Aku mengutuk diriku sendiri malam ini. Andai saja, aku tidak mendengarkan lagu yang sedari tadi kuputar, takkan ada pemikiran dari otakku untuk mencari tahu kabarmu sekarang. Namun sayang, nasi sudah menjadi bubur. Niatku untuk mengganti lagu sirna sudah, dan malam galauku dimulai.
Ku menemukan fotomu, hampir setahun yang lalu. Tak banyak berubah, masih sama seperti terakhir kalinya ku bertemu denganmu.
Aku rasa, aku akan terus mengutuk diriku, karena aku tak tahu apa yang membuatmu menjauh dan mengakhiri semuanya. Namun, sampai kapan aku menahan diriku untuk menerima kenyataan pahit ini? Kenyataan bahwa.. kau sudah bahagia sekarang.
Bolehkah aku memutar waktu? Aku ingin diriku yang dulu mencari tahu alasanmu. Daripada menangisi kenyataan itu. Kenapa bukan aku yang sekarang saja yang mencari tahu? Karena aku yang dulu masih 'seseorang' untukmu. Dan aku yang sekarang bukan siapa-siapa lagi.
'Cause baby you look happier, you do.
My friends told me one day I'll feel it too.
And until then I'll smile to hide the truth.
But I know I was happier with you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letters
RandomI call this letter because there's no relation with poems. These things only one of the things how am I expressed my feeling.