CHAPTER 13

21.2K 818 8
                                    

"Bi. Sevan belum bangun?" Tanya Rio pada bi Minah yang sedang memasak di dapur.

"Belum,den. Aden Sevan masih tidur."

"Oh,iya bi. Nanti mama mau ke sini. Bibi bilang aja saya hari ini mau ke Bekasi. Mungkin pulang nanti malam."

"Gitu ya den, iya baik den. Nanti bibi sampaikan."

Rio kemudian duduk di meja makan dan menyantap sarapan yang sudah di siapkan bi Minah. Selesai makan, Rio bergegas mengambil tas nya dan berangkat kerja yang hari hari ini jadwal nya Rio ke Bekasi. Sebagai CEO Herfanto Links Group, Rio harus datang ke proyek yang baru di Bekasi.

Di dapur, bi Minah dan mang Asep mengobrol. Apa yang mereka bicarakan? Ya. Pendapat mereka tentang Qia.

"Entahlah,bi. Saya sendiri juga kurang tau sama Akmal. Setelah Akmal nanya ke saya tentang neng Qia dan den Rio, dia jadi murung." Curhat mang Asep pada bi Minah.

"Memangnya mamang bilang apa?"

"Ya saya jelasin atuh,bi. Saya bilang sama Akmal, neng Qia sareng den Rio the mau nikah. Terus saya bilang sama Akmal supaya jaga jarak sama neng Qia, supaya den Rio juga entek salah paham gitu. Saya bilang sama Akmal, den Rio itu orang baik. Saya nggak mau sampai Akmal aneh-aneh terus buat den Rio sedih.."

"Iya,mang. Mamang sih benar saja bilang gitu sama Akmal. Tapi Akmal kan masih muda,mang. Ya, semoga saja Akmal paham sama niat mamang." Ucap bi Minah kemudian menyodorkan kopi pada mang Asep.

"Sejujurnya,bi. Saya setuju saja andaikan Akmal sama neng Qia. Neng Qia itu gadis baik, dia juga perhatian. Tapi ya itu,bi. Neng Qia the sekarang sudah bahagia bersama den Rio. Saya juga anggap den Rio seperti anak saya sendiri. Den Rio juga orang yang sangat baik, mungkin kalau tidak ada den Rio, hidup keluarga saya tidak seperti sekarang,bi."

Bi Minah mendengarkan keluh kesah mang Asep mengenai Akmal. Bi Minah yang lebih tua dari mang Asep hanya bias member jawaban yang setidaknya bias membuat mang Asep lebih baik.

Tak lama kemudian, bel rumah Rio berbunyi. Bi Minah berlari membuka pintu.

"Eh,nyonya.. Silahkan masuk,nya.. Den Rio sudah berangkat satu jam yang lalu."

Mama Rio masuk setelah bi Minah membukakan pintu.

"Rio nanti pulang jam berapa,bi?"

"Saya kurang tau,nya. Tapi den Rio tadi bilang hari ini ke Bekasi terus pulang malam."

"Oh.. Sevan mana,bi? Belum bangun?"

"Belum. Den Sevan masih tidur di kamarnya."

"Yasudah,bi. Bibi lanjutin aja kerjaan di dapur, saya lihat Sevan dulu.."

Mama Rio kemudian bergegas menuju kamar Sevan. Dilihatnya cucu lelaki nya itu masih tertidur. Mama Rio mendekati Sevan. Dia mengelus rambut cucunya yang masih terlelap.

"Nenek janji,sayang.. Nggak lama lagi, Qia akan jadi ibu buat kamu. Nenek nggak mau kamu sedih dan menanyakan mama kamu nanti."

Mama Rio mengecup puncak kepala Sevan. Dia begitu menyayangi cucu nya itu.

Sevan yang baru saja di cium neneknya menggeliat. Tak lama kemudian ia membuka matanya.

"Nenek.." Sapanya saat membuka mata dan melihat neneknya.

"Udah bangun sayang? Nenek bangunin kamu ya.."

Sevan mengucek kedua matanya yang belum terbuka lebar dan membangunankan dirinya kemudian duduk.

"Nenek.. papa mana?" Tanya Sevan.

"Papa kemana kalau setiap pagi? Papa kan kerja.." Jawab neneknya itu. Ia kemudian memangku Sevan.

I Choose You -  "QIA & RIO"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang