Prolog

22.6K 1K 5
                                    

"Ba...byy.... fas.. ter" dengan kata yang terpatah patah aku berusaha berbicara.

Dia hanya terdiam sambil menatapku dan mempercepat gerakannya di dalamku.

Dia menatapku sangat intens, membuatku merasa diinginkan. Membuat ku merasa dicintai. Dialah penyelamatku. Penyemangat hidupku.

Tangannya menjamah semua bagian tubuhku yang mampu dicapainya. Aku melenguh kencang. Sentuhannya.. sentuhan yang berhasil membuatku tergila gila. Sentuhan yang membuatku ingin lebih dan lebih. Sentuhan yang teras lembut

Dorongan itu datang.

"Ran..dyyyy" ucapku patah patah.

Dia mengangguk mengerti dan mempercepat gerakannya.

Tak berapa lama aku serasa berada di langit ketujuh, dan Randy menyusulku kedalam kenikmatan ini.

"I love you Randy. Aku mencintaimu" bisikku di telinganya. Seperti biasa, dia hanya mengangguk kecil.

Bertahun tahun aku mengatakan segala kata cinta, kata sayang, sebesar apa aku menginginkannya, dan dalam tahun tahun itu juga tidak pernah ada satupun balasan dari pria ini. Namun selama pria ini masih berada disisiku, rasanya ini cukup.

Tiba tiba telpon genggam Randy berbunyi nyaring. Aku sempat melihat layar yang menampilkan nama yang membuat hatiku serasa diremas.

Lovely Wifey is calling....

Tanpa canggung Randy mengangkatnya langsung di hadapanku.

"Halo sayang.."

"......"

"Serius?? Kamu udah disini?"

"....."

"Ahahahaha you surprised me, baby. I'll go home now. Wait for me"

Randy menatapku sebentar, tatapan yang aku mengerti artinya, dan segera memasangkan pakaian nya.

"Aku pergi.", katanya singkat. Aku hanya mengangguk sambil mencoba tersenyum..

Ya.. aku tak punya hak untuk memintanta tetap tinggal. Tak punya hak untuk melarang Randy bertemu dengan wanita yang nyatanya adalah istrinya.

Karena aku adalah orang ketiga. Yang hadir dalam hubungan Randy dan Raisa, istrinya, bahkan sebelum mereka menikah.

Menjadi orang ketiga bukanlah keinginanku. Namun ini jalan yang aku ambil..

Third Person ( completed☑)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang