I Trust You (1)

7.9K 587 43
                                    

"Rama..!" Teriak Sinta, "jangan manjat lemari sayang."

Melihat Rama tidak mengindahkan perintahnya, Sinta langsung bergegas menuju dapur. Kebiasaan anaknya, suka sekali memanjat meja dapur untuk menjangkau kabinet, dimana cemilan kesukaannya berada.

Dengan sigap diambilnya tubuh Rama yang sudah setengah jalan lalu menggendongnya ke kamar.

"Sudah malam, bobo yuk." Bujuk Sinta.

"Mau nunggu papa." Rajuknya.

Rama memang paling dekat dengan Riki, setiap Sabtu atau Ahad pagi, mereka selalu olahraga pagi bareng. Kadang berenang, lari pagi, atau main futsal.

Rama anak 5 tahun yang aktif, Sinta harus memberikannya seabrek kegiatan untuk membuatnya lelah dan bisa tidur nyenyak saat malam hari. Kalau tidak, siap-siap saja begadang semalaman.

"Papa pulang malam, Rama tidur dulu ya, besok kan libur, Papa udah janji mau ngajak berenang kan?"

"Mau tunggu Papa." Ucapnya keras kepala.

"Kalo gitu, sambil nunggu Papa, kita baca cerita ya?" Bujuk Sinta.

Rama seperti berpikir keras, kemudian mengangguk pelan.

Alhamdulillah, seru Sinta dalam hati.

Sinta mengambil sebuah buku tentang Sahabat Nabi, Mai mengiriminya setumpuk buku untuk Rama. Ada kisah Nabi, Sahabat Nabi, para Salafus Shalih, dan banyak lagi.

"Abu Bakar adalah seorang yang sangat dermawan.."

"Dermawan apa Ma?" Potong Rama.

"Dermawan itu banyak bersedekah, memberikan uang kepada orang miskin." Jelas Sinta.

Rama membentuk huruf O dengan mulutnya dan mengangguk-angguk. "Lanjut.."

Sinta tersenyum mengusap kepala anaknya sayang, dia melanjutkan ceritanya.

"Tidak ada yang mengalahkan Abu Bakar dalam bersedekah. Dia memberikan seluruh hartanya kepada Rasulullah shalallahu 'alaihiwassalam untuk bedakwah."

"Dakwah itu.., seperti ustadz yang di tivi ya Ma?" Tanyanya lagi.

"Iya, bisa di masjid, di rumah, atau di tempat lain."

Rama terlihat mengangguk mengerti.

Setelah 30 menit berlalu, akhirnya Rama tertidur. Sinta bernafas lega, diselimuti anaknya supaya tidak kedinginan. Perlahan dia keluar kamar dan mematikan lampu.

Sebelum masuk ke kamarnya sendiri, ia mampir ke kamar anak perempuannya. Maryam, waktu berlalu begitu cepat, anaknya sudah besar sekarang, sudah mulai mengenal rasa suka pada lawan jenisnya.

Pelan dibuka pintu, Sinta melihat anaknya masih tertidur pulas. Pintu ditutup kembali, dia beranjak menuju kamarnya.

Dihempaskan tubuh di atas kasur, dilihat ponselnya, sudah jam 10 malam. Riki kalau lembur keterlaluan, kadang bisa sampai jam 11 atau 12 malam.

Merasa belum mengantuk, Sinta membuka aplikasi medsosnya, memeriksa apa ada chat yang masuk. Benar saja, ada sebuah nomor yang masuk ke whatsapp-nya.

08158130553 : Assalamua'alaykum

Nomor siapa ya? Tidak ada di daftar kontaknya. Sinta memeriksa foto profilnya, siapa tahu teman lamanya. Huh, hanya sebuah foto pantai, tidak ada wajah sama sekali.

Balas nggak ya?

Akhirnya rasa penasaran mengalahkannya.

Sinta : Wa'alaykumussalam

And The Story GoesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang