Hari Wijaya

9.7K 669 49
                                    

Pertama-tama, aku minta maaf

Aku membuat kesalahan dengan menghilangkan tokoh Ari secara tiba-tiba

Tidak ada keterangan kemana perginya dia

Nanti akan aku perbaiki, karena Dearest Mai juga lagi slow editing

Setelah aku baca-baca lagi, selain banyak typo, juga banyak yang kurang nyaman dibaca

He he..

Sabar yah..

Enjoy

-viveramia-

========

Berbanding terbalik dengan suasana kantin teknik yang cukup ramai sore ini, mereka hening. Tidak ada yang berbicara. Tidak setelah Ari mengutarakan alasan kenapa dia harus keluar dari perkuliahan.

"Apaa.., apa tidak bisa sambil kuliah Ri?" tanya Mai penuh harap.

Ari menggeleng menatap sahabatnya satu-persatu, betapa dia akan merindukan mereka semua.

"Kita bisa memikirkan cara lain, kita pasti bisa. Tapi lo nggak harus berhenti kuliah." Sinta angkat bicara.

Ari hanya tersenyum menanggapi keresahan sahabatnya. "Nggak bisa Sin, gue tetep harus pulang. Ini adalah cara gue menunjukkan bakti seorang anak terhadap orangtuanya."

"Tapi sebentar lagi kamu kan lulus Ri, paling setahun atau dua tahun lagi. Habis itu, kamu boleh pulang kampung." Bujuk Mai.

"Sayang Ri, lo udah sejauh ini, ijazah lo bisa manfaat kalo lo selesai kuliah." Tambah Sinta.

"Jangan khawatir, gue tetap akan melanjutkan pendidikan di kampung, gue akan terus belajar. Hanya saja, bukan di sini." Ari berusaha menenangkan sahabatnya.

Mai dan Sinta hanya bisa menunduk sedih.

"Kapan lo balik?" tanya Riki, berusaha tegar, bagaimanapun mereka sudah bersahabat lebih dari 2 tahun.

"Insya Allah 1 minggu lagi."

"Cepet banget sih Ri." Protes Sinta.

Ari terkekeh geli, "Harusnya gue udah pulang dari kemaren-kemaren, tapi yah.., gue pikir, kalian semua berhak untuk tahu alasannya. Jadi gue tahan kepulangan sampai 1 minggu lagi."

Al sedari tadi hanya diam, tidak memberikan komentar atau menimpali. Dia sudah tahu tentang kabar ini, Ari datang lebih dulu kepadanya untuk meminta pendapat.

Segala solusi sudah dia kemukakan, tapi Al tahu, pilihan terbaik bagi Ari adalah pulang kampung.

Ayahnya terkena stroke, tubuhnya lumpuh. Ari adalah anak bungsu dari 3 bersaudara, 2 orang kakaknya perempuan dan sudah menikah semua.

Ibunya tidak mau merepotkan saudara-saudara yang lain, karena mereka juga sudah mempunyai masalah sendiri-sendiri.

Sangat tidak mudah bagi sang ibu merawat ayahnya yang lumpuh seorang diri, karena sang ibu juga sudah cukup tua, tenaganya tidak sekuat dulu.

Ari lah harapan satu-satunya bagi ibunya.

Ayahnya juga mempunyai usaha bengkel mobil di kampung yang sempat terbengkalai karena sakit. Harapan sang ibu, Ari bisa melanjutkan usaha ayahnya.

Ibunya pantang meminta-minta, kalau masih bisa diusahakan sendiri, maka itulah yang akan dikerjakannya. Walau harus berpeluh mengerjakannya. Sebagai anak, Ari tidak akan tega membiarkan ibunya bekerja.

And The Story GoesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang