Chapter 18: The Memories

12.3K 677 14
                                    

MARISSA STRIX'S POV

Aku...

Ingat...

Satu-persatu memori tentang kejadian-kejadian yang ada pada diary tersebut kembali ke otakku. Seperti potongan puzzle yang kembali bersatu ke tempat sebenarnya.

Aku sangat pusing!

Bagaimana semua ini mungkin?

13 Juni 2013

Aku turun dari mobil Aziee dan melihat pemandangan di depanku. Sudah ada banyak mobil pemadam kebakaran dan juga polisi di sana. Sementara para reporter juga sudah mulai meliput.

Mansion indah Aziee dulu, sekarang... hanyalah sebuah bangkai rumah besar. Tidak kusangka mataku mulai berkaca-kaca. Nella dari kejauhan terlihat dan begitu Nella melihat aku dan Aziee, ia langsung menarik kami berdua dengan wajah yang sungguh membuat hatiku teriris.

Ia terlihat begitu sedih dan ia ternyata menarik kami ke depan 2 buah kantung jenazah. Aku tidak perlu bertanya siapa yang ada di dalamnya. Pasti adalah orangtua Nella dan Aziee.

Aziee langsung memeluk Nella dan tidak kusangka aku mulai menangis tersedu-sedu. Aku merasakan dekapan orang dari belakangku dan saat aku menengok ternyata itu adalah Nico.

Ia terlihat begitu lelah dan lesuh.

"How are you, my little sis?" Tanyanya.

"I'm not fine," jawabku.

"Apa yang terjadi, Nicky?" Tanyaku menggunakan panggilan kesayanganku.

"Gue akan jelasin ya. Tapi gak sekarang"

"Okay"

Beberapa jam kami tetap berada di lokasi kejadian itu. Nella dan Aziee sangat diam sampai akhirnya Nico yang menghampiri mereka dan mengajak mereka ke hotel terdekat.

Nico membuat beberapa panggilan dan setiap kali panggilan itu terjawab, wajahnya mengeras. Seperti apa yang orang itu katakan di sebrang sana semuanya buruk.

Keesokan harinya, Nico baru menceritakan kepadaku semuanya.

"Sis, lo harus denger ini, tapi apapun yang akan gue kasih tau ini, lo harus percaya okay?" Tanyanya.

Aku hanya membalasnya dengan mengangguk karena tidak tahu apa yang harus kuperbuat lagi.

"Orangtua kita gak seperti yang kita tahu"

"Maksudnya?"

"Gue yakin 99% bahwa yang ngebakar rumah Aziee adalah orangtua kita," lanjutnya yang membuat mataku terbelalak. Ia mengucapkan kata-kata tersebut nada yang sangat yakin.

"Apa?! Nick! Gue tau emang orangtua kita sama orangtua Aziee udah gak bersahabat lagi, tapi gak mungkin kayak gini dong Nick! Buktinya apa?" Bentakku tidak percaya.

"DENGERIN GUE!" Bentaknya tidak kalah besar denganku. Aku langsung mengatupkan mulutku rapat-rapat.

"Polisi udah nangkep orang yang ngebakar rumah itu dan mereka bilang bahwa orangtua kita yang membayar dia!"

"Gak.. gak.. gak mungkin!" Kataku keras-keras tidak percaya.

"Orangtua kita... pembunuh?" Tanyaku pelan.

"Sayangnya, memang benar Marissa,"

-------

Memori tersebut berhenti dan aku kembali ke alam bawah sadarku.

The Heart of a Beast (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang