"Kalau tau bakalan begini ujungnya, mendingan kita ga usah ikutin permainan dia Riq."
"Tau ni Ariq, ngapain coba di iya-in? rugi ni kita. Males deh temenan sama anak idiot model gitu.
"Gak sadar diri deh Darrel. Heran gue." Attariq berdiri dan melangkah kearah motornya di parkiran.
Sementara Taka dan Darrel masih bengong di tempatnya tadi. "Ka, emang gue salah ya kalau ngomong si Shaka itu anak idot?" Tanya Darrel dengan wajah polosnya.
"Dosa apasi gue sama Ariq punya sahabat macam gini ya Allah..!" Alih-alih menjawab pertanyaan Darrel, Taka malah menengadahkan wajahnya ke atas langit dan mengangkat tangannya seperti berdoa. Setelah itu pergi menyusul Attariq yang sudah menunggu di parkiran.
"Pada kenapa si? Heran deh, kan Darrel Cuma nanya aja. Salahnya di mana coba?" Darrel berbicara sendiri, dan kemudian tersadar kalau ia akan ditinggalkan oleh kedua temannya.
˟˟˟˟
Shaka baru saja memarkirkan mobilnya di bagasi rumahnya. Jujur saja, sebenarnya shaka malas sekali untuk pulang kerumah ini. Rumah ini besar, namun bagaikan neraka menurutnya, sunyi dan sepi. Semua orang hanya sibuki pada urusannya masing-masing dan tidak ada yang memeperhatikan Shaka. "Den Shaka..!!"
Shaka reflek menoleh ketika ada yang memanggil namanya. "Eh bik Inah. Ada apa bik?" jawab shaka dengan senyuman manisnya. Iya, Shaka memang dekat dengan asisten rumah tangganya ini, karena memang bik inah lah yang merawat Shaka dan memperhatikan Shaka dari kecil. Orang tua Shaka? Jangan di Tanya, mereka sibuk dengan urusan masing-masing hingga terkadang lupa dengan Shaka.
"Emm.. anu den, tadi ada nyariin Aden kesini. Perempuan den, sepertinya sebaya sama Aden." Shaka Nampak berfikir sebentar, kemudian menjawab. "Ciri-cirinya gimana bik? Terus dia ga ada nitip pesen apa-apa buat Shaka?" "Ga ada den. Dia Cuma bilang kalau besok dia bakal kesini lagi." "Yaudah klau gitu, makasih ya bik." Ucap Shaka dan kemudian dia menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya.
Di sinilah Shaka sekarang, di dalam kamarnya. Tempat favoritnya, dengan nuansa warna kesukaannya yaitu merah-hitam. Tempat yang menurutnya paling nyaman. Tempat di mana dia melakukan aktifitasnya. Dan sekarang ia nampaktengan berfikir keras, "siapa si yang nyariin gue? Jadi penasaran deh."
Dan di sini lah Shaka sekarang, di tempat makan langganannya. Yang sering ia kunjungi disaat ia bosan seperti sekarang. Shaka ini baru saja pindah dari Bandung, baru 3 bulan. Jadi dia belum memiliki teman yang sangat dekat, sama seperti disekolah, setiap ia ingin berteman dengan teman sekolahnya pasti mereka menatap tak suka pada Shaka, entah karena apa Shaka pun tak mengerti. Jadilah Shaka mencoba mencari teman dengan caranya yang unik itu seperti kemarin untuk mencoba akrab dengan Attariq dan teman-temannya.
"Eh mas Shaka!" sapa seorang pelayan laki-laki yang mungkin hanya lebih tua 2 atau 3 tahun saja darinya.
"Res, bisa gak sih jangan panggil gue mas mulu! Kesel tau gue dengernya, gue bukan mas mas Res!" cerocos Shaka
"Kan biar lebih sopan sama pelanggan." Ucap Ares tenang.
"Auk dah! Ngomong sama tembok sono lu."
Ares adalah seorang pelayan yang bekerja di sini paruh waktu karena dia juga sedang kuliah di salah satu Universitas yang ada di Jakarta, dan untuk membantu Ibu nya jadilah dia bekerja di sini. Entah bagaimana kedua lelaki ini bisadekat, yang pasti itu karenamereka mempunyai hobi yang sama dank arena Shaka sering nongkrong di sini.
"Jadi lo mau pesen apa Ka?" ucap Ares memecah keheningan.
"Kayak biasa aja deh."
"Oke!"
Di saat Shaka tengah menunggub pesanannya datang tiba-tiba saja kursi di sampingnya bergeser, sontak saja Shaka langsung menoleh dan kaget. "Ngapain lo di sini?!!"
Orang itu memutar matanya jengah. "Pake nanya lagi, yam au nongkrong lah!" jawabnya tak mau kalah. "Cih! Nongkrong kok sendiri, keliatan banget si jomblonya kamu tu mas." Ucap Shaka.
"Sakit jiwa lo ya? Lo juga kan jomblo. Lupa? Sok sokan ngatain gue lo kampret!!"
Shaka Nampak berfikir sebentar kemudian melirik kea rah orang itu lagi "Bener juga sih. Yaudah lo temenin gue sini biar kita gak keliatan banget jomblonya."
"Najis amat."
"Yaelah Riq , masih kesel lo gara-gara kalah maen ludo king sama gue tadi?" ledek Shaka. Dan Shaka langsung mendapat pelototan tajam dari Attariq.
Baru saja Attariq akan membalas perkataan Shaka tiba-tiba saja pelayan datang membawakan pesanan Shaka "Permisi, ini pesanannya. Selamat menikmati."
"Mas pesen kopinya satu sama Cheesecakenya satu ya." Ucap Ariq pada sang pelayan.
"Kayak anak cewe pesenan lo cheesecake." Ledek Shaka.
"Berisik amat si suparman!!"
Finally update juga hahaha
semoga suka yaa, selamat membaca teman-teman
KAMU SEDANG MEMBACA
METEOR GARDEN
Teen FictionGa ada deskripsi, baca aja langsung kalau kepo fufufu🥰