CHAPTER 61

11.7K 360 7
                                    

Setelah melihat istrinya pergi tanpa berkata apapun di kantor, Rio juga memilih untuk segera pulang menyusul Qia. Ia khawatir apa yang akan istrinya itu lakukan ketika sedang marah besar.

Mobil milik Rio masuk ke halaman rumah dengan cepat. Begitu juga Rio yang bergegas keluar dari mobil yang ia tadi di kemudikannya sendiri.

Rio sedikit berlari masuk ke dalam rumah dan naik ke lantai atas karena Rio berpikir pasti istrinya itu sedang menyendri di kamar.

Tok!Tok!Tok!

"Sayang. Aku mohon dengarkan penjelasan aku dulu. Kamu percaya aku kan?"

Rio masih berdiri dan mencoba menjelaskan yang sebenarnya di depan pintu kamar yang tertutup.

"Semua nggak seperti yang kamu lihat, bunda. Aku berani bersumpah! Aku sama sekali nggak ada niat untuk berbuat seperti itu."

Rio menarik napasnya panjang dan menyandarkan kepalanya pada pintu kamar.

"Bella yang tergila-gila sama aku, bun. Bahkan dia bilang sendiri kalau dia suka sama papa dan tiba-tiba peluk papa. Saat aku coba lepasin pelukan Bella, kita malah jatuh diatas sofa. Kamu harus percaya. Suami kamu ini sama sekali nggak ada pikiran buat selingkuh. Apalagi sama sekretaris baru seperti Bella. Dia wanita yang menururutku sudah gila. Bisa-bisa nya Bella mencintai aku yang sudah beristri. Aku mohon bunda. Kamu dengarkan aku. Aku bukan lelaki seperti itu."

Jelas Rio panjang lebar.

Tapi tak ada jawaban sekalipun dari istrinya.

"Kamu bisa diam seperti ini kalau memang aku berbohong. Tapi sekarang kamu salah paham, sayang. Kamu percaya wanita seperti Bella daripada suami kamu sendiri? Aku mohon kamu jangan seperti ini."

Tok!Tok!Tok!

"Sayang. Aku mohon buka pintunya. Aku mau jelasin lagi kalau kamu butuh penjelasan sebenarnya."

Tok!Tok!Tok!

"Qia? Kamu ada di dalam kan?"

Perasaan Rio mulai tak enak karena tak mendengar jawaban sama sekali dari dalam kamar. Ia terus memanggil istrinya sambil mengetuk pintu kamar.

Ceklek!

Saat Rio mencoba membuka pintu, ternyata pintu kamar tak terkunci.

"Nggak dikunci?" batin Rio.

Ia membuka pintu perlahan sambil melihat ke dalam kamarnya.

"Sayang? Kamu di dalam?" Panggil Rio.

Ia kemudian membuka pintu kamarnya dengan lebar dan bergegas masuk ke dalam. Sayangnya, ia tak mendapati Qia ada di sana.

"Akh! Sial!"

Ucap Rio dengan kesal.

Ya, tak ada Qia di dalam kamar. Apa yang coba dijelaskan Rio tadi sama sekali tak berguna.

Rio mendekati ranjang tidur Glorya. Tapi ia juga tak melihat putri kecilnya ada di sana.

Segera Rio berlari turun ke bawah dan mencari bi Minah.

"Bi. Qia ada di mana?" Tanya Rio pada bi Minah yang baru saja mencuci piring di dapur.

"Non Qia, den?"

"Iya, bi. Qia. Di mana dia?"

"Bibi juga tidak tahu, den."

Rio menepuk keningnya dan menghembuskan napas panjang.

"Glo? Glo sama bibi, kan?"

Tapi Bi Minah justru mengeleng.

"Nggak? Glorya nggak sama bibi?"

I Choose You -  "QIA & RIO"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang