(19) Alasan

8.6K 445 4
                                    

Tidak terasa sudah tiga hari, Sita dan Kenzo asyik berkeliling di kota Nagasaki. Mereka mengunjungi beberapa tempat wisata di sana, termasuk wisata sejarah seperti taman perdamaian Nagasaki. Taman itu dibuat sebagai bentuk peringatan atas kejadian jatuhnya bom atom di dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki.

Kini mereka berdua sudah bersiap kembali ke rumah bibi Han, sebelum besoknya kembali ke Jakarta. Ya mereka akan kembali hari Selasa sore nanti. Jadi di hari Senin ini, mereka manfaatkan untuk berkumpul bersama dengan bibi Han di rumah nya yang sangat amat nyaman menurut Sita.

"Kalian sudah selesai jalan-jalan nya?" Bibi Han yang membukakan pintu untuk Kenzo dan Sita.

Oh ya pasti kalian bertanya-tanya, kenapa bibi Han cuma tinggal sendiri kan? Jadi dulu sekali waktu masih muda, sekitar umur dua puluhan, bibi pernah menikah dengan senior nya saat di sekolah menengah atas. Mereka terlihat begitu sangat mencintai. Bahkan suami bibi Han sangat menyayangi Kenzo kecil, yang waktu itu baru berusia tiga tahun.

Tapi takdir berkata lain, karena di usia pernikahan mereka yang ketiga. Suami bibi Han mengalami musibah yang membuatnya harus pergi meninggalkan bibi untuk selamanya. Dan ternyata waktu itu bibi sedang mengandung, dengan usia kandungan nya baru tiga minggu. Karena shock, bibi pun mengalami keguguran. Dia juga memutuskan untuk tidak menikah lagi, melainkan dia memilih untuk membantu kakaknya yang merupakan ibu Kenzo untuk merawat Kenzo kecil.

"Udah bi.." Sita tersenyum manis menatap bibi Han. "Bibi aku beli oleh-oleh nih buat bibi".

"Wah terima kasih sayang" Bibi Han mengajak Sita ke dalam rumah, dan mereka asyik berbicara.

"Kalo udah ketemu berdua, yang lain dilupain" Ucap Kenzo lirih, menggerutu di belakang bibi dan Sita.

"KEN MANA TAS KAMU?" Sita berteriak memanggil suaminya. Bibi hanya bisa tersenyum, sambil menggelengkan kepalanya.

"Nggak pakai teriak bisa yang?" Kenzo meletakkan ranselnya, lalu mengeluarkan barang-barang yang kemarin istrinya beli.

"Makasih suami ganteng" Sita mengedipkan sebelah matanya, bibi Han makin melebarkan senyumnya melihat kelakuan Sita.

"Dasar.." Kenzo mengacak rambut Sita.

Sita pun langsung memberikan barang yang memang khusus dia pilih untuk bibi, dia senang bisa bertemu dengan bibi Han. Sita jadi merasa seperti punya ibu lagi, dan mereka pun kembali terlibat dalam obrolan yang seru. Sedang Kenzo sudah ngacir ke dalam kamar, males banget dengerin cewe-cewe yang lagi ngerumpi.

***

"Udah?"

"Hah?" Sita yang baru saja memasuki kamar. Tadi bibi pamit mau pergi ke rumah temannya sebentar, jadi Sita milih ke kamar aja deh nemenin suami gantengnya. "Udah apaan?".

"Ngerumpi"

"Hahaha ngerti bahasa ngerumpi juga mas" Sita terkekeh saat mendengar suami blasterannya ngomong dia abis ngerumpi, ternyata dia inget sama bahasa itu.

"Kamu yang kasih tau"

Kenzo menepuk sisi kosong futon yang dia tempati, isyarat agar Sita ikut rebahan di samping nya.

"Kenapa?" Sita sudah merebahkan diri di samping Kenzo.

"Kangen peluk kamu"

"Kemarin emang nggak peluk aku emangnya"

Kenzo tidak membalas ucapan Sita, dia memilih memejamkan mata sambil memeluk erat istrinya itu.

"Aishiteru.."

"Hmm" Kenzo bergumam. "Aku juga" melanjutkan ucapannya.

"Apa?" Sita malah bingung sendiri dengar omongan Kenzo.

"Tidur yang, masih ngantuk nih" Tangannya menepuk-nepuk lengan Sita.

Sita baru saja membuka matanya, setelah tadi jatuh tertidur dipelukan hangat Kenzo. Tapi pas dia lihat ke sebelah, suaminya udah nggak ada. Pergi ke mana itu orang, nggak bilang-bilang lagi.

"Bibi Han.." Sita menghampiri bibi yang lagi sibuk di dapur itu. "Kenzo ke mana ya?"

"Eh kamu udah bangun sayang"

Sita mengangguk sambil tersenyum.

"Bibi lagi masak, aku bantu ya?Maaf aku ketiduran bi"

"Udah selesai kok, kamu bantu susun di meja aja ya" Bibi tersenyum. "Kenzo pergi sebentar bertemu teman masa sekolahnya, nanti juga pulang".

Sambil menunggu Kenzo kembali dari acara nya berkumpul dengan teman lama, bibi dan Sita asyik mengobrol di ruang tamu. Sita sibuk bertanya tentang masa kecil Kenzo, yang memang belum dia ketahui.

"Sita bibi boleh berpesan sesuatu pada kamu?" Bibi Han menggenggam erat tangan kanan Sita.

"Apa bi?"

"Kamu tau kan kalau Kenzo orang nya sangat kaku?" Bibi menatap tepat di manik mata Sita. "Dia juga tipe orang yang sangat egois, maksud bibi egois dalam hal menjaga sesuatu apa yang sudah menjadi miliknya".

Sita hanya mengangguk, dia sedang mencerna maksud dari ucapan bibi Han.

"Bibi tau pasti kamu suka sebal sendiri saat sikap Kenzo yang terlalu mengekangmu tiba-tiba muncul"

Lagi-lagi Sita hanya mampu menganggukkan kepalanya.

"Semua itu, ada alasannya Sita.." Bibi kini beralih mengelus sebelah pipi istri keponakannya itu. "Kamu tau sendiri, kalau sedari kecil Kenzo sudah ditinggal pergi orangtuanya, lalu dia juga kehilangan paman kesayangannya. Hal itu membuat dia menjadi seseorang yang pemurung dulu, sehingga membuat dia jadi pendiam seperti sekarang. Bahkan jiwa ingin melindunginya itu muncul karena hal tersebut". Bibi tersenyum menatap Sita.

"Aku tau bi, kalo bibi tidak lupa aku juga sama seperti Kenzo" Sita menggenggam tangan bibi yang masih berada di pipinya.

"Maka dari itu Sita, Kenzo yang sekarang memiliki tekad di mana dia akan menjaga orang tersayang yang dia miliki saat ini. Karena dia tidak mau kehilangan untuk yang kesekian kalinya" Bibi terdiam sejenak, dia pun mengehela nafasnya. "Sebenarnya dia memaksa untuk bibi tinggal bersama kalian, tapi bibi lebih nyaman di sini. Karena ini rumah bibi, di sini bibi lahir dan akan bibi habiskan masa tua di sini juga. Karena itu bibi pesan sama kamu, untuk jangan pernah menyerah dalam menghadapi Kenzo yang kadang menyebalkan itu ya"

Sita yang tidak mampu berkata-kata, langsung memeluk erat bibi Han. Dia berusaha kuat agar air matanya tidak menetes. Sita juga tau bagaimana rasanya kehilangan orang tersayang, kedua orangtua yang sangat dia sayangi harus pergi disaat hari bahagianya waktu itu. Meskipun Sita masih memiliki saudara, tapi entah kenapa seperti masih ada sesuatu yang menghalangi nya untuk bisa dekat dengan kedua saudaranya itu. Dan saat Sita bersama Kenzo, meskipun sifat lelaki itu suka membuat nya sebal. Tapi nasib yang sama, yang membuat mereka bisa hidup bersama-sama saat ini, dan semoga sampai selamanya. Sita nggak akan pernah tahu, apa yang akan terjadi dengan hidupnya jika Tuhan tidak mempertemukannya dengan seorang Kenzo.

Kenzo Clementius. Meskipun kamu amat sangat menyebalkan, dengan segala ke overprotective-an kamu itu. Tapi, aku Sita Mahadewi, mengakui dari lubuk hati yang paling dalam sangat mencintaimu my mr. overprotective.

.
.
.
.

End.

.
.
.
.

Engga deng, becanda ih😁

Masih lama kok abisnya, nanti ada gempa bumi sedikit. Semoga nggak bikin goyang-goyang di badan ya *apasih-_-

Pokoknya ya nanti ada lanjutannya lagi kok......

5 Juni 2017,
Selamat Membaca😉

Mr. Overprotective In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang