Jam makan siang dan Sita sudah bergegas untuk ke luar kantor, dia mau makan siang dengan Kenzo. Iya, Kenzo suaminya, emang siapa lagi. Dia sebenarnya mau makan bareng Gita dan Dewi, udah lama nggak ngegosip bareng mereka. Tapi kan sekarang dia punya bodyguard yang selalu ngintilin dia ke manapun pergi.
"Hai Ken.." Sita melambaikan tangan ke arah Kenzo yang kini sedang bersender di depan mobilnya itu.
"Ayo yang" Kenzo setelah mengecup kening Sita, langsung mengajak istri nya itu masuk ke mobil.
"Ecieeee pengantin baru nempel mulu perasaan" Gita bersuara saat Sita dan Kenzo baru ingin memasuki mobil.
"Iya Git, udah kayak nasi sama piring.." Dewi yang bersama dengan Gita, ikut menimpali untuk mengejek Sita dan Kenzo.
Sita hanya mendengus melihat ulah sahabatnya, dan Kenzo mengangkat alisnya sebelah. Dia tengsin kalo mau ketawa di depan teman-teman Sita, takut pasaran turun.
"Apa hubungannya nasi sama piring Dew?" Sita yang penasaran hubungan nasi dan piring pun bertanya pada Dewi, baru denger dia istilah itu. Yang ada juga kayak prangko sama amplop.
"Nggak tau.." Dewi mengangkat bahunya. "Gue mah karena laper aja, jadi mikirnya ke sana" lalu Dewi pun menyengir lebar.
"Yeee si dodol" Gita dengan santainya menoyor kepala Dewi, yang ditoyor langsung cemberut.
Sita sudah tertawa bahagia, melihat Dewi dan Gita ribut lagi. Kenzo hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Eh makan bareng aja yuk.." Sita tiba-tiba berinisiatif untuk mengajak Gita dan Dewi makan bersamanya dengan Kenzo. "Boleh kan Ken?" Lalu dia menatap suaminya, meminta persetujuan.
"Oke"
"Bhaaaah irit banget ngomongnya.." Gita dan Dewi serempak bersuara. "Sok cool njirrrr" Gita melanjutkan ucapannya.
Sita geleng-geleng kepala, pusing lihat kelakuan duo maut itu. Dia pun langsung mengamit lengan Kenzo, mengajaknya masuk ke mobil. Gita dan Dewi ikut masuk, dan duduk di bangku belakang.
***
Kini mereka berempat sudah ada di sebuah restoran. Gita dan Dewi sudah berjalan lebih dulu, bergegas mencari tempat duduk. Sita dan Kenzo jalan di belakang dengan tangan yang saling menggenggam.
"Wah makan besar nih.." Gita berbicara. Tepat setelah Sita dan Kenzo sampai di tempat duduk yang mereka tempati.
"Eh gue telfon Rima kali ya, seru nih ngumpul semua" Dewi tiba-tiba nyeletuk.
"Nggak.." Gita langsung menjawab. "Nggak usah ya Dewi, emang lo mau kita jadi keliatan jonesnya?" Gita melotot ke arah Dewi yang kini sudah meringis.
"Hahahahaha.." Sita sudah tertawa dengan puasnya, mendengar ucapan kedua temannya itu. "Lo jadian aja sih berdua, biar nggak jadi jones" Kini dia sudah menghadap ke arah Kenzo dan menumpukan wajahnya di bahu sang suami, Sita sungguh ingin menertawakan Gita dan Dewi saat ini.
Kenzo yang melihat tawa lepas dari istrinya itu, hanya mengusap kepala Sita. Lalu dia mengecup pucuk kepala sang istri "kamu girang banget sih yang".
"Mereka lucu abisnya" Telunjuknya menunjuk kedua temannya, lalu menatap Kenzo dengan senyuman jenaka. Dibalas Kenzo dengan ciuman di kening Sita.
"Udah woyyyy.." Gita menginterupsi kegiatan suami dan istri itu. Sewot juga lihat orang berdua mesra-mesraan begitu. Nggak ngerti apa ada jones yang hatinya teriris di sini. Duh Gita sabar ya, ucapnya dalam hati.
"Tau ih, alay banget mesra-mesraan di tempat umum" Dewi melengos, memilih untuk menatap ke arah yang lain.
Sita pun menyengir lebar, sedangkan Kenzo berdeham. Kesan cool harus tetap terjaga, jadi itu deh yang bisa dilakuinnya sekarang.
"Itu Dew maksud gue, bayangin kalo lo suruh Rima ke sini juga.." Gita mulai nenceramahi Dewi. "Dia pasti bakalan ngajak Beno, terus kita jadi yang paling ngenes. Makasih deh" Gita bersungut-sungut saat mengucap dua kata terakhir.
"Iya Git gue setuju. Udah ah mending pesen makan aja lah" Dewi pun memanggil pelayan dan memesankan makanan untuk mereka bereempat.
***
Di mobil dalam perjalanan menuju apartemen, Sita dan Kenzo sedang asyik mengobrol.
"Temen kamu emang tiap hari rame kayak tadi yang?"
"Gita sama Dewi?" Sita menatap Kenzo.
"He-em" Kenzo menarik tangan kanan Sita untuk digenggam tangan kirinya, lalu dia mengecup tangan istrinya itu. Mumpung lagi lampu merah, cari kesempatan dalam kesempitan dulu lah.
"Oh mereka mah tom and jerry wannabe yang, sebentar akur nah sebentar lagi berantem" Sita kini bersender di bahu Kenzo, tangan kanannya masih digenggam oleh tangan kiri suaminya.
"Temen kamu kayak anak tk, berisik. Persis kayak kamu hahahaha" Kenzo tertawa lalu mengecup kepala Sita berkali-kali.
"Ih aku cuma sama mereka berdua ya bawel gitu, kalo sama Rima sih aku pasti ngikutin dia yang pembawaan nya dewasa" Sita tidak mau kalah dengan ucapan Kenzo.
"Iya.." Kenzo manggut-manggut. "Asal buktiin ke aku aja dewasa nya kamu itu" dia melanjutkan mengemudikan mobil, berhubung lampu merah yang sudah berganti menjadi hijau.
30 menit kemudian mereka pun sampai, dan kini Sita sedang sibuk tempur di medan peperangan. Alias masak di dapur.
"Ken.." Sita melongokkan kepalanya ke dalam ruangan kerja Kenzo.
Kenzo menatap ke arah pintu, lalu tersenyum "masuk sini yang". Dia pun fokus kembali menatap layar macbook nya.
"Masih lama ya?" Sita melihat ke layar macbook Kenzo, dia kepo juga sama apa yang dikerjakan suaminya itu.
"Aku lanjut nanti aja deh.." Kenzo menarik tangan Sita dan mengajak istrinya ke ruang makan. "Kita makan sekarang".
"Masalah kerjaan kamu belum selesai Ken?" Sita menanyakan tentang pekerjaan sang suami, dia ingin belajar untuk menjadi istri yang peka.
"Udah mulai beres kok yang, kamu tenang aja" Kenzo tersenyum pada Sita.
"Kalau gitu kamu jangan lanjutin kerjaan kamu, kamu harus tidur cepat malam ini"
Sita membawa piring kotor ke wastafel dan mencuci piring bekas makan mereka.
"Aku nggak mau tidur cepet yang malam ini" Kenzo yang memang tadi mengikuti Sita, kini memeluk istrinya dari belakang.
"Terus kamu mau lanjut kerja gitu?" Sita melirik Kenzo sekilas. "Emang nggak capek itu badan dibawa kerja mulu" Tangannya masih terus bekerja mencuci semua piring kotor yang ada.
"Kalo kerjanya bareng kamu, aku nggak bakalan capek yang" Kenzo berbisik di telinga Sita, membuat Sita sedikit mengelak karena merasa geli akan bisikan Kenzo itu.
"Apaan sih kamu" Sita menyikut perut Kenzo.
"Aku tunggu di kamar ya, kita kerja bareng bikin KenzoSita junior" Kenzo mengecup pipi Sita, lalu pergi ke kamar tidur mereka.
"KENZO MESUMMMMM" Sita pun berteriak setelah mencerna maksud dari ucapan Kenzo. Suaminya punya otak nggak pernah jauh dari pikiran pervert. Masalahnya itu pikiran mesum bikin Sita yang awalnya polos ini jadi ketularan, apa jadinya anak mereka kalo emak sama bapak nya sama-sama mesum. Sita langsung menggelengkan kepalanya.
Kenzo yang sudah merebahkan tubuh nya di atas ranjang, tertawa saat dia mendengar teriakan istrinya barusan. Sita kalo lagi marah-marah begitu bikin gemas, jadi pengen nerkam rasanya. Kenzo langsung menggelengkan kepala, Sita selalu membuatnya bepikiran mesum.
.
.
.Halooooooooooo..🙊
Nih ku kasih update-an Kenzo-Sita buat teman ngabuburit, eh masih lama ya nih adzan maghribnya 😐
Vote (seikhlasnya aja deh) dan comment (kalo pengen komen itu sih) yaaaaaaa, makasih 😊
30 Mei 2017,
Selamat Membaca😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Overprotective In Love
RomanceKenzo. Satu nama yang akhir-akhir ini berseliweran di otak seorang Sita. Sita Mahadewi, gadis asli Indonesia keturunan Jawa ini yang satu tahun belakangan menjalin hubungan dengan seorang lelaki. Lelaki keturunan Jepang dan Belanda yang bernama Kenz...