CHAPTER 49

15.3K 454 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Ayoo, papa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Ayoo, papa.. Ajak BunQue mudik. Udah rindu kampung halaman banget tuh BunQi nya >,<


~~

Hari yang ditunggu Qia tiba. Kali ini ia akan benar-benar pulang kampung. Ya, walaupun hanya beberapa hari. Tapi sekedar untuk melihat rumah nya yang hampir lima tahun tak bisa ia lihat sudah cukup.

Keluarga kecil yang akan mudik itu membawa satu koper penuh baju dan satu koper lagi yang dipenuhi oleh-oleh untuk keluarga Qia, ditambah tas khusus untuk obat-obatan. Terlebih lagi obat-obatan untuk Sevan dan Glorya.

Ini pertama kalinya kedua anak Rio pergi menggunakan kereta. Mungkin perjalanan lebih lancar, tapi juga lebih lama. Rio dan Qia juga tidak tahu bagaimana nanti keadaan putra-putri mereka, apakah mereka nyaman atau justru sebaliknya.

Mereka pergi ke salah satu stasiun yang ada di Jakarta diantar oleh sopir pribadi. Di stasiun mereka masih harus menunggu kereta sesuai dengan tiket yang sudah mereka beli tiga hari sebelumnya. Dan ketika kereta tiba, keluarga kecil itu bergegas naik ke dalam kereta.

Rio dan Qia begitu menikmati perjalanan menggunakan kereta. Begitu juga dengan Sevan dan Glorya. Di sepanjang perjalanan mereka menikmati pemandangan alam yang tersedia dari kaca jendela. Melewati sawah-sawah yang membentang. Melihat tingginya gunung yang tampak ketika melewati hamparan sawah, memasuki terowongan yang gelap, dan masih banyak yang bisa Rio juga keluarganya lihat dengan menaiki kereta.

Sepanjang perjalanan, Glorya lebih sering tertidur. Berbeda dengan kakaknya. Sevan sangat gembira dengan perjalanannya kali ini. Anak laki-laki itu begitu terpesona pada pemandangan yang ia lihat.

Sevan yang sebelumnya duduk ditengah-tengah Rio dan Qia kini berpindah tempat. Sevan menggeser bundanya yang duduk di samping jendela. Anak itu tak henti-hentinya menanyakan segala sesuatu yang ia lihat pada Rio maupun Qia.

"Bunda..bunda.. itu apa?"

"Itu gunung, Sevan."

"Kok kecil, bunda? Gunung kan besar."

Qia dan Rio justru terkekeh mendengar ucapan jagoan kecil mereka. Anak lelaki itu bertanya dengan polosnya dan menampakkan rasa keingin tahuan nya yang dalam.

I Choose You -  &quot;QIA & RIO&quot;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang