Annie pov
Setelah kejadian kemarin, aku menghindari segala sesuatu yang berkaitan dengan Will Solace.Mengucapkan namanya saja membuatku merinding ketakutan, bisa bisa aku melempar handphone ini saat menceritakan Will Solace.
"Annie?"kata seseorang menepuk pundakku.
"Hah!?"kataku sambil menoleh.
"Kau seperti...ketakutan? Kenapa?"kata seseorang itu yang ternyata Nico.
"Tidak apa-apa"kata ku.
"Kenapa?"kata Nico, akupun berdiri lalu berjalan ke arah Percy.
"Tidak ada"kataku, tapi Nico masih mebuntutiku.
"Percy"kataku saat aku berada disampingnya.
"Ya?"katanya.
"Bisa...bisa bicara denganmu sebentar?"kataku.
"Tentu Annie"katanya, lalu aku masuk ke pondok kami dan duduk di kasur Percy, Percy duduk disebelah kananku.
"Kenapa Annie?"
"Nico terus mengikutiku"kataku sambil menyipitkan mata kepada Nico.
"Nic-"Percy baru saja mau mengusir Nico tapi aku memotongnya karena tidak terlalu penting.
"Tapi bukan itu masalahnya"kataku, Nico malah semakin santai dan duduk disebelah kiriku.
"Aku ketakutan"kataku.
"Ketakutan? Pffft, kenapa?"kata Percy.
"Karena kejadian semalam"kataku serius, tapi sepertinya mereka tidak menanggapinya dengan serius.
"PFFFT, em, maafkan aku tapi, BHAHAHAHA, eh, maafkan aku, tapi, kenapa kau ketakutan sampai segitunya"kata Percy yang menahan ketawa setengah mati, lain dengan Nico, dia tertawa terbahak-bahak, lalu saat aku dan Percy melihat ke arahnya, dia langsung berubah menjadi seperti semula.
"Tentu saja aku takut! Bisa saja Will membenciku! Melihat atau menyebut namanya saja sudah membuatku gemetaran!"kataku.
"Tapi kau terlihat baik-baik saja, kau barusan menyebut namany-"sebelum Percy menyelesaikan kalimatnya, aku memegang tangannya.
"KAU GILA!? TANGAN MU SANGAT DINGIN!? APA KAU MEMASUKKANNYA KE LEMARI ES!?"kata Percy sambil melompat dari tempat tidur.
"Kan sudah ku bilang!!!"kataku.
"Hei, aku kenal Will, dia akan baik-baik saja kalau sudah dibicarakan baik-baik"kata Nico.
"Ya, Nico benar, kau tau kan kemarin Piper dan Chiron bicara dengannya?"kata Percy.
"Ku harap kalian benar"kataku.
AKU BENAR-BENAR BERHARAP UCAPAN MEREKA BENAR.
Karena apa?
Karena aku sekarang sedang berada beberapa langkah di depan Will.
Dewa-dewi masih menyayangi ku karena dia sedang mengobrol dengan orang lain.
Aku langsung berbalik arah dengan kaku, ingin lari tapi tidak ingin Will mengetahuiku ada di sini, sampai...
"Annie!"will memanggilku.
Sial.
Aku berbalik dengan sangat perlahan dan senyum kaku, juga keringat dingin.
Tidak, ini tidak berlebihan, ini biasa.
"Bisa kita bicara sebentar?"katanya.
Aku hanya tersenyum, sebenarnya ingin pingsan, tapi aku hanya berkata
"Ya, tentu saja, kenapa tidak?"lalu tersenyum.
Mati aku.
Kami sekarang berada di pinggir danau, membuat ku teringat kejadian indah yang membuat atmosfir buruk antara aku dan Will.
"Em, aku tidak menyalahkanmu"kata Will, aku memberanikan diri menatapnya.
"Aku juga tidak menyalahkan Nico"kata Will lalu menunduk.
"Aku tidak menyalahkan siapa-siapa"kata Will.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallin love with king of ghost
Fiksi PenggemarKau seorang demigod dan kau menyukai demigod lainnya, tapi masalahnya, dia sangat dingin, bahkan berbicara saja irit.