucap Ferlo yang sudah duduk di meja makan rumah Keyla bersama kedua orang tua Keyla.

Keyla hanya menghela napas. Lalu ia mengambil handphone di tasnya dan menelpon seseorang.

"Hallo ? Rakka ? " ucap Keyla sengaja mengeraskan suaranya. Ferlo yang mendengar itu segera mendekat kearah Keyla namun Keyla menahan Ferlo.

"Ya, Key ? Kenapa ? "

" em, gue bisa ke sekolah bareng lo nggak "

"Nggak. Nggak bisa " suara Ferlo langsung mengintrupsi jawaban yang akan diberikan Rakka. Sedangkan orang tua Keyla hanya bisa menggeleng melihat mereka.

" itu siapa Key ? "

" orang gila. Jadi bisa apa nggak ?"

" 15 menit lagi gue sampai rumah lo "

"Okey bye"

"La gue udah disini, kenapa lo malah nelpon Rakka"

"Iya Key, kenapa kamu malah suruh orang lain yang ngantar kamu ?" Tanya papa Keyla. Dan Ferlo mengangguk-anggukkan kepala.

"Terus siapa dong ? Papa kan hari ini mau ke bandara terus-"

"Gue kan ada la ?" Potong Ferlo.

"Terus Sisi kan nggak bisa bawa kendaraan"

"La, anggap gue nggak sih ?"

Keyla memutar bola mata malas "Lo kenapa ?" Sungutnya.

"Lo yang kenapa nggak anggap gue banget dari tadi. Gue udah disini sama lo beberapa menit. Ngomong sa-" ucapan Ferlo terpotong ucapan sarkasme dari Keyla.

"Terus gue yang lo abaikan selama tiga tahun ini gimana menurut lo rasanya ?"

Vina yang melihat anaknya dengan Ferlo mulai memanas hanya bisa menghela napas saja. Sedangkan Delon mengintrupsikan mereka dengan menyuruh duduk untuk sarapan.

Ting tong

Bel rumah lala berbunyi berbarengan dengan notifikasi line di smartphone Keyla.

Rakkazadewa : Gue udah didepan gerbang rumah lo, key.

"Ma Pa Lala berangkat ya, Rakka udah didepan" ucap Keyla lalu mencium punggung tangan Orang Tuanya. Meninggalkan Ferlo yang memandang cengo kearah Keyla yang berjalan keluar.

"Fer ?" Panggil Vina.

"Eh, iya tan ?"

"Kamu nggak berangkat ?"

"Oh, iya. Ferlo pamit om tante" ujarnya seraya mencium punggung tangan orang tua Keyla.

******

Ferlo mencari Keyla yang tidak terlihat lagi oleh matanya setelah Rakka menjemputnya tadi pagi. Ia menuju kekelas XI IPA 1 selaku kelas Keyla, dan ia hanya menemukan Sisi duduk sendiri dibangkunya.

“Keyla mana ?” Tanya Ferlo pada Sisi.

“Nah, itu dia Lok. Gue baru aja pengen nanya ama lo dimana Keyla ? Gue yakin dia pasti nggak sekolah tanpa keterangan gini gara-gara lo kan ? Terakhir kali dia Absen itu karna lo dan gue yakin hari ini pasti juga karna lo ya –“

“Keyla nggak masuk kelas ? Tapi, tadi pagi gue liat sendiri dia berangkat sekolah bareng Rakka. Nggak mungkin dia nggak masuk kelas ?” potong Ferlo setelah mencerna kata-kata panjang bak mantra yang baru saja Sisi ucapkan.

My Ten Seconds LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang