CHAPTER 81

12.4K 386 0
                                    

*BACA DULU INFONYA SIAPA TAU TERTARIK!*

Hallo readers setia Married with DUREN – Papa Ganteng I LOVE YOU! Gimana nih ceritanya papa Rio sama bunda Qia hampir ending. :'( Untuk itu, author mau adain Roleplayer buat cast "MWD-PGILY!".. Gimana? Ada yang setuju? Ada yang mau enggak ya jadi cast "MWD-PGILY!" ?? Emang mau jadi siapa di dalam cerita ini??

Cukup komentar aja dulu. Nanti author lihat responnya. Kalau banyak yang minat, author jadi buka roleplayer nya. Tapi kalau Cuma sedikit yang minat, enggak jadi ada RP buat "MWD-PGILY!" *jangan sampai yang respon dikit*

Cuma itu sih info nya. Semoga ada yang minat yahh~

Okay. Silahkan baca CHAPTER 81 berikut ini. Sesuai permintaan kalian, author panjangin chapternya ~

*** *** *** ***

5 Bulan Kemudian..

Tak ada lagi Bella. Wanita yang dulu hampir membuat rumah tangga Qia dan Rio hancur. Ya, karena wanita itu sudah pergi sejak 5 bulan yang lalu. Tak ada lagi Alan yang mengejar Qia. Tentu karena Alan sudah mengetahui kenyataan bahwa wanita itu telah mempunyai suami dan anak. Sejak saat itulah kehidupan Qia dan Rio jauh lebih tenang.

Saat hari libur tiba, Athia mengajak Sevan untuk pergi ke Jakarta. Saat itulah, Qia dan Rio menghabiskan waktu bersama keluarga kecil mereka. Berlibur di taman bermain, mengunjungi mall, pergi ke pantai. Semua itu mereka lakukan untuk melepas rasa rindu karena sudah lama tidak ada acara liburan bersama. Khususnya dengan Sevan yang kini menetap di Bogor bersama mama Rio dan Athia.

Tak ada yang lebih indah bagi Qia dan Rio kecuali melihat senyum bahagia Sevan dan Glory. Kebahagiaan anak laki-laki yang sudah lama tidak berkumpul dengan orang tua dan adiknya itu tak dapat di sembunyikan. Terlebih lagi, Sevan sangat merindukan Qia.

Ya. Pada saat liburan itu, Sevan lebih banyak berbincang dengan Qia. Tangan kecil nya itupun selalu menggenggam erat tangan bundanya. Sementara Rio beralih tugas untuk menggendong putri kecilnya yang kini sudah bisa merangkak. Beruntung Glorya bayi yang tenang dan tidak rewel. Sehingga, Rio tidak kerepotan walaupun harus berjam-jam menggendong bayi nya tersebut.

"Bunda. Sevan mau es krim.." Rengek Sevan saat mereka tengah berada di mall.

"Es krim? Tapi, nenek bilang Sevan flu. Masa mau minta es krim?"

"Tapi, kan, udah sembuh, bunda. Satu aja.." rengek Sevan yang tetap bersikeras untuk membeli es krim.

"Beliin aja, bun. Sekali-kali lah, kita turutin permintaan Sevan-" Ucap Rio yang kali ini membela putranya.

"Tapi, beli dua sekalian ya, bun." Lanjutnya.

"Dua? Sevan kan Cuma minta satu, pa." Jawab Qia sambil mengerutkan dahi.

"Ya, kan, Sevan satu, papa juga satu. Jadinya dua." Goda Rio.

"Papa..."

PLAK!

Qia memukul lengan suaminya. Tentu saja membuat Rio meringis karena merasakan panas.

"Papa malah ngajarin yang nakal, ya." Ucap Qia sambil menatap Rio.

"Enggak, kok, bun. Lagian Sevan kan tetap makan es krim satu. Iya, kan, Sevan?"

Sevan terkekeh melihat papa dan bundanya bertingkah seperti itu. Dirinya hanya menjawab dengan mengacungkan ibu jari tangan kanannya sebagai jawaban bahwa ia setuju dengan yang diucapkan papanya.

"Bunda.. ayo cepat. Beli es krim sekarang." Rengek Sevan sambil menarik lengan bundanya untuk mendekati salah satu restaurant yang pada banner nya terdapat gambar es krim yang menggugah selera, "Iya. Iya." Jawab Qia sembari mengikuti langkah kaki putranya.

I Choose You -  "QIA & RIO"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang