Kebahagiaan

946 84 11
                                    

♧♧♧

Naruto memandang sendu putri kecilnya yang terbaring lemah dikamarnya, ia ingin malam ini menemani putri kecilnya. Tangan kekarnya mengelus lembut pipi gempil Himawari, sesekali ia mengganti kompresan dikening putrinya.

Untuk beberapa waktu demam Himawari berangsur turun, Naruto terbaring dan mendekap hangat Himawari. Hingga semua kecemasannya terusik karna suara pintu berdecit.

"Naruto-kun, kau masih disini ?" Hinata berjalan mendekat bergabung untuk mendekap Himawari.

"Boruto sudah tidur ?"

"Hn, dia juga kelelahan dan langsung tertidur" tangan sejuknya mengusap surai indigo Himawari."kau kenapa Naruto-kun ?" Pertanyaan Hinata membuyarkan lamunan Naruto sepersekian detik.

"Eeh, t-tidak...." mengecup kening putrinya."aku hanya teringat ayah dan ibu, sudah lama kita tidak berkunjung". Mata safirnya sedikit tenggelam mengingat kembarannya yang berbalik arah darinya.

Hinata mengelus nyaman lengan berotot suaminya, menebarkan senyum penuh kekuatan."kalau begitu pekan nanti kita menginap beberapa hari saja di mansion Uzumaki, anak-anak pasti senang bertemu ayah dan ibu"

Naruto meraih tangan istrinya mengecup punggung sejuknya dengan waktu yang cukup lama, ia menghayati segala miliknya. Miliknya yang paling berharga dari apapun, kekuatannya, cintanya, hidupnya, wanita terindahnya. Hyuga Hinatanya

"Mmm, Naruto-kun.. menurutmu aku harus membawa apa ya untuk Kaa-san ?"

"Hn.."

Hinata melirik kearah Naruto,"bagaimana kalau aku membuat kue ?"

"Hn"

Kini Hinata menatap suaminya yang maasih mengelus punggung tangan Hinata dengan pipi kumis kucingnya."tapi apa Kaa-san nanti suka kue ku tidak ya ?"

"Hn"

"Jawab Naruto-kun, aku minta pendapatmu tau--" ucapnya sambil penggembungkan pipi gempilnya persis seperti anak ABG*anqkbarugede😆*

"Hn" jawab Naruto tanpa dosa.

Hinata menghela nafas panjang karna mulai geram. Untung sudah buka puasa, jadi Hinata tidak perlu mengutamakan kesabaran."anata, kau itu mendengarkanku bicara tidak sih ?" Ucap Hinata memalingkan wajahnya.

"Hn," Naruto sebenarnya paham jika istri cantiknya mulai kesal. Tapi entah mengapa Naruto suka menggodanya, tak jarang juga Hinata merajuk karna digoda suaminya. Dan Naruto pun hanya terkekeh didalam hatinya.

"Aku serius, kenapa hanya menjawab 'Hn' 'Hn' dan 'Hn' ? Kalau Naruto-kun tidak mau menjawab tidak apa-apa, lepaskan tanganku ?" Masih dengan nada halusnya.

"Ayo bobok hime, aku ngantuk.. sini---" Naruto menepuk bantal disamping putrinya Himawari.

Gubrak,dunia terasa terbalik mendengar jawaban suaminya. Kalau bukan karna putrinyaa sedang sakit bisa Hinata pastikan jika Naruto akan merasakan cubitan diseluruh tubuhnya.

***

Hari yang ditunggu-tunggupun tiba, Hinata yang ditemani putri cantiknya sedang menyiapkan adonan kue didapur.

NaruHina-Road to Ramadhan-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang