(9) Tak Terbantahkan

15.3K 721 3
                                    

Pagi hari di rumah pasangan pengantin baru, Kenzo dan Sita. Terlihat Sita yang sedang mengoleskan selai di atas roti, untuk kemudian dia panggang. Lalu dia menyiapkan secangkir kopi hitam untuk Kenzo dan segelas air putih untuk dirinya. Menurutnya air putih dipagi hari lebih baik, dibanding minum kopi atau teh.

Setelah meletakkan ke meja sarapan untuk dirinya dan Kenzo yang ala kadarnya, karena hanya bahan itu saja yang ditemukannya ketika ingin membuat sarapan. Jadi cuma itu yang bisa dia sajikan untuk suaminya.

"Pagi yang" ciuman di pipi Kenzo berikan pada istrinya, ketika dirinya sudah berada di ruang makan.

Sita hanya tersenyum menanggapi suami nya. Lalu dia menyerahkan secangkir kopi, setelah Kenzo duduk.

"Makasih my Sita" Kenzo pun langsung menyeruput kopi hitamnya.

"Ken bahan masakkan habis, aku nanti mau belan.."

"Nanti sama aku aja" Kenzo langsung memotong ucapan Sita.

Kebiasaan deh, dipotong mulu kalo lagi ngomong. Cukup ucapan gue aja yang dipotong mulu sama suami sendiri, jangan sampai uang belanja bulanan plus shoping dipotong juga. Duh amit-amit hahaha.

"Oh ya masalah ucapan aku yang kemarin di mobil"

Sita seketika menatap ke arah Ken, dengan tatapan super duper penasarannya. Akhirnya yang gue tunggu-tunggu dijawab juga sama nih laki.

"Kamu mau kita tinggal di apartemen yang di Jakarta kan?"

"He-em.." Sita menganggukkan kepalanya sambil menatap Kenzo.

"Aku akan kabulin keinginan kamu itu, asal.." Kenzo menjeda ucapannya, sengaja agar istri nya itu makin penasaran.

"Asal?" Sita bertanya dengan gemas, suami nya ini benar-benar. Suka banget bikin dia penasaran kayak gini.

"Asal kamu berhenti kerja.."

"Tapi Kenzo, aku nggak mau berhenti kerja"

"No! Ini bukan untuk dibantah" Dengan tegas Kenzo memperingatkan pada istri cantik nya yang suka bandel itu.

"Ken kamu kan tau kalo aku baru mulai kerja.." Sita berbicara dengan nada yang pelan, dia takut kalau ngomong dengan nada yang jelas malah memancing emosi Kenzo. "Lagi pula aku kerja di sana, teman nya kan cewe semua" lanjutnya.

"Aku tau. Dan aku nggak ngelarang kamu untuk terus berhubungan dengan mereka, tapi engga buat kerja" Kenzo yang sudah menyelesaikan sarapannya, beranjak dari duduknya. Bergegas untuk berangkat ke kantor.

"Kenzooooo" Sita masih berusaha untuk merayu suaminya itu.

Kenzo mendekati Sita, lalu mencium kening istrinya itu. Dia tau Sita sedang berusaha untuk merayunya, tapi keputusan dia sudah bulat. Mereka sudah menikah sekarang, sudah sapatutnya masalah keuangan dia yang menanggung semua. Dan masalah bersosialisasi, Kenzo tidak akan melarang Sita untuk berhubungan dengan teman-temannya selama mereka adalah perempuan. Jiwa protective nya akan selalu muncul jika sudah menyangkut dengan Sita.

"Aku berangkat dulu"

Kenzo berjalan ke arah pintu, meninggalkan Sita yang kini masih cemberut. Dia masih sebal dengan apa yang diputuskan oleh suaminya itu. Tapi dia bisa apa, secara istri itu salah satu tugas nya adalah nurut sama ucapan suami. Aah pusing sendiri kan dia jadinya.

***

Sita kini sedang menggulingkan badannya ke sana ke mari, dia benar-benar merasa bosan saat ini. Alasan dia mau tinggal di apartemen Kenzo yang ada di Jakarta salah satunya adalah ini, jika tinggal di rumah sebesar ini dan hanya berdua ya buat apa. Lagipula Sita juga tidak bisa kemana-mana jika tinggal di sini, berasa tinggal di hutan menurutnya. Kalo rumahnya kayak yang di drama korea sih nggak apa-apa dekat sama pantai, lah ini rumah yang dia tinggalin dekatnya sama hutan hiyyyy serem kali.

If we go dawn
Let show them we are better..
If we go dawn
Let show them we are better..🎵

Suara dering ponsel menganggetkan Sita yang masih berguling-guling tidak jelas di atas kasur.

My Kenken is calling

Sita mendengus, melihat siapa orang yang menelfonnya. Dia masih sebal dengan apa yang diputuskan oleh suaminya itu.

"Halo" Jawab Sita dengan sedikit malas.

"........."

"Hmm" Dia pun hanya bergumam menanggapi Kenzo yang bicara di seberang.

"........."

"Iya sayang, iya..yaudah aku mau siap-siap dulu" Mematikan sambungannya, Sita pun bergegas ke kamar mandi. Cuci muka, lalu bersiap-siap.

Tiga puluh menit kemudian, Sita sudah rapi dengan penampilannya. Hanya tinggal memoleskan lipstick mate sebagai sentuhan terakhirnya. Dan bertepatan dengan suara deru mesin mobil yang baru sampai di depan rumah, yang dia yakini adalah Kenzo.

"Udah cantik nih" Kenzo masuk ke dalam kamar.

Sita yang dipuji sama sekali tidak terpengaruh, dia malah cemberut melirik ke arah Kenzo.

"Bibir ngerucut begitu, minta banget dicium apa" Kenzo yang kini sudah berdiri di hadapan Sita, memegang dagu istrinya lalu mengecup bibirnya.

"Ih jangan cium-cium"

Sita pun berjalan ke luar kamar, lalu masuk ke dalam mobil Kenzo. Dia masih sebal pake banget sama suami nya itu.

Kenzo menyusul Sita, dia menggelengkan kepala melihat ulah dari istrinya itu. Bikin gemes kalo lagi ngambek begitu. Pengen kurung dalam kamar seharian aja rasanya.

"Masih ngambek nih?" Kenzo kini sudah di dalam mobil dan bersiap untuk menyetir.

Sita masih diam, dia malah melihat ke arah jendela. Pikirnya, ngambek dulu ah ya siapa tahu aja si Kenzo bolehin dia buat kerja lagi. Alasan Sita kerja tuh bukan karena uang, tapi karena dia butuh pengalaman. Dan di tempat kerjanya itu dia bisa dapat pengalaman baru, selain teman bersosialisasi. Tapi dengan semena-mena Kenzo mutusin dia untuk nggak kerja, tanpa merundingkan terlebih dulu.

"Kalo kata orangtua mengabaikan suami itu dosa" Kenzo mendekatkan tubuhnya ke tubuh Sita, membuat istrinya reflek memundurkan tubuh nya ke pintu mobil. "Siniin badannya yang, duduk yang bener terus pake sabuk pengaman" Kenzo memasang sabuk pengaman di tubuh Sita.

Gue kira dia mau nyosor lagi. Eh engga deng, ge-er banget gue hehe. Tapi emang Kenzo kan dikit-dikit nyosor kerjaannya. Duh ketularan mesum gue nih.

Mobil pun jalan yang dikemudikan oleh Kenzo, dan Sita masih setia dengan kediaman nya. Dalam rangka ngambek sama suaminya yang sialnya ganteng tapi nyebelin akut itu.

Kini Sita dan Kenzo sedang berada di supermarket, membeli keperluan di rumah yang stock nya memang sudah habis itu.

"Yang.." Kenzo memanggil istrinya yang kini berjalan di depannya, dia sendiri kebagian mendorong trolly.

Sita hanya menengok sekilas ke belakang, melihat Kenzo dengan tatapan tajam. Dibalas senyuman mengejek dari suaminya.

Nyebelin emang. Sita menghentakkan kakinya kesal, dan berjalan lebih cepat mendahului Kenzo. Suami gue menguras emosi dan jiwa banget. Istri ngambek malah diledek bukan dirayu, nanti kalo gue ngebantah malah dia yang marah-marah. Astagfirullah, akhirnya nyebut juga kan gue.

Sedangkan Kenzo yang berjalan di belakang Sita, terus mengikuti ke mana istrinya itu berjalan. Pikirnya, nanti juga berhenti si Sita dari aksi ngambeknya. Ikutin aja terus dia mau nya gimana, pasti juga bakalan nyerah sendiri.

.
.
.

Udah hari kelima puasa aja nih, ah lebarannya masih lama tapi 😫😂

Update-an Kenzo&Sita hari ini ku persembahkan buat yang lagi berhalangan sholat taraweh atau yang emang males sholat taraweh 🙊🙈

28 Mei 2017,
Selamat Membaca😉

Mr. Overprotective In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang