Chapter 26: Family Reunion

10.3K 499 40
                                    

MARISSA STRIX'S POV

Aku bisa mendengar suara orang berbicara di kejauhan namun rasanya sangat sulit untuk menfokuskan perkataan mereka. Aku mencoba untuk membuka mataku tapi sinar yang masuk sungguh membuat mataku perih.

Lalu aku mencoba sekali lagi dan melihat ke sekitar ruangan. Ruangan ini sangat bau dan juga ada satu lampu bohlam di tengahnya yang membuat ruangan ini terlihat redup.

Kepala berputar dan aku mencoba untuk mengedipkan mataku beberapa kali sampai pandanganku fokus. Ugh kepalaku.

Aku mencoba untuk memegang kepalaku hanya untuk tersadar bahwa tanganku diikat di balik kursi yang aku duduki saat ini.

Huh? Kok aku bisa diikat?

Ternyata bukan hanya tanganku tapi kedua kakiku juga diikat sangat keras.

Aku mulai merasakan jantungku berdetak dengan cepat dan panik mulai menyerbuku. Aku ingat bahwa aku melawan seorang pria di toilet yang menyeramkan itu lalu dibius dan ya aku rasa sekarang aku  diculik.

Aku bisa merasakan cairan basah membasahi pipiku karena aku merasa takut. Dan tidak lama kemudian aku mendengar suara pintu di buka.

Dan yang aku lihat pertama kali adalah senyum hangat kedua orangtuaku di sana. Mereka terlihat begitu tenang dan seperti yang terakhir kali aku lihat. Mengapa mereka terlihat sangat baik?

Aku hanya membalas tatapan mereka dengan tatapan seperti mereka adalah manusia paling hina di dunia ini. Well, memang itu benar sih. Aku bahkan rasanya tidak sanggup mengucapkan bahwa mereka adalah orangtuaku setelah tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Hallo, my darling," ucap ibuku pertama kali lalu membuat gerakan seakan ingin mencium pipi kananku yang aku balas dengan langsung membuang muka.

Tapi walaupun begitu dia tetap saja tersenyum.

Karena tidak tahan lagi dengan tingkah mereka yang sok manis, aku langsung menanyakan mereka.

"Apa mau kalian?" Tanyaku dengan nada yang penuh kejijik-an.

Mereka berjalan dengan pelan lalu duduk di depanku dengan bangku yang baru disediakan oleh orang-orang suruhan mereka di belakang.

"I see, kamu sudah ingat ya sayang?" Tanya ibuku lagi.

"Cepat kasih tau aku apa mau kalian," ucapku lagi dengan nada tenang yang aku tahu sebentar lagi akan meledak karena rasa gemas terhadap mereka.

"Oh tidak sayang, kami hanya ingin tahu keadaan anak kami sendiri memang tidak boleh? Terakhir kali kita bertemu.. hmm sekitar 10 bulan yang lalu?" Jawab ibuku atau yang bisa kubilang monster betina ini dengan manis.

"Anggaplah ini sebagai reuni keluarga, bagaimana pun juga kami kan orangtuamu, Marissa," timpal ayahku.

Perkataannya membuatku merinding. Ya, segitu menjijikkannya perkataan itu keluar dari mulutnya. Aku bisa muntah hanya dengan mendengarnya.

"Kalian telah kehilangan gelar tersebut di menit ketika kalian membakar rumah Grayson bersama dengan orangtuanya! Lalu menghajarku habis-habisan! Dan yang paling keterlaluan adalah kalian dengan teganya menghilangkan memori darah daging kalian sendiri!" Teriakku yang sudah tidak bisa menahan emosi lagi.

Aku sekarang sudah menangis untuk beberapa saat lalu membuang muka dan melanjutkan,

"Jadi kalau kalian harap aku masih menganggap kalian sebagai bagian dari hidupku lagi, lupakanlah,"

Aku menatap mata mereka lalu bertanya, "Apa mau kalian?"

Mereka masih menatapku dengan tenang yang membuatku semakin frustasi karena sepertinya perkataanku tidak berpengaruh sedikit pun.

The Heart of a Beast (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang