Rasa yang Mulai Datang

10.7K 807 28
                                    

       

Hanya Tuhan yang tau pikiran semengerikan apa yang bermain di kepala cantik Karenina setiap malam. Nina tau, sudah seharusnya dia bersyukur pada Tuhan –jika saja Nina masih pantas menyebut namaNya-, atas takdirnya. Tuhan setidaknya mengirimkan seorang Randy yang menyelamatkannya dari ayah gilanya itu. Dia seharusnya bersyukur, karena tanpa Tuhan mengirimkan sosok Randy untuknya, dia mungkin saja sudah menjadi pelacur entah dimana, atau mungkin saja ia sudah terbujur kaku di dalam tanah.

Namun, nyatanya Nina memang sosok yang tidak tau diri. Dia tidak berhasil bersyukur akan segalanya, disaat kenyataannya, ia merasa hidupnya adalah sebuah kesialan. Andai saja sedari awal ia tidak dilahirkan, ia tidak harus mengalami perlakuan kejam dari ayahnya sendiri. Andai saja ayahnya menyayangi Nina selayaknya ayah lain pada umumnya, mungkin Nina tidak akan terjebak bersama Randy sebagai seorang simpanannya. Nina selalu memikirkan kata "seandainya". Seandainya ia hidup normal, mungkin ia akan seperti gadis pada umumnya. Bersekolah. Berteman dengan banyak gadis, bergosip, bercanda, berbelanja. Mengalami indahnya cinta pertama. Bekerja, mendapat pasangan hidup yang setia dan baik hati. Menikah, memiliki anak. Hidup bahagia.

Setiap malam, hal-hal itulah yang memenuhi kepalanya. Penyesalan, kebencian. Tidak ada hal lain. Nina sadar betapa mengerikannya tiap pemikiran itu, namun ia tidak punya kuasa untuk menghentikannya.

Lalu malam ini, tanpa sadar, bukan semua itulah yang Nina pikirkan. Tidak ada satu dari seluruh hal di atas yang bermain di kepala cantiknya saat ini. Karena nyatanya, saat ini Nina terdiam menatap langit-langit kamarnya. Terkadang tersenyum sendiri, lalu menatap bulan yang terlihat dari jendela kamar hotel yang mewah ini. Tanpa bisa ditahan, tangan kanannya terangkat menuju bibirnya sendiri. Tangannya mengusap bibirnya perlahan, -sangat perlahan-, seolah takut menghilangkan jejak yang tertinggal di sana.

Ya, Nina memikirkan pria yang berada di kamar sebelahnya. Tepatnya, memikirkan bibir pria itu dan rasa bibir pria itu di atas bibirnya.

Lagi, hanya Tuhan yang tau isi kepala Nathaniel yang keras kepala itu. Bertahun-tahun, Niel mengutuk hidup yang ia jalani. Ia merasa bahkan neraka merupakan tempat yang jauh lebih baik dari dunia yang sekarang ia tinggali.

Kehilangan sosok Ibu dan adik kesayangannya, membuat Niel membenci satu-satunya ayah yang dikaguminya. Ia marah. Pada Tuhan, juga pada pria tua yang segan ia sebut ayah. Mengapa Tuhan tidak cabut saja nyawanya dan membiarkannya bergabung bersama Ibu dan adiknya? Mengapa Tuhan memaksanya hidup?

Sasa. Gadis itu selalu berada di sisi Niel dan mengetahui hampir seluruh cerita hidup Niel, sebelum ia kabur seolah seorang pecundang tentunya. Begitu Niel mulai merelakan kepergian Ibu dan adiknya berkat bantuan Sasa, ia harus dihadapkan pada kenyataan cintanya bertepuk sebelah tangan. Niel sempat kembali percaya pada Tuhan, namun lagi, Niel kecewa. Kenapa Tuhan membiarkannya jatuh cinta jika cintanya tidak terbalas? Tidak cukupkah selama ini Tuhan menyiksa hidupnya?

Niel seringkali bermain dengan kata "jika". Jika saja tidak ada orang ketiga yang hadir dalam keluarganya saat itu, tentu Ibu dan adiknya tetap berada di sisinya hingga saat ini. Jika saja ayahnya cukup pintar dan setia, ia tidak harus membenci sosok yang pernah dikaguminya begitu dalam itu. Jika saja Sasa membalas cintanya, mungkin saja Niel  bisa berdamai dengan masa lalunya dan hidup berbahagia.

Namun entah bagaimana caranya, bukan hal itu yang sedang memenuhi kepala Niel saat ini. Niel terkejut mendapati dirinya sendiri hanya melamun dan memikirkan sesuatu, atau lebih tepatnya seseorang yang tidak seharusnya ia pikirkan. Seseorang yang berada tidak jauh darinya. Hanya terpisah beberapa meter oleh tembok.

Niel memikirkan Nina, bibir wanita itu, dan rasa manis bibirnya saat Niel mengecap bibir penuh yang menggoda itu.

Ah, skenario apa yang sedang Tuhan rancang untuk kedua manusia yang hancur itu?

Third Person ( completed☑)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang