Andai rumor tentang kau akan meninggalkan semuanya benar, izinkan aku menuliskan segala hal yang ada dalam diri ini.
Sebelumnya, maafkan aku yang tak punya keberanian untuk menatap matamu dan mengatakan semuanya. Sebut saja aku pengecut, barangkali kau akan puas meninggalkanku untuk masa depanmu.
Aku menyia-nyiakan delapan bulan bersamamu, ya kan? Apa saja yang kulakukan sampai saat ini, aku baru mengatakan semuanya? Sampai rasanya kata-kata seperti 'aku mencintaimu', 'maafkan aku', 'aku cemburu', 'aku bingung dengan sikapmu', dan sebagainya kurang cukup untuk kulontarkan padamu. Sementara untuk menjelaskan semuanya, waktuku amat sedikit.
Jujur, aku masih belum bisa mengontrol emosiku saat mengetahui tentang kepergianmu. Dan mengapa yang lain mengetahui perihal itu darimu, sementara aku tidak? Setidak penting itukah aku?
Masih terbayang seluruh kenangan saat aku denganmu masih sedekat nadi. Hujan, pentas seni, liburan, ujian, semua itu terulang-ulang. Hingga sekarang, ada jarak antara aku denganmu. Untuk sekarang, jarak kita masih sejauh tiga ruangan, dan akan terus bertambah. Hingga pada akhirnya sejauh matahari.
Mengapa aku tak menggunakan kata 'kita'? Karena aku sadar, aku dan kamu tak akan pernah menjadi kita.
Sudahlah, kau bilang bahwa semua kenangan akan kau tinggal di sini, buat apa ku ungkit lagi? Kau hanya akan membawa nama, tanpa kenangan.
Tinggalkan saja aku di ruangan gelap ini. Aku amat sangat ikhlas. Demi masa depanmu yang ku sadar, takkan ada aku di sana.
Tinggalkan saja seluruh kenanganmu bersamaku di sini. Mulai hidup barumu tanpa kenangan-kenangan sampah ini.
Jangan hiraukan aku. Suatu hari, aku akan meninggalkan ruangan ini juga. Dengan harapan ada seseorang yang akan menuntunku pulang.
Jangan hiraukan kenangan-kenangan itu. Aku juga akan meninggalkannya untuk masa depanku. Biarkan ia hidup di sini.
Hingga suatu hari nanti, kau akan bertemu denganku. Yang pasti, bukan aku yang sekarang. Namun nanti saat ku menatap manik matamu, semua kenangan itu akan hadir di tengah-tengah.
Jaga dirimu, dan sampai bertemu di lain waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letters
RandomI call this letter because there's no relation with poems. These things only one of the things how am I expressed my feeling.