Untuk sahabatku, di manapun kau berada.
Selamat malam, sobat. Apa kabar? Rasanya, aku semakin jauh saja darimu. Kau semakin sulit untuk dihubungi, sementara aku takut untuk menerima keadaan apabila aku menghampiri rumahmu dan tak ada sosokmu di sana. Aku rindu padamu, kau tahu? Dan kuharap, kau merasakan hal yang sama denganku.
Aku masih ingat dengan musuh kita itu. Sekarang, kau berhadapan dengannya sendiri, ya? Maafkan aku yang tak bisa, tak tahu bagaimana menghadapinya lagi. Andai aku bisa membunuhnya, mungkin akan kulakukan. Demi ketentramanmu.
Masih terbayang di otakku, kau masih mencintai hal-hal yang berbau Korea. Kurasa akan selalu begitu. Kau tahu, adikku sekarang mulai mengikuti jejakmu. Kurasa, aku perlu bantuanmu menghadapi si kecil. Karena aku amat sangat tidak tahu bagaimana mengatasinya apabila sindrom fangirling nya timbul kembali.
Masih ingat buku yang kau berikan padaku? Aku sempat kehilangannya. Namun tenang saja, aku sudah menemukannya. Dan sebagiannya kumasukkan ke dalam kumpulan suratku. Juga surat ucapan kecilmu, kusematkan di bagian belakang buku itu.
Cukup sekian surat rinduku untukmu. Kuharap, kita akan bertemu lagi, dan melakukan hal-hal gila. Seperti yang kita lakukan saat pertama kali kita berkenalan, di rumah sakit itu. Sukses untuk sekolahmu, sobat.
나는 당신이 그리워요. 2017년 6월 8일
KAMU SEDANG MEMBACA
Letters
RandomI call this letter because there's no relation with poems. These things only one of the things how am I expressed my feeling.