CHAPTER 19

23.6K 752 9
                                    

"Ayah! Ibu!" Teriak Qia yang melihat ibu dan ayahnya datang ke tempat kostnya.

"Kenapa ayah sama ibu nggak bilang Qia kalau ke Jakarta."

Qia tak menyangka ayah dan ibunya akan sampai ke Jakarta. Ia begitu bahagia hingga menitihkan air mata. Ya, air mata kerinduan. Hampir tiga setengah tahun, Qia tak berjumpa dengan ayah dan ibu kandungnya.

"Mas Rio?"

Tiba-tiba saja Rio muncul. Ia tersenyum pada Qia.

"Nak Rio yang ajak ibu dan ayah ke Jakarta. Nak Rio juga tadi yang jemput ayah sama ibu di stasiun." Jelas Ibu Qia yang bernama Anjani.

"Ma-maksud ibu?"

"Iya. Nak Rio telefon kami dan nyuruh ayah sama ibu ke sini. Tiket kereta segalanya nak Rio yang belikan." Jawab ayah Qia yang bernama Handi.

Qia tak habis pikir Rio akan melakukan hal itu untuknya. Membawa kedua orangtua nya ke Jakarta.

Qia mendekati Rio dan memeluknya.

"Ayah,ibu. Qia memang seperti ini. Sering peluk saya tiba-tiba." Ucap Rio.

"Ih! Mas Rio."

"Auw!" Qia memukul lengan Rio dan melepas pelukannya.

Ayah dan ibu Qia tersenyum melihat adegan yang ditunjukkan Rio dan Qia.

Tak lama kemudian Felly,Ayudia,Vica,Defana dan Aisyah keluar dari kamar kost masing-masing. Mereka menghampiri ayah dan ibu Qia.

"Qi. Kedatangan tamu?" Tanya Vica.

"Heem. Itu ayah sama ibu gue."

"Omegot! Omehord! Omeyei! Beneran?" Tanya Vica tak percaya.

Vica dan yang lain pun bersalaman pada ayah dan ibunya Qia.

"Vica tante,om.."

"Panggil ayah sama ibu aja. Kalian kan teman dekatnya Qia." Ucap ibu Anjani.

"Ahehe.. i-iya, ayah,ibu." Jawab Vica.

Ayah dan ibu Qia kemudian masuk kedalam kamar kost Qia yang tidak terlalu luas. Disusul Qia juga Rio.

"Maaf ya,Yah.. Bu, mas Rio. Kamar Qia berantakan belum sempet beres-beres." Ucap Qia sambil nyengir.

"Anak gadis kamarnya koyo kandang,nduk." Goda ibu Qia.

"Tapi putrid ibu selalu bersih-bersih di rumah saya. Saya sendiri nggak nyangka kalau kamarnya aja nggak dibersihin." Imbuh Rio.

"Emang belum sempet bersih-bersih,mas.." Elak Qia.

Hari ini, Rio mengajak ayah dan ibu Qia pergi kerumahnya. Ia ingin mengenalkan mereka pada mama nya. Ya, ini memang rencana Rio supaya ibu dan ayah Qia bias ikut dalam rencana mereka membicarakan pernikahan Rio dan Qia.

"Ini rumah nak Rio?" Tanya ayah Qia.

"Iya, ayah. Ini rumah saya. Mari masuk."

Rio membukakan pintu dan mempersilahkan ayah dan ibu Qia beserta Qia sendiri masuk. Mama Ardiya ada di dapur bersama bi Minah.

"Loh, tante ada di sini?" Tanya Qia yang masuk ke dapur.

"Eh, udah datang. Iya, bantuin bi Minah masak buat kalian."

"Biar Qia aja tante yang bantu bi Minah. Mending tante ke depan aja." Ucap Qia sambil meraih pisau yang dipegang mamanya Rio.

"Hem.. baiklah." Ucap mama Rio sambil mengusap puncak kepala Qia lalu meninggalkan dapur.

I Choose You -  "QIA & RIO"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang