[28] Berakhir

2.3K 215 54
                                    

"Han, gue minta maaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Han, gue minta maaf."

Farhan yang hendak mengambil ponsel di dalam tas menoleh, menatap kepada Juan yang menjadi pelaku atas lemparan bola tidak sengaja yang mengenai Reina. Yang secara langsung, sedikit menyulut emosi Farhan karena lelaki itu malah melanjutkan bermain tanpa berinisiatif menghampiri Reina untuk sekedar melihat keadaannya. Maka tak heran, jika Farhan hampir saja melayangkan tinjunya kepada Juan jika tidak ditahan oleh teman-temannya yang lain.

"Jangan minta maaf ke gue."

"Sorry, tapi gue benar-benar nggak sengaja. Nanti gue akan minta maaf langsung sama teman lo."

"Ya," Farhan menyaut datar, tidak lagi menatap Juan dan lebih memilih untuk fokus pada ponselnya.

Dia berniat menghubungi Shalsa karena seharusnya gadis itu sudah sampai di sekolah dari tadi. Tetapi sampai sekarang, Shalsa masih belum terlihat sama sekali. Saat Farhan hubungi pun, nomornya malah tidak aktif.

Juan yang melihat Farhan beberapa kali mendial nomor pacarnya, lantas memberitahu jika Shalsa sempat terlihat diantara kerumunan saat Farhan tengah sibuk membantu Reina.

"Dia keluar lewat pintu belakang. Kemungkinan pacar lo sekarang lagi di taman belakang gedung atau pulang lewat gerbang belakang."

"Oke, thank's." Dengan segera, Farhan meraih tasnya dan berjalan cepat menuju taman terlebih dulu karena siapa tahu saja Shalsa memang sedang menunggunya di sana.

Sesampainya di taman, netra tajamnya langsung tertuju pada seorang perempuan yang sedang duduk di salah satu kursi panjang. Kursi itu berada di bawah pohon bunga kertas yang tengah disinari oleh cahaya matahari senja.

Tidak jauh di depannya, ada sebuah kolam ikan dengan air mancur yang airnya sudah tidak jernih lagi. Cahaya jingga tampak memantul, membuat sebuah gradasi warna orange dalam air yang sesekali bergerak karena tersapu angin.

Sejuk dari pepohonan dan angin sore disertai pemandangan matahari yang mulai menghilang meninggalkan jejak warna jingga pada langit itu tidak membuat Farhan mengalihkan tatapannya dari Shalsa yang sedang duduk membelakanginya.

Melihat Shalsa yang tampak setenang ini setiap sedang sendirian, membuat perasaan Farhan selalu menghangat. Membuatnya seolah rela menghabiskan waktunya selama apapun hanya untuk melihat Shalsa dari kejauhan seperti ini. Dia seolah dejavu, kembali mengingat masa-masa dimana Farhan hanya bisa melihat Shalsa dari jauh kala mereka belum sedekat sekarang.

Setelah puas memandangi punggung Shalsa selama beberapa saat dan mengangumi betapa cantiknya figur perempuan mungil itu yang saat ini tengah mengayunkan kaki sambil beberapa kali melempar kerikil ke dalam kolam, Farhan lantas berlari kecil dan langsung memeluknya dari belakang. Melepaskan rasa rindunya yang begitu besar seolah mereka sudah lama tidak bertemu. Padahal, Farhan baru tidak melihat Shalsa selama beberapa jam.

Relationshit [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang