NaruHina-Road to Ramadhan-

Idhul Fitri-End-

♧♧♧

"Inojin ? Kau sudah tiba diJepang ? Sejak kapan ?" Tanya Boruto, namun hal itu sama sekali tidak dihiraukannya. Karna memang seluruh anggota sedang dalam posisi sungkeman.

"Maaf Bolt, nanti saja".

Idhul Fitri memang tradisi untuk kita mempererat silahturahmi dan saling memaafkan, kalau diadat Jawa memang biasa nya anggota keluarga yang muda sungkeman kepada anggota keluarga yang paling tua.

Sama halnya dengan seluruh penghuni mansion Uzumaki saat ini. Karna memang anggota tertua adalah Minato dan Kushina, maka mereka duduk disinggasana yang telah disiapkan sebelumnya. Seperti kurni tinggi yang hanya berisikan dua penghuni saja.

Dan satu persatu berbaris untuk bergantian sungkem kepada anggota tertua, dan yang pertama tentu Naruto selaku anak dari pasangan Minato dan Kushina yang disusul saudara kembarnya Menma.
"Tou-chan.. maafkan Naru jika selama ini membuat banyak kesalahan dan dosa pada Tou-chan.. Naru sayang Tou-chan" Naruto berkata dengan berjongkok didepan Minato dan masih mencium kedua tangan ayahnya. Serta diakhiri dengan sebuah pelukan kasih sayang.
"Maafkan tou-chan juga ya Naru, maaf jika tou-chan banyak berbuat salah padamu. Semoga kau slalu diberi kebahagiaan didunia dan di akhirat"

Setelah itu, Naruto bergeser kearah Ibunya Kushina. Hati Naruto terasa disengat listrik kala melihat senyum dan mata ibunya yang berkaca-kaca. Naruto menarik nafas pelan dan meraih tangan Kushina, ia mengecup berulang kali tangan wanita yang telah berjasa dalam hidupnya.
"Kaa-san, aku mencintaimu.. maafkan Naru yang mungkin mempunyai banyak salah dan dosa padamu," Naruto menghentikan sejenak ucapannya karna menahan gejolak dihatinya, ingin ia meneteskan air mata kala surainya mendapat belaian dari Kushina." Tetaplah disisi Naru kaa-san, jangan pernah tinggalkan Naru. Terimakasih sudah melahirkan dan merawatku sampai saat ini. Terimkasih" Naruto bangkit mencium kening dan kedua pipi ibunya, ia memeluk erat tubuh Kushina dengan air mata yang tak dapat dibendung lagi.

"Naru sayang, anak kaa-san. Kaa-san juga sangat mencintaimu nak, kaa-san slalu memaafkanmu. Kau dan Menma adalah anugrah terindah dalam hidup kami. Semoga kebahagiaan slalu memyertai langkahmu" ucap Kushina yang melepas pelukan Naruto, ia tersenyum dan mengecup kening Naruto.

Disisi lain, kembaran Naruto. Menma hanya diam tak bergeming, ia merasakan sesuatu yang berbeda dihatinya kala melihat tangisan kedua orang tuanya. Apa mungkin air mata itu juga diberikan kepadanya ? Apa hanya Naruto saja yang memiliki air mata ayah dan ibunya ?.

Semua pemikiran itu kandas kala namanya diserukan pelan oleh sang ayah."Menma, kemari sayang" seketika Menma terperanjat kala ayahnya memanggilnya dengan sebutan sayang. Rasa senang dan malu dihatinya bercampur menjadi satu. Dengan langkah pasti ia mendekat ke arah Minato dan Kushina. Ia melipat kakinya dan memandang wajah orang tuanya dengan seksama.

Suasana terasa hening kala Menma bersungkeman dengan kedua orang tuanya. Karna itu adalah suatu hal yang sangat langka.

Menma menundukan kepala dengan hati yang tak dapat ia mengerti. Seluruh anggota terbelalak ketika tangan Menma meraih kedua leher Minato dan Kushina. Menma memeluk ayah dan ibunya secara bersamaan, ia menenggelamkan kepalanya diantara leher ayah dan ibunya. Semua masih hening melihat kejadian langka ini, ada suara getar dan serak yang terdengar samar namun jelas dapat didengar.
"Tou-chan... Kaa-san hikz.. hiks.. a-a-ku .. a-ku minta ma-maaf pada kalian hikz.. aku telah banyak berbuat dosa pada ka-kalian, aku adalah anak yang tidak berguna. Aku hanyalah anak yang suka menyusahkan kalian berdua, mungkin kalian tidak akan pernah memaafkanku. T-tapi s-sungguh aku sangat mencintai k-kalian. Hikz.. hiks.. jangan pernah tinggalkan aku" Minato dan Kushina sungguh tidak percaya dengan apa yang dilakukan Menma, tanpa mereka sadari seluruh anggota telah menyumbangkan airmatanya kala melihat ketulusan Menma dalam meminta maaf.