13. Sisa-sisa peduli

9.3K 630 230
                                    

Sebelumnya aku mau minta maaf karena sempet hiatus dan menghilang dari dunia perwattpadan :") aku baca komen kalian yang selalu masuk di email aku, dan aku nggak nyangka kalian itu antusias sama cerita ini :") jadi, makasih banget sumpah 😭😭😭 ga ngerti lagi sih ya, aku ragu buat post ini tapi semoga kalian suka ya hehehe















"KINAN! KINAN!"

Sambil mengetuk pintu lift, Satria juga tak pernah berhenti memanggil nama wanita itu. Seakan panik sendirian, dia mencoba menyelesaikan masalah ini, mencoba mencari jalan keluar untuk dapat membawa keluar Kinan yang kemungkinan masih ada di dalam sana. Usaha nya tak terhenti hanya memanggil, kini dia juga menghubungi orang lain melalui ponselnya.

"KINAN! KINAN!"

Panggilnya seakan tak mau berhenti. Namun tak ada satupun jawaban yang di dapat dari dalam sana.

Satria mengusap wajahnya. Dia bingung sendirian, sedangkan disisi lain dia harus menunggu tim yang menyelesaikan masalah ini. Kini pikirannya dihinggapi oleh penyesalan. Andai saja ia tak mengalah karena ego, andai saja dia harus menekankan rasa tak tahu malu, andai saja dia memaksakan kehendaknya, mungkin dia menemani wanita itu di dalam sana.

Usai menunggu cukup lama, Regan dan beberapa tim datang memeriksa keadaan lift. Sejak awal Satria mengatakan kalau ada seseorang yang terjebak di dalam sana, maka dari itu semuanya bekerja secepat mungkin untuk menyelamatkan korban.

"Kinan ada di dalem ya?"tanya Regan khawatir juga sama seperti dirinya.

Satria mengangguk. "Mungkin, tapi dari tadi saya mencoba memanggil sama sekali tak ada jawaban."

Regan mengerutkan keningnya. Lelaki yang baru saja datang itu langsung mengetok pintu lift seraya memanggil nama wanita itu. Kedua lelaki ini sedang mengkhawatirkan wanita yang sama, terlihat sekali di kedua mata mereka, cemas dan panik kini memenuhi pikiran mereka.

"Kenapa bisa jatoh sih?"tanya Regan lagi.

"Saya juga tidak tahu, tiba-tiba terdengar bunyi keras dari dalam sana."

Regan berdecak singkat. "Terus kenapa lo bisa tau Kinan ada disana?"

"Dia menaiki lift ini sendiri,"

Regan mengacak-acak rambutnya. Dia benar-benar khawatir detik itu juga, bagaimana jika terjadi sesuatu dengan wanita itu? Atau mungkin jika nyata nya kecelakaan kecil ini membuatnya kehilangan wanita itu? Ah, memikirkan segala kemungkinan itu hanya membuat Regan menjadi semakin panik, terlebih lagi Kinan ada di dalam sana sendiri.

"Lo udah pastiin Kinan ada di dalem sini?"tanya Regan sekali lagi.

"Mungkin,"

"Kamera pengintai nya mati, kemungkinan rusak karena benturan. Btw, makasih lo udah ngasih tahu bagian kecelakaan kalau ada masalah disini."jelas Regan sambil menepuk pundak Satria yang merupakan kakak tingkatnya itu.

Tim yang ada disana juga mencoba membuka pintu dengan peralatan yang dimiliki. Ketika alat-alat itu digunakan membuka pintu lift, dari kedua wajah lelaki yang sejak tadi khawatir masih terlihat sama. Mereka tidak sabar ingin melakukan tindakan ketika pintu lift itu berhasil dibuka. Butuh waktu yang cukup lama untuk membuka lift ini. Namun berkat kerjasama tim yang saling terorganisasi, pintu lift dapat dibuka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Even If Time PassedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang