CHAPTER 78

12.1K 358 12
                                    

"Lagian ini hari terakhir, guys. Nikmatin aja lah ujiannya."

Ucap Qia kepada Zei dan Andin sembari berjalan menyusuri koridor menuju kelas mereka.

"Tentu. Gue pengen cepet lulus S2 dan pastinya gue juga cepet nikah." Jawab Zei.

"Oh iya, Qi. Lo beneran mau jadi guru?" Tanya Andin pada Qia.

"Jelas lah, Ndin. Kalau gue enggak mau jadi guru, buat apa gue lanjutin kuliah?"

"Siapa tahu aja kan, Qi. Lagipula lo udah punya anak, apa enggak bakal kerepotan? Apalagi tiap harinya lo bakal pergi buat ngajar."

"Itumah bisa dipikirin nanti, Ndin. Gue mau fokus selesaiin kuliah ini. Paling enggak satu setengah tahun gue harus bisa lulus."

Andin mengangguk. Kemudian ketiganya melanjutkan perjalanan menuju kelas.

"Bener dugaan gue. Ternyata anak S2. Eh, tapi apa gue enggak salah dengar? Temennya tadi bilang udah punya anak? Masa iya cewek kaya dia udah nikah?"

Gumam Erick. Ya, lelaki itu sempat membuntuti Qia dan ketiga temannya. Sudah pasti dia ingin memastikan bahwa ketiga mahasisiwi tersebut benar-benar anak S2.

~~

"Ngaco, lo! Udahlah simpan aja tuh omong kosong lo, Rick."

Jawab Alan. Rupanya Alan tak menghiraukan perkataan Erick saat temannya itu menjelaskan bahwa benar, Qia adalah mahasisiwi S2 dan yang dia dengar Qia sudah berkeluarga.

"Terserah lo, sih. Gue ngomongin yang gua dengar."

Tak ingin terlalu lama mendengar perkataan Erick yng dianggap Alan adalah omong kosong, lelaki itu beranjak dari tempat duduk di halaman untuk segera pergi. Seementara Erick masih berada di tempat duduknya dan melihat Alan pergi.

"Dasar cowok fall in love. Dibilangin enggak percaya yaudah." Gumam Erick.

Alan berjalan menyususri koridor dan berharap ia bisa bertemu lagi dengan Qia di sana. Dirinya sempat berhenti untuk menunggu Qia lewat, tapi wanita itu tak kunjung menampakkan diri sehingga Alan memilih untuk kembali berjalan.

Tak bisa bertemu Qia di koridor, Alan akhirnya melihat Qia bersama teman-temannya di kantin. Senyum manis lelaki itu akhirnya terpancar dengan mata berbinar-binar melihat wanita yang ada d sana. Entah kenapa ia merasa berdebar saat melihat Qia semenjak pertama kali bertemu wanita itu.

"Eh, Qi. Kok gue ngerasa kalau cowok itu lagi lihatin ita, ya?"

Bisik Zei pada Qia saat melihat Alan yang tengah berdiri sambil melhat ke arah mereka. Qia menoleh mengikuti arah mata Zei. Benar saja, Qia juga mendapati sosok lelaki yang setelah ia pikir-pikir adalah lelaki yang ia temui karena mengambilkan bolpoin miliknya yang terjatuh.

Mata Alan dan Qia bertemu sehingga membuat keduanya saling bertatapan. Kemudian senyum kecil juga menghiasi wajah keduanya.

"Qi? Lo kenal sama cowok itu?" Tanya Andin.

"Enggak." Jawab Qia singkat sambil menggelengkan kepalanya.

"Lah? Terus kenapa lo senyum-senyum gitu sama dia?" Imbuh Zei yang juga penasaran.

"Gue enggak kenal dan enggak tau siapa dia, tapi gue sempat ketemu cowok itu pas enggak sengaja bolpoin gue jatuh dan dia yang ngambilin."

Zei dan Andin kembali melihat ke arah Alan yang masih berdiri pada tempatnya. Kali ini mereka kompak memandangi Alan dari ujung sepatu hingga atas rambutnya.

"Eh, manis juga tuh cowok."

Ucap Zei sambil tersenyum kecil pada Alan. Berbeda dengan Andin yang justru mengernyitkan dahinya setelah menerka-nerka lelaki tersebut.

I Choose You -  "QIA & RIO"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang