Ku akui, dulu aku amat sangat tidak tahu diri. Aku ingin kamu selalu ada untukku, tanpa kusadari kamu juga punya hati yang takkan pernah terukir namaku di sana. Aku selalu menginginkan pelukan hangatmu, namun yang ada di otak dan hatimu hanyalah dia, yang takkan pernah kuketahui siapa.
Namun perlu kau ketahui, aku sekarang sudah mengerti makna tahu diri. Maka dari itu aku mundur dari permainan anehmu. Ku akui aku kalah, dan akan selalu kalah denganmu. Juga menjaga hatiku dari hal-hal yang kau dan aku pun tak mau itu terjadi.
Anehnya, mengapa aku baru tahu diri saat detik-detik kepergianmu? Apakah karena aku takkan pernah tahu seberapa berharganya kamu sampai kamu pergi nanti? Atau... karena kau dan aku bertemu disaat yang tidak tepat?
Yasudah, yang penting sekarang, aku sudah tahu diri dan kamu bebas pergi tanpa menghiraukan perasaan bodoh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letters
RandomI call this letter because there's no relation with poems. These things only one of the things how am I expressed my feeling.