Chapter 4

87 19 9
                                    

"Memulai Pertemanan"

Sekarang jam istirahat, hadeh si Friska masih diem mulu lagi puasa ngomong kali. Sepanjang gue sama Firska duduk satu meja gak pernah ngomong sekali pun aneh deh dan malah gue ditinggalin sama dia.

Si Netta? Kalo istirahat dia sering sama pacarnya, nasib nge-jomblo. Netta itu sahabat gue sejak SMP. Mangkan nya tadi gue bilang kalau dia temen satu satunya dan sekarang ditambah Friska tapi gue gak tau dia nganggep gue temen apa enggak.

"Ralia, kita ketemu lagi."

Gue yang lagi duduk jenuh sambil nyoret-nyoret buku denger nama gue dipanggil dengan reflek langsung kepo siapa orangnya? Dan ternyata orang nya si Khafi sableng.

"Lah lo kok ada disini?" Tanya gue pada Khafi.

"Dimana ada lo pasti ada gue, karena gak tau kenapa lo itu kaya magnet yang selalu narik logam kaya gue."

Gue mengkat satu alis gue karena heran sama cowo satu ini.

"Hah? Lo demam apa kejedot sih? "

"Gue abis kejedot." Ucapnya sambil duduk di kursi depan gue.

"Pantes makin sableng."

"Maksudnya kejedot cinta nya Ralia." Gombal nya

"Idih mana ada kejedot cinta."
Bener-bener aneh sekali.

"Ada gue sih."

"Bener sih emang makhluk kaya lo." Dia malah senyum, berarti gue bener dia makhluk aneh.

Gue keinget omongan gue yang masalah penggemar, gue tanyain ah.

"Fi lo jadi fans pertama gue mau?" Ucap gue frontal dengan segudang keyakinan mbuang rasa malu eaaa.

"Gue sih mau, emang kenapa? "

"Gak papa sih."

"Gue mau temenan sama lo Li." Ucap Khafi tiba-tiba, aneh sekali.

Gue mikir dulu deh dia cocok gak yah buat jadi temen gue?
Dan oke lah, kan dia Fans pertama gue.

"Oke karena lo fans pertama gue, gue terima ajakan buat temenan." Gue ngulurin tangan gue dan Khafi pun melakukan nya dan kita bersalaman sebagai tanda pertemanan kita dimulai.

"Lo laper gak?" Tanya Khafi sama gue kayanya dia. Aduh gue lupa dia bisa baca pikiran orang.

"Gak, btw lo kelas mana?" Gue menjawab ketus sih, namanya juga Adaptasi.

"Gue disini sama lo."

"Hah? Kok gue gak ngeliat lo." Ucap gue terkejut, karena seinget gue itu dikelas gue gak nemuin makhluk sableng ini.

"Ya lo sibuk sama Raihan itu, gue tau lo suka,"

"Iya gue suka sama dia, tapi lo jangan kasih tau siapa-siapa"

"Iya tenang aja, kalau masalah ngejaga rahasia aman ditangan gue."

"Tapi ini mungkin suka sesaat, tau gak lo pas dia megang tangan gue tanpa sengeja. Gue deg-degan."

"Kalo gak deg-degan lo mati."

"Iya juga sih," gue ketawa dikit masih jaga image gue.

"Emang waktu Raihan nyuruh lo buat ngikukutin dia mau diapain?"

"Kepo lo kaya Dora."

"Gue kan udah pernah bilang Diego bukan Dora."

"Iya iya Diego, jadi tuh Raihan nyuruh gue buat ngambil jadwal seragam ke sekolah terus peraturan-peraturan gitu deh, tapi cewe di sebelah nya kaya gak suka sama gue deh."

"Cewe yang mana?"

"Yang masuk dikelas kita tadi,"

"Oh Fradella, si Della suka sama Raihan tapi Raihan nya cuek." Ucap Khafi yang bikin gue kaget karena tiba-tiba naikin suaranya beberapa oktaf.

***


Kring!! Kring!!

Yass akhirnya selesai juga, waktunya pulang yeay.

Guru Sejarah udah keluar, dan gue? Ya ikut keluar lah kan waktunya pulang.

"Ka lo balik sama siapa?" Tanya gue ke Friska sksd gak dosa lah gak papa.

"Gu-gue pulang naik angkutan umum." Ucap dia gugup, tapi gue heran deh sama Friska. Kan gue udah kenal dia, 1 meja sama dia tapi ngomong sama gue masih gugup aja. Yasudahlah.

"Balik bareng gue yuk?" Ucap gue sambil berjalan keluar kelas.

"Gak usah, gue masih bisa pulang sendiri."

Si Friska masih kekeh sama pendirian nya, oke fix sekarang mungkin dia gak mau ngebuka hati buat temenan sama gue.

Just positive thinking Ra.

"Gue duluan." Ucap Friska lalu dia pergi keluar gerbang sekolah.

Akhirnya Friska ngomong duluan juga. Ada kemajuan walaupun sedikit.

Gue nepuk jidat gue.

Oh iya gue lupa ngabarin Bang Reno suruh jemput gue, Ya lord,

Ralia Andien N : Bang ada dimana? Jemput gue kesekolah dong!!

3 menit kemudian baru ada balasan.

Reno Dika H : Gue msh di kampus, Li gue kayanya gak bisa nganter lo pulang deh, naik angkutan umum aja yah, nanti pulang kampus abang beliin Martabak.

Bang Reno gak bisa jemput gue, suruh naik Angkutan Umum? Hah? Gue gak mau ah nanti gue dijadiin sandra lagi.

"Bang Reno gak bisa jemput lagi? " ucap gue pelan

Gue jalan dengan lesu. Selesu-lesu nya, gak usah tanya kenapa? .

Lagi-lagi gue harus di halte sekolah ck.

"Mau saya anter pulang?"

HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang