"Kamu udah selesai sama urusannya?"
Satria mengatakan itu ketika melihat Kinan sudah kembali dari kegiatannya. Lelaki itu rupanya sudah menunggu cukup lama. Wanita yang ia tunggu kini mengarahkan senyuman senangnya. Kinan menghampiri Satria cepat lalu mengenggam tangannya. Mata wanita itu juga bercahaya, dia selalu bersyukur karena akhir-akhir ini kekasihnya berada di dekatnya.
"Kamu dari kapan ada disini?"tanya Kinan yang sekarang membuat Satria menunduk pelan.
"Baru aja, kok. Barusan nyampe."dusta Satria yang sebenarnya datang ketika Kinan tengah hendak menaiki anak tangga menuju lantai paling atas.
Kinan kemudian mengangguk mengerti. Sekarang wanita itu melirik jam tangannya. Waktu kerja nya sudah usai sejak tadi. Jadi, tak ada lagi hal yang harus ia lakukan disini. Pasiennya juga sudah memasuki kamarnya, tinggal Kinan kembali pulang lalu bertukar shift dengan dokter lainnya. Kinan melihat bungkusan yang berada di belakanh tubuh Satria. Sesekali dia menyipitkan matanya menebak apa yang dibawa oleh pacarnya itu kali ini.
Kinan terkekeh pelan. "Kamu bawa apaan itu kok disembunyiin sih,"
Satria menggeleng cepat. Dia sengaja menyembunyikan bungkusan itu dari pandangan Kinan agar wanita itu tak bisa mengetahui nya. "Bukan apa-apa,"
"Pasti ada apa-apa nya deh. Satria, aku itu tau kebiasaan kamu. Suka bikin terkejut sekaligus terpukau sama tindakan romantis kamu. Udah deh, itu buat aku kan?"
Satria menghela napas sejenak. "Bukan buat kamu,"
"Bohong kan?"
Satria akhirnya menyerah. Dia mengeluarkan bungkusan yang ia sembunyikan di balik badannya itu untuk diberikan kepada Kinan. Sebuah kotak musik berwarna coklat terbuat dari kayu, yang ketika dibuka, musik klasik terdengar mengalun dengan indahnya. Kinan tersenyum lebar. Lagi-lagi ada hal yang tak terduga ia dapat ketika usai bertemu dengan lekaki ini.
Kinan membuka kotak itu lalu musik klasik terdengar. Kinan tertawa kecil ketika melihat lampu-lampu hiasan di dalam kotak musik itu berubah perlahan menjadi nama dirinya dan juga Satria. Kinan tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Nyata nya, dia akan selalu bahagia bersama lelaki ini.
"Garing ya?"ujar Satria gugup.
Kinan menggeleng cepat. Dia menyukai hadiah ini. "Nggak kok, lucu. Ada nama aku sama kamu di dalam sini. Kok bisa sih?"
"Pakai mantra tau,"
"Matranya apaan tuh?"tanya Kinan belaga penasaran.
Satria kini mendekati telinga wanita itu lalu berbisik pelan. "Mantra nya adalah....."kata nya tertahan. "Kinan orang paling jelek sedunia,"lalu secara sengaja tawa keluar dari bibir lelaki itu.
"Nyebelin!"
Sial, tiga tahun dia berusaha melupakan hancur dalam sekali sapa.
Kinan berusaha menutupi kegelisahan nya. Dibalik itu, dia masih menyimpan tanya. Kenapa bisa lelaki ini ada disini dan tentunya mengenal Regan. Tidak, bukan itu. Bukan itu yang Kinan pikirkan saat ini. Justru kenangan lama yang sepintas melewati pikirannya.
Kenangan bersama lelaki paling brengsek yang ia pernah ia kenal. Lelaki yang bahkan pernah meninggalkan nya tanpa alasan yang pasti.
Dan ketika lelaki itu hadir lagi, apakah salah jika Kinan membencinya?
Satria bukan tipe orang yang romantis. Kadang dia cuek kadang juga sibuk sendiri. Tapi dibalik itu semua, Satria bisa menempatkan posisinya. Kadang dia bisa menjadi sesosok kakak yang baik untuk Kinan yang terlahir sebagai anak tunggal, kadang bisa menjadi sosok kekasih yang pengertian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Even If Time Passed
ChickLitSEKUEL DARI CERITA OK CAPTAIN "Yang saya butuhkan hanya satu orang yang bisa memahami dan mengerti saya. Hanya itu,"