"Telat lagi ya kamu?" seorang perempuan berbadan besar berdiri di depannya dengan tangan di lipat di dada. "Mau jadi apa kamu kalau setiap hari telat begini, hmm? Kamu pikir ini sekolah nenek moyang kamu Shaka?!!"
"Astaghfirullah bu. Saya baru aja sampe sekolahan masa udah dimarahin si? Itu ga capek apa marahin saya terus tiap hari?" ucap Shaka sambil mengelus dadanya pura-pura kaget.
"BERANI KAMU YAAAA!!!"
Shaka sudah bersiap ingin lari. "Eh eh eh buk aduh!! Duh! Aw! sakit kuping saya buk. Yah.. yah yah makin caplang dah ni kuping saya."
Sebenarnya Shaka ini adalah seorang murid baru di sekolah Garuda, baru 3 bulan. Dia dipindahkan Kakeknya dari SMA Garuda di cabang bandung karena orang tuanya ada disini, biar mudah diawasi katanya, karena keluarganya pun tau kalau Shaka ini memang nakal. Nakal sekali.
"Apa lagi alasan kamu telat hari ini?" Tanya Pak Budi, guru BK SMA Garuda.
"Hmm.." Shaka tampak berfikir. "Apaya Pak? Bingung saya. Pasrah deh pak Saya mau dikasih hukuman apa, males saya ribut lagi sama bapak." Kata Shaka santai.
Pak Budi geleng-geleng kepala melihat tingkah laku salah satu muridnya ini. "Kamu bersihkan semua toilet yang ada disekolah ini. Setelah itu lapor sama Saya kalau sudah selesai biar saya kasih hukuman selanjutnya." Shaka langsung berdiri dan pergi keluar ruangan BK tanpa sepatah kata pun.
Sepanjang jalan saat Shaka berjalan menyusuri koridor sekolah untuk menuju tempat hukumannya, semua mata tertuju pada Shaka dengan berbisik-bisik. Entah apa yang mereka bilang, tapi yang jelas itu pasti menyangkut dengan kegantengan Shaka. Iya, Shaka memang sangat tampan, matanya coklat, badannya atletis, padahal dia termasuk orang yang sangat malas olahraga tapi badannya bisa sebagus itu. Heran kan?
˟˟˟˟˟
"Yaelah apes banget si gue, tiap hari dihukum. Eh tapi ya ini salah gue juga si yakan, ih tapi gue gamau di salahin. Anak cowo tu kalau ga nakal gak gaul." Shaka asik berdialog sendiri dan tanpa sadar ia sudah jadi bahan tontonan orang bulak balik ke toilet. "Ih kalian nontonin apaan si? Masa Shaka lagi ngepel di gini diliatin, shaka lagi ga ganteng gini diliatin. Jangan duh, nanti ilang gantengnya shaka." Shaka berbicara pada mereka yang melihatnya terus-terusan dan mereka jengah menatap shaka dan langsung meninggalkan shaka. Dan tiba-tiba...
BRUKK...
"ASTAGHFIRULLAHALADZIM!! COPOT JANTUNG SHAKA!!" shaka memegang dadanya, karna dia benar-benar kaget kali ini, bukan seperti biasanya yang di buat-buat.
"Lo anak baru itu kan?" ujar seorang cowok dengan muka yang songongnya minta ampun.
"Anak baru tapi udah bikin onar mulu tiap hari." Kata seorang cowo yang kali ini dengan rambut undercutnya.
"Lo mau ngalahin kita-kita?" kata seorang cowo lagi yang kali ini mukanya sedikit seperti jepang kesasar.
Shaka masih melongo di tempatnya saambil memegang kain pel yang tadi iaa gunakan untuk mengepel toilet tersebut sebelum segerombolan anak aneh ini datang. "Sarap lo ya?!" Kata Shaka yang masih dengan muka cengonya. "Perasaan kita ga lagi lomba deh, gue ni lagi dihukum gara-gara telat, emang gue ngalahin lo pada waktu telatnya?"
"Gausah sok cakep deh lo." Cowo bermuka songong angkat bicara kali ini.
"Apaan si, Shaka emang cakep tau dari lahir malah."
"Bos, emang dia cakep gitu kaya bule. Matanya tu liat, warnanya biru." Cowo seperti jepang kesasar berbisik kepada simuka songong yang masihkedengaran oleh Shaka.
"Nah kan, temen lo aja ngakuin kalau gue tu cakep, kaya bule. Yekan yekan?? Nah elo muka kaya paklek aja belagu."
"Lah songong."
"Wah bos nantangin dia."
"Gajelas deh ah, udah sana. Shaka mau ngepel lagi nih, tanggung dikit lagi. Kalau mau ngajak ribut ntar aja pulang sekolah di lapangan basket."
"Oke, gue tunggu lo di lapangan basket ntar pas pulang sekolah."
"Oke mas.." dan Shaka melanjutkan aktifitasnya tadi dengan bersenandung kecil. Sepertinya dia memang menikmati hukumannya kali ini.
˟˟˟˟
Tiga orang remaja laki-laki tengah duduk dibawah pohon rindang sambil menunggu seseorang yang saat ini sedang mereka tunggu. "Mana si tu tuyul, lama amat dah ah." Cowo dengan rambut undercutnya memilai pembicaraan.
"pulang kali dia tu, takut sama kita." Jepang kesasar menyambung.
"Tungguin aja dulu 15 menit lagi, kalo ga muncul juga kita samperin besok aja." Si songong berkata santai sambil menatap daun-daun pohon yang rindang. Dan tak lama seseorang yang mereka tunggu itu datang dengan santainya menghampiri tiga orang remaja laki-laki itu dan duduk bersama mereka.
"Dih kampret, ngapain lu duduk disini?" seseorang dengan muka Jepangnya berbicara sembari melempar ranting pohon, dan tepat mengenai si Songong.
"Wah lu ngajak ribut ya? Kok gue yang dilempar si?" si Singong marah.
"Ih ga sengaja aku tu, maapin ya.."
"Ih kok alay si? Kok jadi lu berdua yang ribut? Tadi nantangin Shaka. Sekarang malah ribut sendiri." Kata Shaka kesal. "Shaka pulang aja deh kalau gini, ah ngeselin." Shaka hendak bangkit namun di tahan Oleh si Songong.
"jangan dong, tanggung nih udah disini juga. Hmm jadi lo mau nantangin kita apa? Jotos-jotosan? Basket? Lari? Atau karate? Pilih aja."
"Ih apaan, Shaka ga suka kekerasan tauk. Ini aja mendingan." Shaka mengeluarkan Handphone nya dari saku, dan memlih salah satu applikasi permainan yang sedang sangat ia sukai saat ini. "Nih..!" sembari menunjukkannya pada ketiga lelaki itu.
"Dih apaan, mainan anak cewe! Ogah ogah!!"
"Ya allah mainan adek gue ini."
"Ngeledek kita lo ya??"
"Tenang-tenang, biar saya jelaskan. Jadi, permainan ini adalah permainan ter-ngetop sekarang. Jadi kalau salah satu diantara kalian yang menang, gue bakal ikutin mau kalian apaan, tapi kalau gue menang, lu semua jadi temen gue. Gimana?" tawar Shaka sambil menaik turunkan alis tebalnya itu.
Ketiga anak lelaki itu saling pandang dan serempak menganggukkan kepala mereka. "OKE!!" kata mereka mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
METEOR GARDEN
Teen FictionGa ada deskripsi, baca aja langsung kalau kepo fufufu🥰