Bagian 12

148 24 5
                                    

Dont forget vomment -nya - Justin Bryson

Ashlyn POV

Kutelusuri jalan Kota New York sambil menatap sekelilingku. Banyak orang-orang yang sedang berlalu lalang dan gedung-gedung pencakar langit.

Aku berhasil kabur dari rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berhasil kabur dari rumah. Terasa seperti sebuah kemerdekaan untukku.

Tadi aku sempat mendengar pembicaraan William dan Justin saat menuruni tangga. Aku mendengar Justin akan bertemu dengan Sofia.

Entah kenapa, hatiku terasa aneh saat Justin harus bertemu dengan Sofia. Aku tahu, aku memang wanita bodoh yang membiarkan suaminya masih menjalin hubungan dengan wanita yang ia cintai. Lebih bodohnya, aku sudah melakukan kesalahan besar bersama Justin.

Padahal, saat kami berhubungan badan, kami tidak saling mencintai. Aku menggelengkan kepalaku, memalukan jika harus mengingat hal itu.

Aku terus melangkahkan kakiku menuju apartemen Hilda. Aku memutuskan untuk menuju apartemennya. Karena aku tidak mempunyai siapa –pun selain Justin dan Hilda.

Aku membawa ranselku dengan sebagian isi pakaianku untuk tinggal sementara di apartemen Hilda. Aku sama sekali tidak perduli jika nantinya Justin mencariku.

Tiba-tiba seseorang menabrak bahu kiriku, hingga aku mundur beberapa langkah. "Aw!" seruku, sambil memegang bahu kiriku.

Pria itu terjatuh beserta barang-barang yang ia bawa. "Aku sangat minta maaf." katanya masih dengan membereskan map-map yang ia bawa bersama koper hitam berukuran sedang.

Kedua mataku menyipit, ketika aku merasa tidak asing dengan pria yang menabrakku tadi. Aku melotot ketika ia berdiri di depanku. Kami sama-sama terdiam memandang satu sama lain.

"Thomas!"

"Ashlyn!"
Kami berdua tersenyum, lalu kami saling berpelukkan.

"Sangat senang bisa bertemu denganmu lagi, Thom." seruku antusias sambil melepas pelukan kami.

"Aku juga sangat senang jika kami bertemu lagi." katanya. Senyum di wajahnya benar-benar membuat ketampanannya semakin bertambah. Oh mungkin aku terlalu berlebihan.

"Maafkan aku telah menabrakmu," lanjutnya dengan nada penyesalan.

Aku menggeleng pelan, "Itu bukan masalah" ucapku sambil tersenyum.

"Kau ingin kemana?" tanyaku

"Aku ingin bertemu dengan clien –ku. Maka dari itu aku sangat tidak hati-hati saat berjalan tadi," katanya tertawa.

"Dengan pakaian ini?" tanyaku ragu-ragu. Ia memakai celana jeans dan memakai kaus hitam dan jaket bomber hitamnya. Tampan.

"Oh ayolah, pertemuan ini tidak terlalu serius. Aku yakin klien –ku juga berpakaian santai sama denganku."

Feelings Of Love [Justin Bieber]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang