Bagian 8

159 29 4
                                    


"Ya-yasudah, kau bisa pergi." kataku gugup.

"Apa maksudnya pergi." alisnya berkerut kebingungan.

"Maksudku, menjauhlah!" Aku mencoba untuk mendorong tubuhnya.Tapi dengan sigap Justin langsung mengaitkan jarinya padaku. Menahanku disamping kepalaku. Mataku membulat ketika hidungku dan hidungnya saling bersentuhan.

"Kenapa kau selalu menjauh dariku? huh" Ia menggesekkan hidungnya dengan hidungku, membuatku merasa ada sesuatu yang aneh dalam tubuhku. "Jika sudah dalam posisi seperti ini, mengapa kita tidak melanjutkannya, sayang?" Apa! tunggu! sayang? Apa aku tidak salah dengar. Tak beberapa lama kemudian, bibir lembabnya menyentuh bibirku. Jantungku benar-benar berdegup dengan kencang. Aku tidak bisa melawannya, seakan-akan sekarang aku pasrah pada Justin. Aku mulai memejamkan mataku, menikmati tiap sentuhan bibirnya. Aku tidak ahli dalam konten dewasa seperti ini, tapi aku berusaha untuk membalasnya. Aku yakin, aku sangat buruk dalam hal sepertiini.

Lumatannya semakin liar namun lembut. Aku merasakan ia mengusap pinggangku yang masih terbungkus pakaian. Aku mengejang saat tangannya menelusuri tiap tubuhku. Beribu kupu-kupu berada di perut kini kurasakan. Tangannya masuk kedalam bajuku, lalu meremas payudaraku dengan pelan. Aku mendesah saat ia memperalakukanku, suaraku sangat menjijikan. Ciumannya turun ke leherku yang terbuka. Suara-suara itu muncul kembali. Aku berusaha menahannya, dengan menggigit bibirku. Justin menghentikan kegiatannya, dan menarap wajahku yang terlihat kelelahan menahan gairah. Ibu jarnya menyentuh bibir bawahku, berusaha melepaskan gigitanku. "Keluarkan saja, aku menyukainya." katanya sambil mengecup bibirku. Ia berbisik ditelingaku, "Izinkan aku untuk menyentuhmu,". Itu yang aku dengar. Suaranya membuatku terasa tenang, dan aman. Setelah ia mengatakan hal itu, aku mulai merasabersalah. Apa yang kupikirkan tentang Justin selama ini salah, menurutku Justin yang sekarang ini, seperti menghargai seorang wanita.

Ia melepaskan semua pakaianku, dengan puas ia menggerayangi tubuhku dengan mulut dan tangannya. Aku tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Ini memang sangat nikmat dan indah. Memang sekarang sudah waktunyauntuk melakukan hal apa yang harus dilakukan oleh suami-istri. Walau aku tahu, kami tidak saling mencintai. Tapi entah dengan perasaanku, hari demi hari perasaan ini mulai terluluhkan oleh Justin.

Ia mulai memasukkan kejantanannya, ini terasa sangat sakit, aku tidak biasa dengan hal ini, "Tahan Sayang," ujarnya serak. Saat ia telah memasukkan seutuhnya, air mataku mengalir. Ia langsung mencium air mataku yang jatuh. Tiap ritmenya, membuat tubuhku bangun. Setelah aku mulai merasakan sesuatu yang keluar dalam diriku, dan kemudian disusul oleh Justin.

Justin langsung terbaring disampingku, kami berdua sedangsibuk mengatur nafas kami. ia memeluk tubuhku, "Terimakasih," tubuhku berdesir mendengarnya ini suatu yang aneh bagiku. Aku tersadar bahwa saat aku melakukan dengannya aku melupakan masa burukku. Dimana kakak tiriku memperlakukan hal yang tidak pantas padaku.

Sorry ya ini pendek bgt. But, masalah 17+ belum bisa hot-hot bgt. Maklum masih dibawah umur wkwkwk (spiiikkk) Thanks for vote and comment...

Feelings Of Love [Justin Bieber]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang