Chapter 2: My escape

32.6K 1.7K 21
                                    

MARISSA STRIX'S POV

Sudah 3 hari aku ada di rumah sakit ini dan setiap hari aku tahu kalau Grayson datang ke kamar ini saat aku tidur. Entah apa yang ia lakukan tapi aku hanya berpura-pura tidur karena yang aku pikirkan selama 3 hari ini adalah bagaimana cara aku bisa keluar dari tempat ini dan kembali ke Indonesia melupakan ini semua.

Sekarang sudah pukul 9 malam dan yang berbeda dari hari-hari sebelumnya adalah Grayson tidak masuk ke kamar. Aneh. Batinku.

Lalu tiba-tiba datanglah seseorang yang aku rasa adalah pengawal Grayson dengan tattoo-nya yang banyak dan berkata dengan accent kental Amerikanya. "Tuan Grayson mengharapkan agar anda bersiap untuk pergi dari rumah sakit ini besok," dengan itu pengawal tersebut keluar.

Apa?! Kalau aku sampai keluar dari rumah sakit ini pasti susah lagi. Aku harus kabur sekarang. Toh juga luka aku udah gak kerasa apa-apa.

Aku segera turun dari ranjang dengan hati-hati. Yang aku tahu dari 3 hari pengamatan ini adalah:

1. Pintu kamar ini dijaga oleh 2 pengawal dan tentunya aku gak bisa keluar lewat pintu.

2. Seorang suster akan mengecekku setiap pukul setengah 10 malam saat aku sedang berpura-pura tidur.

3. Kamarku ini ada di lantai 2.

Maka ada 2 kemungkinan untukku kabur dari sini, yang pertama adalah nekat terjun dari lantai 2. Atau aku harus membuat suster yang akan mengecekku ini pingsan dan menukarkan pakaiannya denganku.

Pilihan yang terbaik adalah pilihan kedua. Dan sekarang waktu masih menunjukkan pukul 21.15 yang berarti aku hanya punya waktu 15 menit untuk mengambil alat yang diperlukan agar bisa membuat suster itu pingsan.

Aku melihat ke sekelilingku. Sebenarnya aku bisa saja sih menggunakan jurus karateku. Tapi masalahnya adalah jika aku menggunakannya, maka jahitan di perutku pasti akan terbuka. Sehingga setelah melihat-lihat akhirnya aku putuskan untuk menggunakan selimut tipisku ini.

Seperti yang bisa diketahui bahwa selimutku ini ada 2 lapis karena aku mengeluh kedinginan. Dan selimut tipis ini menurutku bisa membantu. Karena tentunya kalau aku menggunakan vas, suaranya akan terdengar keluar.

Aku telah menyiapkan semuanya dan waktu sekarang sudah menunjukkan pukul 21.25 yang berarti sebentar lagi dia akan datang.

Dan benar dia datang. Aku sudah siap dengan posisiku dan telah berpura-pura tidur. Ketika aku mengintip, ia sedang memunggungi wajahku. Dengan diam-diam aku menaikkan kainku dan mencekik lehernya.

Suster ini mulai membuat suara tercekik yang membuatku sebenarnya sangat kasihan. Tapi sayangnya aku membutuhkan ini demi bisa kabur dari si beast.

Akhirnya tak butuh waktu lama suster ini pun mulai lemas dan tak sadarkan diri. Sekarang badanku dipenuhi oleh keringat dingin. Untuk memastikan aku tidak membunuhnya, aku mengecek nadinya.

Masih hidup.. puji Tuhan

Aku langsung menggantikan bajuku dengan bajunya dan menidurkan dia ke kasurku dengan pelan-pelan agar pengawal di depan tidak mendengar apa-apa.

Aku mencoba untuk mengecek semua kantong suster ini dan akhirnya! Aku menemukan sebuah handphone. Oke perfect! Sekarang waktunya kabur.

Aku mulai mencoba untuk mengatur nafasku dan berjalan keluar pintu dengan tangan yang sudah berkeringat.

Kepalaku ku tundukkan agar tidak ketahuan dan dengan tenang aku melewati pengawal itu.

The Heart of a Beast (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang