Ngabuburit-1-

1.3K 109 18
                                    

♧♧♧

"Ne.. Sarada.. kenapa kau senyum-senyum sendiri ?" Sasuke yang heran melihat tingkah putrinya yang slalu tersenyum sendiri setelah kejadian malam memalukan itu.

"Eeh.. e-tto, etto.. emm" Sarada yang salah tingkah dengan menggoyang-goyangkan tubuh mungilnya.

Sadara semakin bingung ketika wajahnya dipandang curiga oleh Sasuke, ia hanya menengok kesana kesini guna mencari jawaban.
"Kau kenapa ? Jangan bilang kau lagi kasmaran ya Sarada" tebak Sasuke.

Seketika pipi sejuknya memerah dan iris kelamnya yang membulat."Eeh, Iie Papa.. a-pa maksutmu ? Mana mungkin aku kasmaran dengan Boruto"...ohh sial, dasar mulut. Kenapa malah bilang begitu. Mati dah, Tuuh kan. Wajahnya Papa berubah kayak gitu"

"Apaa ? Ternyata kau sedang memikirkan Boruto mesum itu ?" Tanduk Sasuke mulai muncul namun tak kasap mata.

"Boruto tidak mesum Papa, dia hanya...... h-hanya mengecup pipiku saja.. bahkan aku ingin membalas... emmm.. k-kecupannya" tutur Sarada dengan polosnya, tanpa ia sadari asap goib telah keluar dari lubang hidung Sasuke.

"Apaaa k-kau bilaaang ?" Y.Allah baka Dobe, kau telah meracuni anakmu. Dan sekarang anakku ketularan virusmu" sungut Sasuke dalam hati.

Sasuke mencoba untuk tenang menghadapi bencana berbahaya dihadapannya, ia menarik nafas dan melepaskannya secara perlahan.
"Sarada sayang.. dengarkan Papa, kau dan Boruto itu masih kecil tidak boleh seperti itu. Dan kelak kau itu harus menikah dulu dengan Boruto, baru boleh saling menyentuh..." tangan Sasuke membelai sayang surai putrinya."lagipula ini bulan Ramadhan tidak baik memikirkan hal buruk" lanjut Sasuke.

Sarada mulai mencerna setiap kata yang Sasuke katakan, matanya berbinar menampakkan senyum manisnya.
"Jadi kelak aku boleh menikah dengan Boruto ne Papa ?"

"Astagfirllah, senjata makan tuan. Aku salah bicara lagi" batin Sasuke terasa sesak mendapat pertanyaan dari putrinya.

"Pokoknya harus menjaga etika dan sopan santunmu, dan juga menjaga martabatmu sebagai seorang wanita.. Mengerti ?" Jelas Sasuke.

Sarada hanya menganggukan kepalanya dengan rasa kecewa karna tak dapat jawaban yang ia inginkan. Berbeda dengan Sasuke yang malah menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, kau tidak lupa kan kalau kita akan ngabuburit diMasjid Kobe, 2jam lagi kita akan berangkat, persiapkan dirimu" perintah Sasuke yang melenggang pergi meninggalkan putri semata wayangnya.

Sarada menatap kepergian Sasuke dan menyusul untuk menuju kamarnya.
"Yosh, kau harus berdandan seanggun mungkin Sarada. Untuk bertemu dengannya"..."Astagfirllah, puasa Sarada. PUASA" Sarada dalam hatinya mulai mengingatkan."ehehe. Gomen, khilaf" gumamnya tanpa disadari ada telinga menempal dibalik dinding.
"Awass kau Dobe"


🐞🐞🐞


Semua penduduk muslim yang merayakan Danjiki satu persatu telah datang untuk memenuhi acara ngabuburit diMasjid ini, ada pula yang memang setiap hari datang untuk mendapatkan makan halal tanpa susah-susah mencari ditempat lain.

Tampak didepan gerbang masuk sudah ada keluarga Uzumaki dan beberapa keluarga muslim lainnya.
"Bolt, jaga sikapmu. Tou-chan tidak mau kejadian memalukan kemarin terulang kembali" bisik Naruto mengingatkan putranya.

NaruHina-Road to Ramadhan-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang